Hari ini terasa sepi... betul-betul menikmati sendiri dihari penting...
Jumat, Juni 29, 2012
Melarikan diri ke Batik CANTING CANTIK
"lha kamu kan bukan pegawai, kamu ini bos... ya mesti ae waktu akan berpihak pada dirimu. Aku ini kan terikat gawean yang ga bisa sa'enak ae ditinggal" aku cari-cari alasan yang memang benar begitu menurutku.
"alaaa preeeeettt.... ancen ga niat" sungutnya.

"Masak habis se... coba dicek lagi, kereta apa yang bisa aku naiki ke Jogja?" kataku
Setelah petugas ngecek kembali di komputernya, masih ada satu tempat duduk di Mutiara Selatan jurusan surabaya-bandung. Alhamdulillah.... aku akhirnya pesan tiket itu sekaligus tiket pulangnya tapi kali ini dengan sancaka yang sore hari dari Jogja.
Kereta berangkat pukul 16.50, ini berarti aku akan berangkat ke stasiun langsung dari kantor sepulang kerja, dan ini berarti ga sempat pulang untuk ganti maupun ambil baju ganti. Terpaksa berangkat ke Jogja dengan seragam dinas... alamaaaakkk...
Untungnya kereta tepat waktu (heemmm terimakasih DAOP 8). Izin Timut sudah aku dapat walaupun lewat telepon dan kasih kabar ke Ian kalau emaknya ke Jogja.. (ah ini sih ga izin, tapi pemberitahuan heheee).
"Nagapain Mak ke Jogja...?" tanya anakku dari seberang sana
"Jalan-jalan aja.." kataku
"Aku mau ke Jakarta Mak... boleh ya"
"Yah boleh.." masak aku nggak ngijinin, wong emaknya aja kluyuran ke jogja.
Aku duduk bersama orang laki-laki yang akan turun di Bandung. Deret sebelahnya dua orang laki kayaknya bapak dan remaja yang asyik bicara dengan buka laptopnya.
Bapak sebelahku nawari aku makan... dari baunya aku yakin dia makan sesuatu yang bumbunya dari petis. Aku tahu ini hanya basa basi saja sebagaimana orang2 Indonesia umumnya.... lha kalau aku mau, lantas dia makan apa? masak berdua... gak aja deh...
Sebagaimana orang yang biasa berbasa-basi akupun menjawab terimakasih dan lagi puasa... (puasa sungguhan rek, ga basa basi...).
Pukul 17.35 terdengar azan maghrib, gantian aku yang makan, buka puasa. Menu nasi kotak yang dibawain si Siti kantin kantor banyak bener... bali telor tahu, ati ayam, paru, kering tempe... aku nikmati aja pelan-pelan sambil dengarkan suara jaz jiz juz-nya kereta....

Tiba-tiba aku ingat Lilik, bukankah dia juga sedang dalam perjalanan ke Jogja? Segera aku kabari dia dan menyanyakan posisinya di mana? Syukurlah ternyata dia juga sudah masuk ke kereta dan katanya sampai di lempuyangan (Stasiun sebelum Tugu) sekitar pukul 22 juga. Setelah berpikir sejenak maka aku putuskan tidak perlu si Ayiek jemput aku di stasiun tugu, mana sudah malam lagi. Aku yakin dia capek banget apalagi sekitar subuh tadi dia sudah jemput Ratna dan Ina, terus siang sampe isya' jalan-jalan ke Imogiri dan sekitarnya... aku kabari si Ayik kalau aku akan naik taksi saja, dan Lilik akan menjadi tanggung jawabku untuk menjemput di stasiun Lempuyangan.

"Pak taksi yang bagus di Joga taksi apa ya... saya kuwatir nanti taksinya ga pake argo"
"Waduh saya nggak tau bu.." Semprul tenan, polisi kok gak ngerti ki piye to sungutku dalam hati.
"Coba ibu tanya aja sama petugas nanti kalau sudah sampai di Stasiun " sarannya
Ya wis, aku pake jurusan andalan-ku pasrah saja...semoga dapat taksi baik.
Tiba-tiba bapak yang duduknya sederet denganku berjalan ke arahku yang sudah berdiri di depan pintu keluar kereta.
"Ibu mau ke mana?" tanyanya
"Ke Kaliurang pak"
"Kaliurang berapa, saya juga ke arah sana"
"Kaliurang 8,3 pak.."
"Lha saya di 6,5.."
"Kalau begitu saya minta tolong pak ya, dibarengi nyarikan taksi yang pake argo, saya ga bareng dengan bapak, tapi saya naik taksi sendiri saja.." kataku dengan wajah biasa, pake jurus melas.
"Baik bu, nanti saya carikan saya juga naik taksi kok" katanya
Lantas dia menjelaskan beberapa taksi di Joga memang ada yang nggak pake argo, kalau kita nggak hati-hati bisa ke "bllondok" katanya.
Setelah kami turun dari kereta, dia mengajak aku ke lokasi pangkalan taksi. Memenag benar, di sana banyak sekali taksi yang menawarkan tanpa argo. Setelah kami minta pake argo dia nggak mau. Syukurlah akhirnya ada juga taksi yang mau pakai argo. Tapi tanpa aku duga, bapak ini menawarkan aku untuk bareng dengannya.
"Ndak usah pak terimakasih, saya soalnya mau jemput teman saya di lempuyangan dulu" kataku mengelak.
"Ndak apa bu, kita jemput temannya ibu di lempuyangan"
Akhirnya dengan mempertimbangkan malam yang semakin larut, dan kelihatanya bapak ini orang baik-baik, maka aku akhirnya bareng dengannya.
"Maaf Pak, saya bersama bapak....?" tanyaku
"Oh, nama saya Iwan bu, ibu siapa?" tanyanya seraya menyalami aku
"Puri , pak saya orang surabaya" kataku
"Lho kantor saya di surabaya juga bu, di daerah semolowaru sana... " katanya.
Ada perasaan lega, ternyata dia juga orang Surabaya yang juga tinggal di Jogja.
"Ndak papa bu, wong murah kok " katanya
Setelah pesan ke sopir taksi agar mengantarkan aku sampai tujuan dia pamit dan memberikan aku kartu nama.
"Sopo iku Pur..?" tanya lilik
"Malaikat penolong" jawabku
"Ngganteng juga pur" kata Lilik. Kali ini aku gak komentar.
Taksi meluncur ke arah Butik Canting Cantik. Didepan rumah, si Ayiek sudah berdiri melambaikan tangan.
Ya ampun aku terkesima dengan rumah Ayiek yang merangkap butik. Berbagai jenis batik, lurik, kain tenun terhanpar di galery-nya. Gak nyangka anak ini kreatif dan nyeni juga...
Si Ina dan Ratna udah lelap di kamarnya. Badanku capek tapi senang dan lega bisa melarikan diri ke kaliurang. Ayik udah nyiapkan daster dan handuk, karena dia tahu aku ga bawa baju, cuma pake baju dinas di badan.
Angler banget si Ina dan Ratna tidur, diam-diam aku potret mereka. Ya ampuunn.... si Ina nge-bom aku... buanterrr.... "DUUUUUUUUUUTTT...PREEEET PRERRTT PRRTTTEETT DDUUUUT..." Gak sadar rupanya dia mengeluarkan Bom Molotof-Hiroshima-nya... " emmmm Puri... sini aku keloni" katanya riyep-riyep. Akupun ngrungkel dipeluk Ina... kekepannya enak banget, kayaknya aku angler juga dikeloni dia... Pagi harinya, kita betul-betul dimanja sama Ayiek. Semua baju yang kita pilih digratiskan 2 biji, itupun yang paling mahal harganya. dan baju lainnya didiskon sampai 70% , itupun masih ditambah bonus kain lurik, kerudung pasmina 2 biji, oleh-bakpia satu tas kresek besar... jadi berangkat cuma bawa baju yang melekat di badan, pulangnya bawa baju se koper....
Pagi harinya setelah puas milah milih baju, kain, dan lain-lain... serta sarapan di rumah makan IKIOKE miliki si Ayiek juga dengan menu mak nyuuusss..... (lupakan diet sodara-sodara)
Ayik meluncur ke arah gunung Merapi, menapak tilas peristiwa meletusnya gunung merapi. Kami juga sempat singgah di rumah Mbah Marijan, yang sangat fenomenal.


Petualangan di Gunung Merapi, sungguh luar biasa. Petilasan kejadian sangat luar biasa dengan sungai lahar dingin masih membekas. Rumah yang hancur, pasir dan batu-batu yang memenuhi sungai (yang sekarang penuh pasir) dan monumen rumah mbah Marijan saksi bisu atas kejadian yang sangat luar biasa.
Turun dari Gunung Merapi, kami menuju Malioboro dan Pasar Bringhajo menikmati makan siang. Luar biasa pelarianku ke Kaliurang ini, bertemu teman-teman yang sangat luar biasa...
Kamis, Juni 21, 2012
Bicara dengan angka
Aku dan dia sungguh beda. Aku yang suka bermain dengan huruf, merangkai huruf menjadi kalimat dan ucapan, kadang tidak nyambung dengan dia yang lebih suka mengungkapkan dengan data dan angka. Dia umek dengan rumus dan probabilitas, aku sibuk dengan gesture, ungkapan, bahkan kadang dengan komunikasi antar personal. Sibuk menterjemahkan bahasa gesture dan non verbalnya....h h h h h .....
Sungguh menjengkelkan, akhirnya aku benar-benar berkomunikasi dengan diriku sendiri, sibuk meng-gesture dirinya. Dia bicara memakai kuping... tapi tanpa reaksi. Dia lebih memakai bahasa non verbal, bahasa isyarat, bahasa gesture. Menunjuk, mengangguk, menggeleng atau angkat bahu. Kadang malah tidak ada reaksi..... alamaaaaakkk puyeng kepalaku.
Tempo hari ketika ponakan, putra mbarep kakak yang di Kendari ndaftar ikut tes di ITS ambil jurusan statistik dan juga tes di Unair ambil manajemen. Ndilalah, dua-duanya ketrima. Lantas kita-kita ini diajak urun rembug sama bapaknya, mana yang sebaiknya dimasuki. Mbakyu-ku, suamiku dan adikku menyarankan masuk di ITS saja. Ini berarti yang diambil adalah statistik. Lantas aku kasih pandangan berbeda sama si ponakan'an ini.
"Nis (namanya Anis), kamu lihat Om Dwi, lulusan statistik to? Bulek udah kumpul dengan Om-mu ini hampir 20 tahun, tapi lihat sikapnya... jadi aneh. Dia gak pernah ngomong, sibuk dengan internet dan angka, sibuk dengan grafik. Sibuk dengan dunianya sendiri, gak pernah ngreken bulek. Kalau bulek ajak bicara wajahnya jadi aneh. Kalau bulek tanya gak njawab. Untung bulek ini sabar. Ini gara-gara dia berkutat dengan rumus dan angka, berkutat dengan probabilitas, dan random. Kamu mau jadi kayak begitu?. Mas Dwi, bojoku,
yang dengar cuma senyam senyum. Mbencekno.
"Terus Nis", lanjutku. "Kamu lihat Bulek Wiwik? Lulusan statistik to, apa yang dia lakukan? Melakukan penelitian melulu, sibuk dengan dirinya sendiri. Sampai gak tahu kalau anaknya ga pulang, gak tahu anaknya udah makan apa belum, kadang sampe kelaparan. Kalau ambil rapot bulek Puri yang ambil rapot anak-anaknya. Bulek Wiwik ini selalu mengukur sesuatu dengan untung rugi, mana yang menguntungkan dia ambil, kalau perlu dengan segala cara sampai titik darah penghabisan. Semangat puoll kalau ngejar duit. Ini karena diotaknya ada rumusan dan hitungan statistik" kataku. Mbak Wik tertawa keras mendengar aku mendiskrpsikan dirinya.
"Nah Nis, kamu lihat Om Yoyok. Lulusan statistik juga to? Lihat dia gak pernah pulang. Bulek Aris cuma jadi satpam di rumah, saking seringnya ditinggal Om Yoyok keliling Indonesia melakukan penelitian. Pulang paling cuma seminggu, setalah itu pergi lagi. Di rapot anaknya tertulis pekerjaan Om Yoyok itu Peneliti. Di keluarga besar ini ada 3 manusia yang lulusan statistik, semua mirip-mirip tingkah lakunya, sibuk dengan dunianya sendiri berkutat dengan angka dan rumus. Masak kamu akan nambahi Nis?" Kataku.
Setelah merenung sejenak, Anis bilang "Yo wis bulek, aku ikut saran bulek masuk Unair saja" katanya seraya toss denganku. "Horeeeeee" aku teriak kegirangan.
Aku yakin tidak semua orang statistik kayak Mas Dwi, yang diem cuek bebek. Tapi aku kan juga kadang butuh teman bicara, teman diskusi. Masak mau ngomong dengan dia kudu mikir dulu, cari kalimat yang tidak berupa pertanyaan yang jawabannya ya atau tidak. Masalahnya kalau aku bertanya sesuatu yang jawabannya ya atau tidak, dia cuma menggeleng atau mengangguk. Bayangkan kalau aku ga lihat dia, aku kan gak tahu apa jawabannya. Kadang jawabannya malah mengangkat bahu... duuhhhh ...!!!
Rabu, Juni 20, 2012
YA AMPUUUNNNN.............
Apa yang harus aku katakan lagi pada anak-anak ini? beginilah kalau jadi orang ga bisa marah. Kupikir-pikir enak juga kalau seandainya bisa marah. Iri banget rasanya sama orang yang bisa marah. Yah piye mau marah sama anak buah.... wong masih ditanya aja wis nangis,,,, hadaawwww... Sekarang aku yang kepontalan mberesi pekerjaannya. Apalagi aku punya prinsip gak bisa nyalahkan anak buah, kesalahan tetap ada pada aku selaku pimpinane,karena aku tidak bisa membina dan mengarahkan anak buah untuk disiplin dan menyelesaikan pekerjaan sesuai target. Siapa bilang jadi pimpinan enak....apalagi aku bukan tipe orang yang suka marah-marah dan maksa. Duh lemahnyaaaaa.... buenci aku karo awaku iki....
Jadi ingat sama Bu Lis, yang tiap hari bisa marahin anak buah, sampai semua anak buahnya bawa tutup telinga IM3. Tiada hari tanpa omelan Bu Lis.... tapi aku pingin bisa kayak dia, sebab kalau tidak dioemelin akibatnya ya kayak begini ini....hiks.
Selasa, Juni 19, 2012
GAK MAU TUA..
Sebetulnya malas banget kalau disuruh mengingat tanggal kelahiran. Paling jengkel kalau ditanya usia... *penyakit perempuan yang pertama *. Kalau orang lain barangkali seang dikasih ucapan selamat ulang tahun, tapi untukku... *garuk-garuk hidung*, kalau bisa jangan ada yang tahu hari kelahiranku.. kecuali, ya kecuali dia bawain aku kado spesial..... *beli aja sendiri kue tart yang gudheeee. terus ditulis selamat ulang tahun sayangku...welleeehhhh...*.
Paling seneng kalau ada yang bilang .."masak sih udah 48...? kayaknya masih 40 aja. Mana ga ada keriput, masih imut... cantik....". *penyakit perempuan ketiga*
"Ah jangan gitu ah.... wong udah tuek kok dibilang muda.." *dalam hati seuenneeenggg, nari-nari *
Berapapun usia tidak jadi masalah asal bermanfaat bagi sekitarnya, bermanfaat bagi orang lain.... tapi tetap cantik, tetap imut... ah menyenangkannya ....
Langganan:
Postingan (Atom)