Dapat kabar dari teman sekaligus karibku si Ratna, dia ingin aku ikut gabung di Kaliurang-Sleman Jogja hari minggu. Rupanya dia agak kesal lihat aku yang hanya janji-janji melulu mau ke Jogja tapi katanya preketeeekk....
"lha kamu kan bukan pegawai, kamu ini bos... ya mesti ae waktu akan berpihak pada dirimu. Aku ini kan terikat gawean yang ga bisa sa'enak ae ditinggal" aku cari-cari alasan yang memang benar begitu menurutku.
"alaaa preeeeettt.... ancen ga niat" sungutnya.

Akhirnya dia benar-benar berangkat bersama si Inayati dengan bis malam, di hari minggu itu. Senin pagi, diam-diam aku ke stasiun gubeng, menanyakan tiket ke Jogja. Kata petugas, tiket ke Jogja habis mulai kelas ekonomi - bisnis-ekskutif alamaaaaakk....
"Masak habis se... coba dicek lagi, kereta apa yang bisa aku naiki ke Jogja?" kataku
Setelah petugas ngecek kembali di komputernya, masih ada satu tempat duduk di Mutiara Selatan jurusan surabaya-bandung. Alhamdulillah.... aku akhirnya pesan tiket itu sekaligus tiket pulangnya tapi kali ini dengan sancaka yang sore hari dari Jogja.
Kereta berangkat pukul 16.50, ini berarti aku akan berangkat ke stasiun langsung dari kantor sepulang kerja, dan ini berarti ga sempat pulang untuk ganti maupun ambil baju ganti. Terpaksa berangkat ke Jogja dengan seragam dinas... alamaaaakkk...
Untungnya kereta tepat waktu (heemmm terimakasih DAOP 8). Izin Timut sudah aku dapat walaupun lewat telepon dan kasih kabar ke Ian kalau emaknya ke Jogja.. (ah ini sih ga izin, tapi pemberitahuan heheee).
"Nagapain Mak ke Jogja...?" tanya anakku dari seberang sana
"Jalan-jalan aja.." kataku
"Aku mau ke Jakarta Mak... boleh ya"
"Yah boleh.." masak aku nggak ngijinin, wong emaknya aja kluyuran ke jogja.
Aku duduk bersama orang laki-laki yang akan turun di Bandung. Deret sebelahnya dua orang laki kayaknya bapak dan remaja yang asyik bicara dengan buka laptopnya.
Bapak sebelahku nawari aku makan... dari baunya aku yakin dia makan sesuatu yang bumbunya dari petis. Aku tahu ini hanya basa basi saja sebagaimana orang2 Indonesia umumnya.... lha kalau aku mau, lantas dia makan apa? masak berdua... gak aja deh...
Sebagaimana orang yang biasa berbasa-basi akupun menjawab terimakasih dan lagi puasa... (puasa sungguhan rek, ga basa basi...).
Pukul 17.35 terdengar azan maghrib, gantian aku yang makan, buka puasa. Menu nasi kotak yang dibawain si Siti kantin kantor banyak bener... bali telor tahu, ati ayam, paru, kering tempe... aku nikmati aja pelan-pelan sambil dengarkan suara jaz jiz juz-nya kereta....

Malam semakin turun, kereta semakin melaju dengan kecepatan penuh. Ayik baru saja ngabari akan jemput aku di Stasiun Tugu. Aku perkirakan kereta akan tepat waktu sampai di stasiun tugu menjelang pukul 22.00.
Tiba-tiba aku ingat Lilik, bukankah dia juga sedang dalam perjalanan ke Jogja? Segera aku kabari dia dan menyanyakan posisinya di mana? Syukurlah ternyata dia juga sudah masuk ke kereta dan katanya sampai di lempuyangan (Stasiun sebelum Tugu) sekitar pukul 22 juga. Setelah berpikir sejenak maka aku putuskan tidak perlu si Ayiek jemput aku di stasiun tugu, mana sudah malam lagi. Aku yakin dia capek banget apalagi sekitar subuh tadi dia sudah jemput Ratna dan Ina, terus siang sampe isya' jalan-jalan ke Imogiri dan sekitarnya... aku kabari si Ayik kalau aku akan naik taksi saja, dan Lilik akan menjadi tanggung jawabku untuk menjemput di stasiun Lempuyangan.

Ketika kereta mendekati stasiun Tugu, aku bertanya kepada polisi yang memeriksa tiker kereta.
"Pak taksi yang bagus di Joga taksi apa ya... saya kuwatir nanti taksinya ga pake argo"
"Waduh saya nggak tau bu.." Semprul tenan, polisi kok gak ngerti ki piye to sungutku dalam hati.
"Coba ibu tanya aja sama petugas nanti kalau sudah sampai di Stasiun " sarannya
Ya wis, aku pake jurusan andalan-ku pasrah saja...semoga dapat taksi baik.
Tiba-tiba bapak yang duduknya sederet denganku berjalan ke arahku yang sudah berdiri di depan pintu keluar kereta.
"Ibu mau ke mana?" tanyanya
"Ke Kaliurang pak"
"Kaliurang berapa, saya juga ke arah sana"
"Kaliurang 8,3 pak.."
"Lha saya di 6,5.."
"Kalau begitu saya minta tolong pak ya, dibarengi nyarikan taksi yang pake argo, saya ga bareng dengan bapak, tapi saya naik taksi sendiri saja.." kataku dengan wajah biasa, pake jurus melas.
"Baik bu, nanti saya carikan saya juga naik taksi kok" katanya
Lantas dia menjelaskan beberapa taksi di Joga memang ada yang nggak pake argo, kalau kita nggak hati-hati bisa ke "bllondok" katanya.
Setelah kami turun dari kereta, dia mengajak aku ke lokasi pangkalan taksi. Memenag benar, di sana banyak sekali taksi yang menawarkan tanpa argo. Setelah kami minta pake argo dia nggak mau. Syukurlah akhirnya ada juga taksi yang mau pakai argo. Tapi tanpa aku duga, bapak ini menawarkan aku untuk bareng dengannya.

"Ibu bareng saja dengan saya wong satu tujuan" katanya
"Ndak usah pak terimakasih, saya soalnya mau jemput teman saya di lempuyangan dulu" kataku mengelak.
"Ndak apa bu, kita jemput temannya ibu di lempuyangan"
Akhirnya dengan mempertimbangkan malam yang semakin larut, dan kelihatanya bapak ini orang baik-baik, maka aku akhirnya bareng dengannya.
"Maaf Pak, saya bersama bapak....?" tanyaku
"Oh, nama saya Iwan bu, ibu siapa?" tanyanya seraya menyalami aku
"Puri , pak saya orang surabaya" kataku
"Lho kantor saya di surabaya juga bu, di daerah semolowaru sana... " katanya.
Ada perasaan lega, ternyata dia juga orang Surabaya yang juga tinggal di Jogja.

"Pak ndak usah, saya saja yang bayar" kataku
"Ndak papa bu, wong murah kok " katanya
Setelah pesan ke sopir taksi agar mengantarkan aku sampai tujuan dia pamit dan memberikan aku kartu nama.
"Sopo iku Pur..?" tanya lilik
"Malaikat penolong" jawabku
"Ngganteng juga pur" kata Lilik. Kali ini aku gak komentar.
Taksi meluncur ke arah Butik Canting Cantik. Didepan rumah, si Ayiek sudah berdiri melambaikan tangan.
Ya ampun aku terkesima dengan rumah Ayiek yang merangkap butik. Berbagai jenis batik, lurik, kain tenun terhanpar di galery-nya. Gak nyangka anak ini kreatif dan nyeni juga...
Si Ina dan Ratna udah lelap di kamarnya. Badanku capek tapi senang dan lega bisa melarikan diri ke kaliurang. Ayik udah nyiapkan daster dan handuk, karena dia tahu aku ga bawa baju, cuma pake baju dinas di badan.
Angler banget si Ina dan Ratna tidur, diam-diam aku potret mereka. Ya ampuunn.... si Ina nge-bom aku... buanterrr.... "DUUUUUUUUUUTTT...PREEEET PRERRTT PRRTTTEETT DDUUUUT..." Gak sadar rupanya dia mengeluarkan Bom Molotof-Hiroshima-nya... " emmmm Puri... sini aku keloni" katanya riyep-riyep. Akupun ngrungkel dipeluk Ina... kekepannya enak banget, kayaknya aku angler juga dikeloni dia...
Pagi harinya, kita betul-betul dimanja sama Ayiek. Semua baju yang kita pilih digratiskan 2 biji, itupun yang paling mahal harganya. dan baju lainnya didiskon sampai 70% , itupun masih ditambah bonus kain lurik, kerudung pasmina 2 biji, oleh-bakpia satu tas kresek besar... jadi berangkat cuma bawa baju yang melekat di badan, pulangnya bawa baju se koper....
Pagi harinya setelah puas milah milih baju, kain, dan lain-lain... serta sarapan di rumah makan IKIOKE miliki si Ayiek juga dengan menu mak nyuuusss..... (lupakan diet sodara-sodara)
Ayik meluncur ke arah gunung Merapi, menapak tilas peristiwa meletusnya gunung merapi. Kami juga sempat singgah di rumah Mbah Marijan, yang sangat fenomenal.

Tapi sebelumnya mampir dulu di goa jepang. Di sini lilik dan Ratna jualan salak.. hahaaa..
Petualangan di Gunung Merapi, sungguh luar biasa. Petilasan kejadian sangat luar biasa dengan sungai lahar dingin masih membekas. Rumah yang hancur, pasir dan batu-batu yang memenuhi sungai (yang sekarang penuh pasir) dan monumen rumah mbah Marijan saksi bisu atas kejadian yang sangat luar biasa.
Turun dari Gunung Merapi, kami menuju Malioboro dan Pasar Bringhajo menikmati makan siang. Luar biasa pelarianku ke Kaliurang ini, bertemu teman-teman yang sangat luar biasa...