Siang itu saya bertanya kepada Pak Anas, teman se kantor yang duduknya persis di sebelah saya.
"Pak apa yang dilakukan seorang pria jika dia penasaran dengan perempuan?". Pak Anas seperti biasanya, jawaban melenceng tidak karuan, yang intinya tidak fokus pada pertanyaan. Saya sendiri yang gablek wong pak Anas kok saya tanyai sesuatu yang dimana saya butuh jawaban konkrit. Sedangkan Pak Anas menganggap saya ini orang jadul, jadi jawabannya yang sak penake dhewe.
Jadi terhadap pertanyaan saya tadi itu, dia menjawab " Ya pendekatan,kemudian....."
Kemudian saya bertanya ke Pak Hang, karena saya butuh jawaban yang bisa menjawab rasa penasaran saya, yang tentu saja jawaban itu harus masuk logika, terutama logika saya. Alasan saya bertanya ke Pak Hang, karena di memiliki istri 4 orang, jadi apakah dia menikah lebih dari satu itu karena menuntaskan rasa penasarannya terhadap kaum perempuan? Dia cuma tertawa keras...
Mengapa saya bertanya demikian? Karena diusia saya yang menjelang 45 pada 30 Juni ini, saya masih merasa tidak "aman" terhadap kaum pria iseng. Saya katakan iseng, karena mereka seperti tidak ada kerjaan selain mengejar-ngejar para perempuan, seperti layangan, apalagi para perempuan itu yang sudah berumur macam saya ini. Menjengkelkan sekaligus menjijikan. Barangkali ini memang sudah wataknya para lelaki yang suka petualang. Nanti, apabila para perempuan yang dikejar-kejar tadi sudah didapatnya, maka yang disalahkan pasti perempuannya, kenapa kok mau? enak benar para lelaki itu.... Kepada Mas Dwi saya pesan, "Mas tolong jaga saya... agar saya tidak hilang..." saya berkata demikian pada mas Dwi sebab saya tidak tahu apakah pertahanan saya akan tetap kokoh? Apakah saya akan tetap bertahan kokoh tegar menjulang jika saya bertemu dengan lelaki impian... ??
Tidak dipungkiri, ada ketakutan menghadapi pertambahan usia ini. Sesuatu yang sudah kodrati yang setiap benda apapun di dunia ini baik benda mati maupun hidup, selalu berangsur menjaditua rapuh dan mati. Begitu pula manusia, yang sebenarnya sudah bisa berhitung kapan Tuhan memberi jatah usianya. Karena itu, diam-diam saya berharap, jika Tuhan mengijinkan, lepaskanlah raga saya diusia 50 tahun, dengan kasih sayang-MU, dengan tidak merepotkan orang lain. Kenapa usia 50 yang saya minta? Karena saya harus memiliki target di hidup ini, itu berarti kurang 5 tahun lagi. Saya tidak ingin terlalu tua, menjadi tua itu berarti menempuh kodrati, menembus masa muda... dan rapuh tak berdaya. Mengerikan jika saya menjadi rapuh dan tak berdaya, dan menjadikan orang lain iba. Tapi kita juga tidak tahu apakah ada batasan manakala seseorang merasa iba dengan melecehkan? Dua-duanya juga bukan pilihan yang menyenangkan bagi seorang tua yang rapuh dan tak berdaya... sebab dikasihani menjadikan beban dan ketergantungan pada orang lain. Dilecehkan, itu berarti tidak mendapatkan perhatian.. Karena itu saya tidak ingin menjadi tua apalagi rapuh. Kalau toh saya harus menerima kodrat dan menembus masa muda dengan usia lebih dari 50 tahun, bahkan 60 tahun saya bermohon pada Tuhan.." Ya Allah, Iringi setiap langkah kakiku menuju usia yang kau gariskan dengan barokah-MU, dengan bermanfaat bagi orang lain, dengan menyenangkan orang lain..." Alangkah indahnya jika pada setiap langkah saya selalu mendapatkan sentuhan dari Allah SWT, dengan menciptakan kebeningan hati di sanubari saya.... Rasanya saya ingin hidup 1000 tahun lagi... Dan jika memungkinkan saya ingin tetap awt muda berapapun usia yang diberikan oleh Tuhan... Aduh banyak bener permintaan saya ini... Tapi kemana lagi saya akan memohon jika tidak pada Sang Pencipta?