Rabu, Desember 30, 2009

si Anak Mbarep


Inilah rasanya menjadi seorang ibu, ketika menanti anaknya mudik. Semua sudut rumah dibersihkan, masak kesukaannya, menyiapkan kamar, membersihkan kamar mandi. Semua itu berharap agar dia selalu kangen rumah, setelah sekian lama berkutat di kamar kos yang sumpek, pengap dan pastinya kotor (karena dia paling malas bersih-bersih)...

semalam aku telepon menanyakan jadi naik kereta apa, dia bilang mau ganti kereta anggrek, karena kereta sembrani telat lima jam!

Wah, jadinya pagi harinya sibuk ke stasiun pasar turi jemput dia jam 09.00. Duh anakku wajahnya kemeleng. rambutnyha gondrong, tapi dia lumayan menjulang. Diusianya yang baru menginjak 17 tahun 2 bulan, dia tampak matang. Aku bilang dia boros wajah. Lha piye, sekolah cuma dua tahun dua tahun, lalu usia 15 tahun sudah kuliah di UI. tentu saja wajahnya mateng dewasa banget.

ketika aku tanya siapa pacarmu? jawabannya memnbuatku tergelak... AKu manut mama saja, mama ae yang milihkan... aku percaya mama kalo urusan perempuan... ha ha ha...

Senin, Desember 21, 2009

RIBUT TIKET

Sabtu kemarin, anakku Ian pingin nonton bola di Tambaksari. Memang dia pingin banget nonton Jagoannya Persebaya di Tambaksari. Padahal hari Sabtu adalah jadwalnya di les di Newtron.
"Hari ini jadwal lesnya Fisika Ma, mama ngijinkan enggak aku gak les? "rajuknya sambil ketap ketip.
"Ya lah nggak apa wes..." kataku. Tiba-tiba Bapaknya bertanya
"Kamu nggak pingin nonton Avatar?" Bapaknya ini memang gila nonton, yang tentu saja nurun ke anak-anaknya. Dalam minggu ini sudah 2 film yang ditonton yaitu 2012 dan Laskar Pelangi. Bahkan ketika antri tiket untuk 2012 antrinya naudzubillah puanjaaanggg .... uyel-uyelan. Ketika nonton Laskar Pelangi dia beli langsung 6 tiket. Masyaallah.... terpaksa ngajak tetangga dan keponakan.
"Lha wis nonton bola masak nonton Avatar" protesku yang merasa eman duit kok dibuang-buang.

"Lho Avatar iki film yang diulas banyak media, 3 dimensi lagi, mama iki gak gaul blas..... 

yo wes lah terserah kamu sama Bapak. Kebetulan sore itu hujan dueres poll, jadinya mereka berdua sampai di rumah teles kebles. Dan yang buat aku jengkel, tiketnya AVATAR ceket kayak di-lem. yang satu tiket bisa aku selamatkan yang dua tiket ketumpuk jadi satu, gak bisa dilihat nomor kursinya berapa. Ini gimana to, ya nggak bisa laku tiket yang model begini. kataku jengkel. BISA NANTI BISA MASUK kata suamiku. E, lhadalah kok tiket itu disetelika to sama bojoku. Maksudnya biae cepet kering. Sempat tarik=tarikan denganku. Aku nggak mau tiket itu disetelika, tapi suamiku ngotot narik tiket untuk disetelika. Hasilnya? Tiket itu jadi hitam legam. karena tintanya luntur kena panas setelika.... aku tambah jengkel. Tapi suamiku tetep ngajak ke GALAXY nglanjutkan acara nonton. Sampai disana, aku masih nggondok polll, dia antri untuk nukarkan tiket.... tak lama dia sudah sampai di depan hidungku sambil nyodorkan tiket yang gress, dengam tanda tangan manajernya... dalam hati kau katakan SAKTI JUGA . tapi karena gengsi dan masih gondok aku cuek saja dia berhasil dapatkan tiket.

KArena film AVATAR bagus, dan dia belikan aku popcorn, pulangnya aku simpan tiket itu dengan senyum-senyum. DASAR kata suamiku. he he he 

Selasa, Desember 15, 2009

CINTA MUTLAK

Senin, Desember 07, 2009

rumah di bawah bukit

Kemarin, bersama Timut aku ngunjungi rumah di bawah bukit. AKu senang banget, dan sujud syukur nggak nyangka bisa juga punya rumah sendiri. Walaupun awalnya Timut marah karena nggak setuju (aku belinya nggak ngomong ke Timut....), tapi akhirnya karena rasa cintanya padaku demikian luar biasa akhirnya toh Timut luluh juga ketika aku bilang 'AKU INGIN MENIKMATI HARI-HARI BERSAMA TIMUT, HANYA BERSAMA TIMUT DI RUMAH ITU....
Kini rumah itu menjadi rumah impian, terasa memanggil manggilku untuk aku singgahi.

Sore kamarin pertama kali aku membersihkan rumah itu, sudah aku belikan cat warna ungu jingga. Rumah ini menjadikan rumah impian yang terwujud. Karena betul-betul di bawah bukit dan gunung Arjuno. Sebenarnya di balik bukit itu, terhampar tanah kebun yang baru saja dibeli Timut dengan luas hampir 600 meter. Aku ingin menambahkan 150 meter lagi karena tinggal satu petak yang tersisa. Ku pikir nanggung, mending dibeli saja untuk tambahan inves bagi ridho dan ian, anakanakku yang luar biasa. Saat ini tanah itu baru saja aku tanami nangka satu pohon, duren 2, duku 2, kelengkeng 3, rambutan 2.

Lokasi tanah kebun ini betul-betul asli tanah desa, dengan berpetak-petak sawah yang ditanami padi juga banyak pohon bambu, nangka, jagung dan umbi-umbian. Petak-petak kebunku pun ditanamai penduduk kacang tanah. Kami mengijinkan mereka menanaminya karena selain agar semakin gembur juga agar ada yang merawat kebun itu.