Selasa, Desember 09, 2008

MENDATANGI TIDAK DIDATANGI

Tanggal 8 Desember 2008 ini, adalah hari raya IDUL QURBAN. Seperti tahun-tahun lalu, saya merenung dan mulai mengkalkulasi harga hewan-hewan kurban. Jangan salah sangka, bukannya mau jualan daging kurban, tapi mencoba menghitung... saat ini harga kambing dipasaran sekitar 1 juta dan harga sapi 8 juta. Kemudian saya mulai menghitung, seandainya kaum duafa tidak menerima daging, tapi diberikan uang untuk modal seharga hewan qurban... bagaimana ya? Ada yang setuju ga? Tahun lalu hal ini sudah saya tanyakan di salah satu forum tanya jawab pada salah satu ustadz... tapi jawabannya : hukumnya wajib dengan hewan qurban tidak bisa dialihkan ke bentuk uang walaupun itu untuk kaum duafa/fakir miskin atau orang yang membutuhkan lainnya...

Jadi ketika adik saya telepon dan bertanya saya berqurban ga? saya jawab ya. Kemudian dia bilang, kalau akan dibelikan kambing di daerah Pujon - Malang, sekalian dibagikan di daerah sana. Dia bilang di Pujon banyak orang yang tidak mampu. Saya merenung, dan bertanya padanya, berapa uang yang terkumpul untuk beli hewan qurban? dia bilang ada sekian puluh juta. Saya protes dan bertanya kenapa kamu harus bagikan daging yang paling banter mereka terimanya cuma 1/2 kg? Kenapa tidak uang saja yang dibagikan kepada mereka? "Lho ini hukumnya wajib, berqurban itu untuk menyembelih hewan qurban dan membagikan dagingnya pada kaum duafa... " jawabannya persis seperti yang dikatakan ustaz yang dulu pernah aku tanya.
"Tapi kalo mereka makan daging kambing terus sakit darah tinggi gimana? Kalau mereka dapat daging, tapi ga punya beras, ga punya minyak, gimana? " ... adik saya diam.
"Apa ga sebaiknya diberikan uang saja, katakanlah 500 ribu/keluarga atau harga satu kambing untuk 2 keluarga. Barangkali dengan uang ini akan lebih bermanfaat. Siapa tahu, bisa nambah modal dagang, nambah kebutuhan sehari-hari mereka..."
"Coba kita hitung, berapa Milyar jumlah uang yang terkumpul se Indonesia untuk beli daging hewan qurban.. ? Jika dibagikan ke keluarga miskin, mereka pasti akan terbantu..." Kata saya panjang lebar. Adik saya diam saja. Saya ga tau diamnya itu mencerna apa yang saya omongkan, atau jengkel dengan saya yang banyak bicara dan bertanya, atau bisa jadi mangkel wong di agama sudah begitu bunyinya kok masih diprotes....
Karena dia cuma diam saja, akhirnya saya bilang: Oke saya akan kasih kamu uang seharga kambing, tapi nanti kalau di Pujon sana, ada orang duafa yang sangat membutuhkan uang entah itu untuk berobat atau untuk modal, tolong uang saya jangan dibelikan kambing tapi berikan saja uang saya padanya... saya yakin Tuhan akan memahami pikiran saya" . "Ya mbak, besok akan saya ambil uangnya" lantas dia menutup telepon.

Hari ini saya baca berita di koran, beberapa orang pingsan berdesakan di salah satu tempat pembagian hewan qurban hanya untuk mendapatkan daging 1/4 kg.... Dan celakanya kejadian ini juga terjadi di beberapa kota. Barangkali seperti halnya saya yang malas jalan, malas untuk berbagi dengan mendatangi karena saya lebih suka didatangi... Dan karena saking banyaknya orang miskin di negara ini, termasuk saya yang miskin hati untuk berjalan mendatangi mereka, maka seperti laron merubungi lampu.. mereka berjejal-jejal menadahkan tangannya untuk memperoleh daging 1/4 kg itu...
Saya tidak tahu, apakah seandainya saya dan mereka yang berqurban memiliki hati yang luas dan lapang, sehingga suka rela berjalan mendatangi dan membagikan daging ke kantong-kantong masyarakat duafa, apakah kejadian yang memiriskan hati dan memalukan ini akan tereliminir? Tapi kita memang harus belajar untuk mendatangi mereka, tentunya tidak dengan kamera dan berita... Biarlah kameranya ada di Gusti ALLAH dan beritanya tertulis oleh malaikat Munkar dan Nankir... SELAMAT IDUL ADHA, SELAMAT BERBAGI, SELAMAT BELAJAR MENDATANGI TIDAK DIDATANGI....