Rabu, November 26, 2008

Nainai Dhodhori part 3

Nainai Dhodhori mendongak ke atas ia melihat huruf rune "MARIANA" persis di atas pintu masuk. Moress berjalan dengan menggunakan ekornya yang mirip kaki manusia menuju pintu. Nainai mengikuti di belakangnya. Mereka berjalan memasuki lorong batu karang yang berwarna putih. Semakin ke dalam lorong semakin sempit hingga mereka menuruni tangga dari batu-batu yang berwarna hitam. Hingga akhirnya sampailah mereka pada suatu ruangan yang cukup luas, dengan hamparan pasir putih. Di tengahnya terdapat meja dari batu yang berwarna hijau. Dan ada sebelas orang duduk di kursi kerang raksasa yang terbuka berwarna putih keperakan mengelilingi meja. Sebetulnya mereka adalah sekelompok duyung. Makhluk yang berbadan separo manusia dan ikan. Ada tiga kursi yang cukup tinggi dengan kulit kerang yang lebih lebar dari delapan kursi lainnya berjajar di sebelah utara. Masing-masing kursi itu memiliki sandaran lumut yang sangat tebal dan indah. Bantalan tangannya terbuat dari mutiara hitam.

Sebelah kiri duduk seorang perempuan dengan mata berwarna hijau. Rambutnya yang hijau menjuntai panjang menutupi seluruh dadanya yang bersisik perak. Di pergelangan tangannya yang memegang tombak mirip petir melingkar gelang mutiara yang berwarna putih. Di tengah duduk seorang laki-laki tinggi besar. Tampaknya dialah pemimpin sidang. LAki-laki ini memiliki jenggot berwarna merah panjang menjuntai, dan memakai jubah berwarna biru, badannya penuh sisik yang juga berwarna biru. Di tengah dahinya terdapat tanda bintang berwarna keemasan. Pemandangan yang sangat kontras dan mencolok karena jenggot merah panjang dipadu dengan sisik dan jubah biru. Jari-jarinya yang berselaput memegang tongkat naga yang bertahtakan mutiara merah pada mulutnya. Sedangkan mata naga pada tongkat itu berwarna hijau zamrud. Di sebelah kanannya seorang laki-laki dengan sisik hitam dan tebal, wajahnya mirip dragon sea, sisiknya tebal dan hitam bercahaya. Walaupun tampak menyeramkan, wajahnya menyiratkan kewibawaan.

"ahaa Moress selamat datang" Seseorang yang memiliki wajah segi lima dengan lima lengan dan tubuh penuh totol totol menyapa mereka. " Apa kabar Astero" sapaMoress. "Duduklah di sebelah Nakaru". Kata Astero. Nakaru adalah sebangsa ikan yang cantik. Sisiknya berwarna kuning keemasan. Tubuhnya kemilau kekuningan. Matanya besar bercahaya. Pada dahinya ada rambut yang mirip poni keemasan.
Moress menggamit lengan Nainai Dhodhori untuk duduk disebelahnya. Kursi yang mereka duduki, seperti kursi lainnya adalah semacam kerang perak. Saking besarnya kerang tersebut, Nai seakan-akan tenggelam ke dalam kursi.

"Baik, kita mulai saja pertemuan hari ini" kata laki-laki yang memiliki bintang emas didahinya.
"Moress, apakah dia manusia yang bukan manusia? Tanyanya sambil melihat ke arah Nainai.
"Ya Tuan Arunga, dia datang di ........... sesuai dengan surat yang dikirim oleh Astero"
"Hmm... bagaimana keadaan di dunia atas menurut perkiraanmu Moress? Tanya Arunga
"Saya rasa kurang begitu baik tuan. Sebelum kami ke sini, sudah ada tanda dari kekuatan yang tidak tampak menyerang kami." Kemudian berceritalah Moress tentang cahaya merah yang menyerang dirinya dan Nai.
"Anak muda, engkau adalah manusia yang bukan manusia, karen aengkau keturunan Ea. Dan menurut perkiraan ramalan Syliph, ............. mengalami kegoncangan yang sangat berpengaruh pada dunia atas. ". "Syliph, katakan ramalan apa yang kau dapatkan dari pendanganmu" Seru Astero, pada ikan putih yang memiliki sayap putih bersisik perak. Wajahnya putih pucat. Tangannya yang panjang dan berselaput, mengambil sehelai sisik dari sayapnya. Dengan bunyi PLUP ... sisik itu berubah menjadi sebutir mutiara bening keunguan sebesar bola sepak. Perlahan Syliph meletakkan Bola mutiara itu di tengah-tengah meja... Dengan membaca matera pembuka inti semua yang hadir di situ bisa melihat puluhan petir menyambar langit dan angin kencang berhembus hebat. Pohon-pohon bertumbangan, sementara ombak di lautan mengglegar memecah batu karang. Nai melihat, gambarnya ada di Bola mutiara itu. Diantara daun-daun yang terhempas angin ada selembar kain hijau yang terbang teriup angin dan jatuh di kepala Nai. Nai memungutnya, dan tampak di sana huruf-huruf yang aneh yang baru pertama kali di lihatnya. Lebih aneh lagi dia bisa membacanya!.
"
Itu huruf rune" pikirnya teringat apa dikatakan Moress sebelum dia dibawa ke sini.
Bola Mutiara itu sesaat meredup, kemudian tampak gumpalan awan yang sangat gelap