Tidak menyangka tulisan lantai 960 mendapatkan beberapa komentar dari teman-teman baik lisan maupun lewat e-mail. Rata-rata mereka mengatakan kok sempat-sempatnya menghitung, seperti tidak ada kerjaan saja. Ada yang sedikit emosi, menurutnya saya menyindir lift yang tidak kunjung diperbaiki. Ada yang malah bilang, kita sudah sampai langit ke tujuh. Ada juga yang memngatakan kita sudah mendaki hampir setinggi gunung everest. Apapun komentar teman-teman saya, itu menunjukkan ada perhatian apa yang saya tulis soal lantai 960 . Berikut saya cuplikan beberapa komentar yang dikirim lewat e-mail, diantaranya adalah dari Bos saya dan juga dari Pak Adang Kepala Bidang Postel. Semoga kita akan menemukan TELUR EMAS seperti halnya si JackIni dimanapun lantai kita pijak. Nah, ini dia komentarnya :
Bos menulis : Lebih hebat lagi teman2 di ruangan saya tiap hari berapa huruf al quran yg telah dibaca?
sekarang sudah lebih dari 2 bulan temen2 sebagai syuhada' telah membaca berapa huruf yg ditebarkan tiap pagi di jimerto bahkan sudah berapa ratus rakaat sholat jamaah baik yg wajib juga sunnah tinggal kita berdoa semoga syuhada'2 yg telah mau mensyiarkan islam 4JJI meridhoi kita semua
mungkin ini yg lebih patut kita syukuri
terimakasih temen2 sbg warisatul ambiya'
(Wah, Pak Bos ini kayaknya nyindir saya karena saya belum pernah ikut ngaji dan sholat dhuha bareng di ruangannya....he he he...)
Pak Adang menulis : Betul betul jeli si ibu satu ini dalam mensikapi dan mengamati prilaku dan aktifitas keseharian yang dilakukan khususnya komunitas manusia di lantai V.
Hanya saja yang perlu kita pikirkan kenapa kita tidak bisa menyampai pada ketinggian 960 seperti hitungan dan perkalian sebenarnya sehingga kita hanya terpaku pada hitungan angka cuma 96 atau setingkat lantai 5 tidak bisa lebih dari itu.
Coba kita renungkan kenapa itu terjadi..............????????????????????
Itulah kehidupan dimana manusia punya keterbatasan kemampuan yang mana saat ini hanya sebatas lantai 5 ketinggian yang bisa kita capai dan akhirnya kita juga turun lagi ke lantai 1, itu kita ulang setiap hari
Apa yang bisa kita ambil hikmah dari semua itu.
1. Kita wajib bersyukur meskipun bahwasanya kita diberi kemampuan untuk dapat naik sampai ke lantai 5
2. Kita harus berhati hati untuk menapaki tingkat kehidupan yang lebih tinggi karena setiap langkah lebih tinggi resiko semakin lebih besar dan tingkat kesakitan apabila terpelesat bahkan sampai jatuh bisa berakibat lebih sakit dan buruk kecuali dengan pertolongan Allah SWT
3. Ketika kita diatas sepertinya kita wajib untuk melihat kebawah sehingga mampu membawa diri kita untuk dapat melihat, merasakan, mengayomi bahkan wajib peduli aktif dengan yang dibawah
4. Semoga Allah senantiasa memberikan jalan keluar dan kemampuan kepada kita semua untuk menapaki kehidupan yang lebih tinggi dengan lancar bersama ridhoNya serta menuntun kita turun untuk membantu dan menunaikan kewajiban yang ada dibawah dalam rangkah menapaki kembali keatas dengan iringan ridho Allah SWT. Amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin
5. Akhirnaya semoga Allah SWT. membimbing kita untuk menapaki kehidupan dan pekerjaan kita dan memberikan jalan yang lebih baik untuk kita semua rekan-rekan, pimpinan, dan staf seperti kita