Banyak orang tua menginginkan anaknya cepat bisa baca, karena zaman sekarang rasanya tidak ada anak yang tidak pandai. Semua pandai-pandai, karena itu tingkat kelulusan mulai SD,SMP, SMA dari tahun ke tahun selalu dinaikkan. Tidak heran menjelang Unas, yang stress tidak saja murid atau guru, tapi juga orang tua. Ke-stresan ini kemudian ditangkap dengan cerdas oleh bimbingan belajar. Maka dimana-mana bermunculan berbagai lembaga bimbingan belajar, yang hanya memberi tambahan pelajaran khusus materi Unas saja. Jadilah anak-anak ini, dijejali materi Unas sepulang dari sekolah.
Sebenarnya dasar dari kecerdasan seseorang adalah membiasakan mengasah otak mereka dengan membaca. Sejak kecil mereka harus dibiasakan dengan membaca. Masalahnya banyak anak-anak yang terlambat mengenal buku, sehingga mereka tidak suka membaca. Ditambah lagi pelajaran yang mereka terima jarang sekali memberikan tugas mengarang. Jadilah sebagian besar dari mereka lebih menyukai main PS daripada membaca.
Sebenarnya mudah mengajari anak membaca, prinsipnya adalah ketelatenan. Sejak kecil mereka perlahan-lahan dicoba dikenalkan pada huruf hidup a, i, u, e, o. Namun huruf hidup ini ditulis dengan huruf kecil bukan huruf kapital. Karena apa? Baik tulisan maupun buku yang dia baca kelak, lebih banyak menggunakan huruf-huruf kecil. Sejak kapan mereka dikenalkan pada huruf-huruf ini? Sejak sedini mungkin, paling tidak sejak dia bisa berbicara.
Huruf hidup ini bisa dibuat sendiri dari guntingan kalender yang sudah tidak terpakai (belakang kalender yang warnanya putih). Potong kalender kira-kira berukuran 7 x 7 cm. Jika anda suka bisa dibentuk aneka rupa, semisal buah, bintang, bulan atau bunga. Tulis huruf hidup pada masing-masing kotak atau gambar tersebut. Kenalkan pada anak, masing-masing huruf, sampai mereka hafal mana yang huruf a, i, u, e maupun o. Ajak mereka mengenal huruf dengan bermain atau bernyanyi. Setiap anak kecil pasti akan tertarik jika permainan itu menyenangkan baginya. Ingat jangan memaksa. Beri mereka ciuman dan pujian jika dia bisa menebak huruf yang benar. Jika salah, jangan ditegur, tetap peluk mereka sambil diajari lagi.
Setelah mereka hafal masing-masing huruf hidup, maka lanjutkan permainan dengan menggabungkan satu huruf mati saja dahulu, semisal dengan memperkenalkan huruf b. Ingat huruf yang ditulis adalah huruf kecil bukan huruf kapital. Disini anda bisa mencontohkan huruf b digabung dengan huruf a. Saya dulu melakukannya dengan menyanyi : “b sama a, bunyinya apa…?” “ba!”.
“b sama i, bunyinya apa…?” “bi!”
Jadi dibaca ba-bi..
Begitulah dilakukan berulang-ulang sampai mereka hafal. Setelah hafal, lanjutkan dengan huruf hidup lainnya. Ganti dengan “ b sama u bunyia apa?” bu!... “b sama a bunyinya apa ..? ba! Jadi dibaca bu-ba… begitu seterusnya ahirnya mereka akan membaca secara sederhana ba-ba, bi-bi, ba-bu, ba-bi, be-bi… dst. Setelah itu ganti dengan huruf lainnya semisal “m”, lakukan langkah yang sama seperti di atas.
Modal yang dipakai untuk mengajari adalah ketelatenan dan kesabaran ditambah kasih sayang pada mereka. Setelah mereka bisa membaca, ajak mereka ke toko buku. Kenalkan buku pada mereka, biasanya anak-anak suka dengan buku yang bergambar menarik semisal Donal Bebak, Bona dll. Jika mereka telah lancar membaca, tambahkan koleksi bukunya dengan seringkali mengajak mereka belanja buku, tapi kali ini biarkan mereka memeilih bukunya sendiri. Tidak ada salahnya anda juga rajin bercerita tentang kehidupan binatang seperti lebah, ulat dan kepompong atau kejadian alam seperti gerhana matahari. Syukur-syukur jika andapun memberikan buku tentang kehidupan lebah, ulat maupun kejadian gerhana matahari. Jika anda memiliki dana, tambahkan koleksi bukunya dengan ensiklopedi kehidupan binatang, tubuh manusia, kehidupan hewan laut dll. Jika dana anda menipis, carilah buku sejenis ditempat loak, tak jarang di sana buku-buku tersebut masih tersedia dengan harga terjangkau dan dalam kondisi bagus.
Jika anda telaten dan sabar, maka anda akan takjub, anak-anak ini akan bisa membaca sebelum usia empat tahun. Dan kelak dia akan melahap buku apa saja. Anak-anak adalah pintu menuju masa depan, maka kenalkan mereka pada buku, agar dunianya penuh warna.