Minggu, Juli 08, 2012

AL BUM.... CIN TA

   
aku dan anakku


























aku dan anakku

Musholla Usman Ali Purwoatmodjo

Semalam mimpi bertemu (alm) Bapak, dia menegurku "Nduk kenapa sholat di kamar....? kan ada musholla" Begitu kata Bapak ketika akan jadi imam. Lantas dalam mimpiku aku melihat (alm) Ibu merobohkan beberapa triplek, papan yang ada di musholla. Lantai musholla yang baru dipasang keramik ini, oleh Ibu ditumpuki semen dan keramik2 lainnya... sehingga musholla itu tidak lagi bisa dipakai sholat.... Astgahfirullah aku terbangun dari tidurku.

Pagi harinya aku minta tolong Pak Didik sopir, untuk segera membuka triplek, agar orang-orang bisa segera sholat di sana. Sekalian aku minta juga dia memasang nama musholla USMAN ALI PURWOATMODJO di di dinding, diantara tulisan kaligrafi ayat kursi  dan surat Al-Fathikah.

Musholla ini dibangun mas Dwi suamiku, dua tahun lalu secara bertahap. Ini juga upaya  merealisasikan keinginan alm. Bapak. Duliu Bapak pernah mengatakan, "Rumahmu ini besar, halamannya juga masih luas tapi sayang nggak ada mushollanya. Kaau ada musholla di halaman ini kan bisa memudahkan orang2 untuk sholat..." begitu kata Bapak.


Lama setelah, Bapak meninggal, rupanya Mas Dwi berusaha merealisasikannya secara bertahap. Mula-mula dia memangkas habis tanaman cerme, arbai, pohon waru dan beberapa pohon mangga. Sebagian lahan itu di buat kolam ikan (yang ikannya selalu mati), dan sebagian  lagi untuk Musholla dengan ukuran sekitar 6x6m2. Konsep musholla aku inginkan alami, ada taman dan kolam ikan. Untuk mengenak Bapak, musholla ini aku beri nama USMAN ALI PIURWOATMODJO sesuai nama Bapak. 

Saat ini musholla itu sudah selesai sekitar 80%, tinggal masang pintu, jendela, mengecat dinding luar, dan membuat tempat wudhu... Tetangga sebelah rumah akan menyumbang karpet sajadah dan tetangga satunya akan menyumbang kipas angin. Alhamdulillah....

Mimpi semalam barangkali teguran dari Allah lewat Bapak dan Ibu yang menghampiri mimpiku, memang aku jarang sholat di Musholla yang sbenarnya walaupun belum sempurna tapi sebetulnya sangat bisa untuk dipakai sholat... setelah kejadian mimpi ini, aku minta semua orang rumah, anak kos, penjual somay dan juga tetanggaku untuk ramai2 sholat di Musholla.... mudah2an Allah memberikan rezeki untuk menyempurnakan musholla ini...






melirik lurik

lurik selalu menarik... dipadu dengan batik, tampak cantik...








Rabu, Juli 04, 2012

Alarm Tubuh...

Berkali-kali alarm tubuh ini sudah menyemprit... kadang dia menyemprit dan berontak dengan suhu tinggi, kadang dengan  tubuh lemas, pusing.... tapi entah kenapa antara badan dan jiwa tidak bisa kompromi.... Jiwa tidak percaya dengan tubuh. Padahal tubuh ini kontrak di jiwa... kalau tubuh sudah agak turun mesin, maka seharusnya jiwa paham... dan Jiwaku termasuk bandel dan tidak peduli. Selalu berpirinsip, mending duit ke dokter dibuat bersenang-senang, dibuat beli ice cream, dibuat jalan-jalan, beli tas... heheee...

sekitar 3 tahun lalu, dokter udah ngasih tahu kalau ada kiste di perut sebelah kiri. Itu pun aku periksa ketika sepulang dari Riau, tiba-tiba kencingku berdarah selama tiga hari. Dokter kenalan yang biasa tempatku konsultasi menyarankan tes di dokter kandungan. Setelah ke dokter kandungan, dia menyarankan ke dokter Urologi, dari tes urologi tidak diketahui penyakitnya... disuruh USG. Dari sini diketahui ada kiste sekitar 2,5 cm yang agak sakit bila ditekan. Tidak ada tindakan apapun dari dokter, karena memang masih 2,5 cm kecuali kalau sudah lebih dari 5 cm baru dilakukan tindakan medis.

Hari-hari aku lewati dengan "melupakan" sang kiste... walaupun kadang dia "menyapaku" dengan sengkringan dan rasa tidak enak di perut. Hari terus berputar, aku semakin sibuk dengan kerja yang sebenarnya membosankan, tapi mengingat gaji yang lumayan aku jadi semangat lagi. Beberapa kali di kantor  sering pusing menyerang, telapak kaki terasa sakit dibuat jalan. Untung hasil lab masih menunjukkan semua masih dalam batas normal, mulai kolesterol, asam urat, gula, urine dan darah lengkap semua masih wajar. Cuma satu tensi yang agak naik. Suamiku bilang, melihat pola makanku, aku tidak mungkin memiliki tensi tinggi, malah cnderung rendah begitu katanya. (memang dulu sering diukur dengan tensi digital, tensiku selalu rendah... makanya dia tidak percaya).

Aku tetap menjalani hari-hariku seperti biasa, tetap puasa senin-kamis, bahkan puasa  kadang sampai seminggu-dua minggu hingga tamuku datang. Malam sepulang dari kerja, meluncur ke kampus untuk ngajar sampai jam 20.00. Mengajar hanya seminggu sekali, namun jika ada jadwal nguji bisa seminggu dua kali hingga pukul 20.00. Aku menikmati hari-hariku ini. Bahkan tidak merasakan alarm tubuh ketika aku mulai tidak bisa tidur. Tak jarang tidur baru dimulai pukul 01.00 dan bangun pukul 03.00. Setelah sholat, langsung ke dapur masak buat orang rumah dan orang-orang di jalan. Setiap pagi aku buat nasi bungkus  5-9 untuk dibagikan di sepanjang jalan menuju kantor. Nasi bungkus ini untuk tukang becak, pemulung, atau penyapu jalan yang aku temui di jalan. Aktivitas ini sudah aku lakukan hampir dua tahun. Dan jika ramadhan tiba aku juga masak buat anak-anak masjid untuk sahur mereka, ada sekitar 10-15 orang yang sahur di masjid. Mereka adalah orang2 yang itikaf di masjid sampai ramadhan selesai. Jadi jadwal masakku ketika ramadahn setelah pulang kantor, sekitar Jam 16.00 aku masak buat buka orang rumah, dan disambung pukul 20.00 buat anak-anak massjid karena mereka akan ambil sekitar pukul 23.00. Setelah itu nyambung masak lagi buat anak-anak yang kos di rumah dan keluarga. Pukul 03.00 aku keliling membangunkan anak-anak kos untuk sahur.  Capek memang, tapi aku senang. Dulu ketika aku kos, aku merasakan sulitnya cari makanan buat sahur, dan aku tidak ingin anak-anak yang kos di rumah dan itikaf di masjid  mengalami hal yang sama. Karena itu sejak tahunn 2000-an aku sudah membuat sahur bersama ini.

Alarm tubuh sekali lagi tidak aku pedulikan. Beberapa kali typhus dan batuk yang tak kunjung sembuh sering menyerang. Tapi seperti biasa, aku mengabaikan semua itu. Aku bilang aku harus lawan penyakit ini dengan semangat.

Hingga kemudian, ketika aku harus tes kesehatan karena berkaitan dengan keberangkatanku ke tanah suci tahun ini. Ketika cek jantung, dokter mengatakan ada sedikit masalah dengan jantungku. Dan tensiku cukup tinggi 160/90. Karena itu  dia merekomendasikan aku untuk treatmill agar diketahui lebih lanjut dan untuk menunjang diagnosanya.

Aku sadar, alram tubuh sudah menyemprit dengan keras kali ini, bahkan sangat keras bunyinya.... maka mau tidak mau aku harus menurutinya untuk meminum obatnya. Tapi tadi pagi ketika di kantor, kepala tiba-tiba terasa pusing, tubuh seakan melayang.... dadaku terasa sesak buat bernafas. Dengan diantar Timut, setelah aku menelpon untuk menjemputku di kantor, aku menuju ke dokter, dan  dokter mengatakan tensiku 160/100... Kali ini aku betul-betul harus patuh pada dokter, kalau aku tidak ingin ambruk, dan badanku protes... "sabar ya badan ya... sabar sebentar..."

Diam-diam aku menanngis.... ya Allah bisikku, ampuni aku izinkan aku jangan sakit dulu, izinkan aku mengunjungi Ka'bahmu, mengunjungi rumah-Mu.... jangan kau tolak aku untuk pergi ke rumah-Mu bersimpuh di padang Arofah-Mu.. tangisku..



Izinkan aku ya Allah.... beri kesempatan sebelum waktuku tiba, untuk berkunjung ke Baitullah-Mu...

Jika aku harus mati ya Allah, matikan aku dengan cara terindah-Mu, ijinkan aku mati setelah sholat bersimpuh dan sujud kepada-Mu dan setelah itu izinkan aku mati dipelukan suamiku.... jangan aku menjadi beban suami dan orang-orang lain atas sakitku ini... ampuni aku ya Allah... ampuni atas kesombonganku, keangkuhanku, ke-riya'anku...Jiwaku menangis dengan amat keras...

Jumat, Juni 29, 2012

melewatkan Hari Penting...tanpa orang-orang Penting



Hari ini terasa sepi... betul-betul menikmati sendiri dihari penting...

Melarikan diri ke Batik CANTING CANTIK





Dapat kabar dari teman sekaligus karibku si Ratna, dia ingin aku ikut gabung di Kaliurang-Sleman Jogja hari minggu. Rupanya dia agak kesal lihat aku yang hanya janji-janji melulu mau ke Jogja tapi katanya preketeeekk....
"lha kamu kan bukan pegawai, kamu ini bos... ya mesti ae waktu akan berpihak pada dirimu. Aku ini kan terikat gawean yang ga bisa sa'enak ae ditinggal" aku cari-cari alasan yang memang benar begitu menurutku.
"alaaa preeeeettt.... ancen ga niat" sungutnya.
Akhirnya dia benar-benar berangkat bersama si Inayati dengan bis malam, di hari minggu itu. Senin pagi, diam-diam aku ke stasiun gubeng, menanyakan tiket ke Jogja. Kata petugas,  tiket ke Jogja habis mulai kelas ekonomi - bisnis-ekskutif alamaaaaakk....
"Masak habis se... coba dicek lagi, kereta apa yang bisa aku naiki ke Jogja?" kataku
Setelah petugas ngecek kembali di komputernya, masih ada satu tempat duduk di Mutiara Selatan jurusan surabaya-bandung. Alhamdulillah.... aku akhirnya pesan tiket itu sekaligus tiket pulangnya tapi kali ini dengan sancaka yang sore hari dari Jogja.

Kereta berangkat pukul 16.50, ini berarti aku akan berangkat ke stasiun langsung dari kantor sepulang kerja, dan ini berarti ga sempat pulang untuk ganti maupun ambil baju ganti. Terpaksa berangkat ke Jogja dengan seragam dinas... alamaaaakkk...

Untungnya kereta tepat waktu (heemmm terimakasih DAOP 8). Izin  Timut sudah aku dapat walaupun lewat telepon dan kasih kabar ke Ian kalau emaknya ke Jogja.. (ah ini sih ga izin, tapi pemberitahuan heheee).
"Nagapain Mak ke Jogja...?" tanya anakku dari seberang sana
"Jalan-jalan aja.." kataku
"Aku mau ke Jakarta Mak... boleh ya"
"Yah boleh.." masak aku nggak ngijinin, wong emaknya aja kluyuran ke jogja.

Aku duduk bersama orang laki-laki yang akan turun di Bandung. Deret sebelahnya dua orang laki kayaknya bapak dan remaja yang asyik bicara dengan buka laptopnya.
Bapak sebelahku nawari aku makan... dari baunya aku yakin dia makan sesuatu yang bumbunya dari petis. Aku tahu ini hanya basa basi saja sebagaimana orang2 Indonesia umumnya.... lha kalau aku mau,  lantas dia makan apa? masak berdua... gak aja deh...

Sebagaimana orang yang biasa berbasa-basi akupun menjawab terimakasih dan lagi puasa... (puasa sungguhan rek, ga basa basi...).

Pukul 17.35 terdengar azan maghrib, gantian aku yang makan, buka puasa. Menu nasi kotak yang dibawain si Siti kantin kantor banyak bener... bali telor tahu, ati ayam, paru, kering tempe... aku nikmati aja pelan-pelan sambil dengarkan suara jaz jiz juz-nya kereta....

Malam semakin turun, kereta semakin melaju dengan kecepatan penuh. Ayik baru saja ngabari akan jemput aku di Stasiun Tugu. Aku perkirakan kereta akan tepat waktu sampai di stasiun tugu menjelang pukul 22.00.
Tiba-tiba aku ingat Lilik, bukankah dia juga sedang dalam perjalanan ke Jogja? Segera aku kabari dia dan menyanyakan posisinya di mana?  Syukurlah ternyata dia juga sudah masuk ke kereta dan katanya sampai di lempuyangan (Stasiun sebelum Tugu) sekitar pukul 22 juga. Setelah berpikir sejenak maka aku putuskan tidak perlu si Ayiek jemput aku di stasiun tugu, mana sudah malam lagi. Aku yakin dia capek banget apalagi sekitar subuh tadi dia sudah jemput Ratna dan Ina, terus siang sampe isya' jalan-jalan ke Imogiri dan sekitarnya... aku kabari si Ayik kalau aku akan naik taksi saja, dan Lilik akan menjadi tanggung jawabku untuk menjemput di stasiun Lempuyangan.

Ketika kereta mendekati stasiun Tugu, aku  bertanya kepada polisi yang memeriksa tiker kereta.
"Pak taksi yang bagus di Joga taksi apa ya... saya kuwatir nanti taksinya ga pake argo"
"Waduh saya nggak tau bu.." Semprul tenan, polisi kok gak ngerti ki piye to sungutku dalam hati.
"Coba ibu tanya aja sama petugas nanti kalau sudah sampai di Stasiun " sarannya

Ya wis, aku pake jurusan andalan-ku pasrah saja...semoga dapat taksi baik.
Tiba-tiba bapak yang duduknya sederet denganku berjalan ke arahku yang sudah berdiri di depan pintu keluar kereta.
"Ibu mau ke mana?" tanyanya
"Ke Kaliurang pak"
"Kaliurang berapa, saya juga ke arah sana"
"Kaliurang 8,3 pak.."
"Lha saya di 6,5.."
"Kalau begitu saya minta tolong pak ya, dibarengi nyarikan taksi yang pake argo, saya ga bareng dengan bapak, tapi saya naik taksi sendiri saja.." kataku dengan wajah biasa, pake jurus melas.
"Baik bu, nanti saya carikan saya juga naik taksi kok" katanya

Lantas dia menjelaskan beberapa taksi di Joga memang ada yang nggak pake argo, kalau kita nggak hati-hati bisa ke "bllondok" katanya.

Setelah kami turun dari kereta, dia mengajak aku ke lokasi pangkalan taksi. Memenag benar, di sana banyak sekali taksi yang menawarkan tanpa argo. Setelah kami minta pake argo dia nggak mau. Syukurlah akhirnya ada juga taksi yang mau pakai argo. Tapi tanpa aku duga, bapak ini menawarkan aku untuk bareng dengannya.



"Ibu bareng saja dengan saya wong satu tujuan" katanya
"Ndak usah pak terimakasih, saya soalnya mau jemput teman saya di lempuyangan dulu" kataku mengelak.
"Ndak apa bu, kita jemput temannya ibu di lempuyangan"

Akhirnya dengan mempertimbangkan malam yang semakin larut, dan kelihatanya bapak ini orang baik-baik, maka aku akhirnya bareng dengannya.
"Maaf Pak, saya bersama bapak....?" tanyaku
"Oh, nama saya Iwan bu, ibu siapa?" tanyanya seraya menyalami aku
"Puri , pak saya orang surabaya" kataku
"Lho kantor saya di surabaya juga bu, di daerah semolowaru sana... " katanya.

Ada perasaan lega, ternyata dia juga orang Surabaya yang juga tinggal di Jogja.

"Pak ndak usah, saya saja yang bayar" kataku
"Ndak papa bu, wong murah kok " katanya
Setelah pesan ke sopir taksi agar mengantarkan aku sampai tujuan dia pamit dan memberikan aku kartu nama.

"Sopo iku Pur..?" tanya lilik
"Malaikat penolong" jawabku
"Ngganteng juga pur" kata Lilik. Kali ini aku gak komentar.

Taksi meluncur ke arah Butik Canting Cantik. Didepan rumah, si Ayiek sudah berdiri melambaikan tangan.

Ya ampun aku terkesima dengan rumah Ayiek yang merangkap butik. Berbagai jenis batik, lurik, kain tenun terhanpar di galery-nya. Gak nyangka anak ini kreatif dan nyeni juga... 


Si Ina dan Ratna udah lelap di kamarnya. Badanku capek tapi senang dan lega bisa melarikan diri ke kaliurang. Ayik udah nyiapkan daster dan handuk, karena dia tahu aku ga bawa baju, cuma pake baju dinas di badan. 
Angler banget si Ina dan Ratna tidur, diam-diam aku potret mereka. Ya ampuunn.... si Ina nge-bom aku... buanterrr.... "DUUUUUUUUUUTTT...PREEEET PRERRTT PRRTTTEETT  DDUUUUT..." Gak sadar rupanya dia mengeluarkan Bom Molotof-Hiroshima-nya... " emmmm Puri... sini aku keloni" katanya riyep-riyep. Akupun ngrungkel dipeluk Ina... kekepannya enak banget, kayaknya aku angler juga dikeloni dia...

Pagi harinya, kita betul-betul dimanja sama Ayiek. Semua baju yang kita pilih digratiskan 2 biji, itupun yang paling mahal harganya. dan baju lainnya didiskon sampai 70% , itupun masih ditambah bonus kain lurik, kerudung pasmina 2 biji, oleh-bakpia satu tas kresek besar... jadi berangkat cuma bawa baju yang melekat di badan, pulangnya bawa baju se koper....







Pagi harinya setelah puas milah milih baju, kain, dan lain-lain...  serta sarapan di rumah makan IKIOKE miliki si Ayiek juga dengan menu mak nyuuusss..... (lupakan diet sodara-sodara)


Ayik meluncur ke arah gunung Merapi, menapak tilas peristiwa meletusnya gunung merapi. Kami juga sempat singgah di rumah Mbah Marijan, yang sangat fenomenal.

Tapi sebelumnya mampir dulu di goa jepang. Di sini lilik dan Ratna jualan salak.. hahaaa..














Petualangan di Gunung Merapi, sungguh luar biasa. Petilasan kejadian sangat luar biasa dengan sungai lahar dingin masih membekas. Rumah yang hancur, pasir dan batu-batu yang memenuhi sungai (yang sekarang penuh pasir)  dan monumen rumah mbah Marijan saksi bisu atas kejadian yang sangat luar biasa.
Turun dari Gunung Merapi, kami menuju Malioboro dan Pasar Bringhajo menikmati makan siang. Luar biasa pelarianku ke Kaliurang ini, bertemu teman-teman yang sangat luar biasa...







Kamis, Juni 21, 2012

Bicara dengan angka



Aku dan dia sungguh beda. Aku yang suka bermain dengan huruf, merangkai huruf menjadi kalimat dan ucapan, kadang tidak nyambung dengan dia yang lebih suka mengungkapkan dengan data dan angka. Dia umek dengan rumus dan probabilitas, aku sibuk dengan gesture, ungkapan, bahkan kadang dengan komunikasi antar personal. Sibuk menterjemahkan bahasa gesture dan non verbalnya....h h h h h .....

 Sungguh menjengkelkan, akhirnya aku benar-benar berkomunikasi dengan diriku sendiri, sibuk meng-gesture dirinya. Dia bicara memakai kuping... tapi tanpa reaksi. Dia lebih memakai bahasa non verbal, bahasa isyarat, bahasa gesture. Menunjuk, mengangguk, menggeleng atau angkat bahu. Kadang malah tidak ada reaksi..... alamaaaaakkk puyeng kepalaku.

Tempo hari ketika ponakan, putra mbarep kakak yang di Kendari ndaftar ikut tes di ITS ambil jurusan statistik dan juga tes di Unair ambil manajemen. Ndilalah, dua-duanya ketrima. Lantas kita-kita ini diajak urun rembug sama bapaknya, mana yang sebaiknya dimasuki. Mbakyu-ku, suamiku dan adikku menyarankan masuk di ITS saja. Ini berarti  yang diambil adalah statistik. Lantas aku kasih pandangan berbeda sama si ponakan'an ini.

"Nis (namanya Anis),  kamu lihat Om Dwi, lulusan statistik to? Bulek udah kumpul dengan Om-mu ini hampir 20 tahun, tapi lihat sikapnya... jadi aneh. Dia gak pernah ngomong, sibuk dengan internet dan angka, sibuk dengan grafik. Sibuk dengan dunianya sendiri, gak pernah ngreken bulek. Kalau bulek ajak bicara wajahnya jadi aneh. Kalau bulek tanya gak njawab.  Untung bulek ini sabar.  Ini gara-gara dia berkutat dengan rumus dan angka, berkutat dengan probabilitas, dan random. Kamu mau jadi kayak begitu?. Mas Dwi, bojoku,  
yang dengar  cuma senyam senyum. Mbencekno.



 
"Terus Nis", lanjutku. "Kamu lihat Bulek Wiwik? Lulusan statistik to, apa yang dia lakukan? Melakukan penelitian melulu, sibuk dengan dirinya sendiri. Sampai gak tahu kalau anaknya ga pulang, gak tahu anaknya udah makan apa belum, kadang sampe kelaparan. Kalau ambil rapot bulek Puri yang ambil rapot anak-anaknya. Bulek Wiwik ini selalu mengukur sesuatu dengan untung rugi, mana yang menguntungkan dia ambil, kalau perlu dengan segala cara sampai titik darah penghabisan. Semangat puoll kalau ngejar duit. Ini karena diotaknya ada rumusan dan hitungan statistik" kataku. Mbak Wik tertawa keras mendengar aku mendiskrpsikan dirinya. 

"Nah Nis, kamu lihat Om Yoyok. Lulusan statistik juga to?  Lihat dia gak pernah pulang. Bulek Aris cuma jadi satpam di rumah, saking seringnya ditinggal Om Yoyok keliling Indonesia melakukan penelitian. Pulang paling cuma seminggu, setalah itu pergi lagi. Di rapot anaknya tertulis pekerjaan Om Yoyok itu Peneliti. Di keluarga besar ini ada 3 manusia yang lulusan statistik, semua  mirip-mirip tingkah lakunya, sibuk dengan dunianya sendiri berkutat dengan angka dan rumus. Masak kamu akan nambahi Nis?" Kataku.

Setelah merenung sejenak, Anis bilang "Yo wis bulek, aku ikut saran bulek masuk Unair saja" katanya seraya toss denganku. "Horeeeeee" aku teriak kegirangan.

Satu lagi Nis, "Kalau bisa ya... kalau bisa jangan kawin dengan orang statistik... coba tanya bulek Aris itu. Wis bulek aja sama tante Aris yang ngalami" Dik Aris tertawa lebar. Bojoku Mas Dwi mecucu.



Aku yakin tidak semua orang statistik kayak Mas Dwi, yang diem cuek bebek. Tapi aku kan juga kadang butuh teman bicara, teman diskusi. Masak mau ngomong dengan dia kudu mikir dulu, cari kalimat yang tidak berupa pertanyaan yang jawabannya ya atau tidak. Masalahnya kalau aku bertanya sesuatu yang jawabannya ya atau tidak, dia cuma menggeleng atau mengangguk. Bayangkan kalau aku ga lihat dia, aku kan gak tahu apa jawabannya. Kadang jawabannya malah mengangkat bahu... duuhhhh ...!!!











Rabu, Juni 20, 2012

YA AMPUUUNNNN.............



Apa yang harus aku katakan lagi pada anak-anak ini? beginilah kalau jadi orang ga bisa marah. Kupikir-pikir enak juga kalau seandainya bisa marah. Iri banget rasanya sama orang yang bisa marah.  Yah piye mau marah sama anak buah.... wong masih ditanya aja wis nangis,,,, hadaawwww... Sekarang aku yang kepontalan mberesi pekerjaannya. Apalagi aku punya prinsip gak bisa nyalahkan anak buah, kesalahan tetap ada pada aku selaku pimpinane,karena aku tidak bisa membina dan mengarahkan anak buah untuk disiplin dan menyelesaikan pekerjaan sesuai target. Siapa bilang jadi pimpinan enak....apalagi aku bukan tipe orang yang suka marah-marah dan maksa. Duh lemahnyaaaaa.... buenci aku karo awaku iki....


Jadi ingat sama Bu Lis, yang tiap hari bisa marahin anak buah, sampai semua anak buahnya bawa tutup telinga IM3. Tiada hari tanpa omelan Bu Lis.... tapi aku pingin bisa kayak dia, sebab kalau tidak dioemelin akibatnya ya kayak begini ini....hiks.


Selasa, Juni 19, 2012

GAK MAU TUA..



Sebetulnya malas banget kalau disuruh mengingat tanggal kelahiran. Paling jengkel kalau ditanya usia... *penyakit perempuan yang pertama *. Kalau orang lain barangkali seang dikasih ucapan selamat ulang tahun, tapi untukku... *garuk-garuk hidung*, kalau bisa jangan ada yang tahu hari kelahiranku.. kecuali, ya kecuali dia bawain aku kado spesial..... *beli aja sendiri kue tart yang gudheeee. terus ditulis selamat ulang tahun sayangku...welleeehhhh...*.

Yaaahhh.... bulan ini usiaku sudah mendekati 48, usia yang sudah kadaluwarso ... tapi herannya kok pingin dianggap masih muda aja... setiap hari ngaca, jangan-jangan ada keriput di wajah, jangan-jangan sudah ada uban di kepala..... hadaaawww....  *penyakit perempuan yang kedua*

Paling seneng kalau ada yang bilang .."masak sih udah 48...? kayaknya masih 40 aja. Mana ga ada keriput, masih imut... cantik....". *penyakit perempuan ketiga*
"Ah jangan gitu ah.... wong udah tuek kok dibilang muda.." *dalam hati seuenneeenggg, nari-nari *

Tapi dari semua itu, memang aku gak mau tua... walaupu usia terus berjalan, tapi ingin wajah berhenti di usia 40 saja... paling tidak kalau aku mati biar tetap cantik... 
Berapapun usia tidak jadi masalah asal bermanfaat bagi sekitarnya,  bermanfaat bagi orang lain.... tapi tetap cantik, tetap imut... ah menyenangkannya ....

Galau

Ya Rahman.. ya Rahim.....

Selasa, April 24, 2012

JANGAN SOBEK KORIDOR

masih ada koridor, itu ujian kita untuk tidak melewati dan menyobeknya....

Sabtu, April 14, 2012

hotel majapahit surabaya

Hotel Majapahit, Surabaya
Berbicara tentang hotel bersejarah tak bisa lepas dari hotel satu ini. Sejak dibangun di tahun 1910 hingga saat ini, bangunan tersebut tetap berfungsi sebagai hotel, walaupun pemerintahnya silih berganti.
Awalnya, hotel tersebut dibangun dengan nama Oranje Hotel oleh Lucas Martin Sarkies asal Armenia. Di tahun 1936, hotel tersebut direnovasi dengan tambahan sentuhan art deco.
Akibat Perang Dunia II, Jepang menguasai bumi nusantara. Oranje Hotel pun diambil alih dan berganti nama menjadi Yamato Hoteru. Nah, di tahun 1945, sebuah peristiwa bersejarah mengambil tempat.
Hampir tak ada orang Indonesia yang tak mengenal kejadian perobekan kain biru bendera Belanda menjadi bendera merah-putih. Saat itu, pagi hari di 19 September 1945, Mastiff Carbolic mengibarkan bendera Belanda.
Masyarakat Indonesia yang melihat bendera itu pun marah dan naik ke atas hotel. Bendera Belanda diturunkan, lalu warna biru dirobek. Bendera Merah Putih pun dikibarkan.
Di tahun 1946, hotel kembali dikelola oleh Sarkies dan mengganti nama hotel menjadi Hotel L.M.S. Sampai kemudian di tahun 1969, hotel berubah nama lagi menjadi The Majapahit. Hotel sempat dikelola oleh jaringan hotel Mandarin Oriental Group sehingga diberi tambahan nama Mandarin Oriental Majapahit Hotel Surabaya di tahun 1996.
Sepuluh tahun kemudian, Hotel Majapahit tak lagi dikelola oleh Mandarin Oriental. Sampai saat ini, Hotel Majapahit berdiri kokoh dan menjadi salah satu tujuan wisata penggemar sejarah di Surabaya.
Di hotel ini, terdapat kamar bersejarah yaitu kamarnya Charlie Chaplin. Aktor kondang itu pernah menginap di tahun 1936. Kamar tersebut diberi nama Kamar Merdeka dengan nomor kamar 33.
Kamar Merdeka bertipe Majapahit Suite memiliki dua ruangan, yaitu kamar tidur dan living room dengan sofa. Mau mencoba bermalam di kamar Charlie Chaplin? Tarif kamar tersebut mulai dari Rp 2.600.000 per malam.

sumber kompas.com 14 April 2012

Jumat, April 06, 2012

Kamis, April 05, 2012

Jendul

Tiba tiba saja terbersit memberi nama Jendul. Aku sendiri nggak tahu apa arti jendul.. ceilleee *garuk-garuk kaki*. Yang jelas saking suebeelllnya aku kasih nama orang ini Jendul. Lha bayangin ae, bolak balik ke rumah, dengan alasan dari yang gak jelas sampai menjengkelkan.
Seperti kemarin itu, dia ke rumah bilang ada hal penting yang harus kita lihat di rumahnya. Waktu kita ke sana dengan terpaksa,  karena dia maksa2 terus, ternyata hal penting yang dimaksud itu listriknya mati.  Lha dalah.... apa dipikir kita2 ini pegawai PLN?   Lha piye gak diputus sama PLN, wong dia nggandol ke tetangga.... lha masak kita yang disuruh ngurus ke PLN. Mbencekno...  saking mangkelnya, file nomor telepon di hp aku ganti jendul. Kalau ke rumah cari suami, aku pesan sama anak-anak bilang aja lagi tidur. Pasti ada aja yang dia mauin. Udah tau gitu e, bolak balik ke rumah nanya2 lagi  apa udah bangun?

Kadang kalau lagi jutek, hp bunyi dan muncul nama Jendul.... dalam hati saya nanya ini nama kok aneh apa gak ada nama yang lain selain Jendul? Sapa se ini...? Tapi lama-lama ingat lha kan aku sendiri yang kasih nama... hihihiiii....

Selain Jendul, ada juga satu orang lagi yang juga njengkelkan. Ini sih gak jengkel lagi tapi bikin gatel ati. Gak tau asalnya tiba-tiba saja hampir setiap minggu selalu mampir ke rumah sambil bawa beberapa pohon mangga, belimbing, jeruk kadang juga sawo kecik dan nangka. Tanpa ba bi bu... langsung saja dia nyangkul-nyangkul gali tanah di pekarangan yang udah penuh tanaman hasil kreasinya dia. Terus momen yang jengkelkan itu muncul. "Bu ini ada tanaman buaguuuusss.... cepat buah. Buahnya muaniisss... pokoknya rasanya gak kecut sama sekali"
"Ndak pak, aku gak butuh,,, tuh liat tanaman apa aja sampeyan tanam di sana. Nanam nggak ngomong-ngomong lagi" kataku
"Buaguusss Bu, gak apa to. Lha ini tadi  sudah saya tanam bu, tiga pohon mangga.  Tuh deket jambu sebelahnya sawo " katanya tanpa bersalah.
"Ya ampuun paaakkk....!" seruku setelah tahu mangga itu di tanam berhimpitan dengan pohon sawo dan jambu. Pekarangan yang udah rungsep tambah rungsep, belum lagi kalau pohon-pohon itu tambah besar. Aku nggrundel...
"Iya bu.. gak apa, bagus lho buahnya. Tiga pohon mangga itu gak mahal cuma 170 ribu saja termasuk ongkos nanam" Katanya sambil tangannya menengadah. Dengan terpaksa aku bayar dia. Lha bagaimana lagi wong tanaman itu sudah nancap di tanah. Tidak tega juga kalau disuruh bongkar. Kalau toh disuruh njebol, dia pasti minta ongkos lagi.... Byuuhh...!!

Seminggu kemudian dia datang lagi. Begitu turun dari sepedanya langsung nurunkan karung-karung bekas sampah. "E, pak ngapain lagi... nggak usah nanam-nanam udah rungsep ini " seruku.
"Gak bu ini cuma mau ngasih pupuk" katanya sambil membuka isi karung dan mengeluarkan isinya keseluruh tanaman di pekarangan. "Ini pupuk asli bu, pupuknya dingin dan nyuburkan tanaman. Pohon mangga, sawo, jambu, nangka pasti cepet buah" katanya sambil sibuk ngasih pupuk ke semua tanaman. Padahal isi karung itu lebih banyak sampah2 plastik dan batu-batu.
"Gak usah Pak... Gak usaaahhhh....!!" teriakku. Tapi dia tetep saja pura-pura gak denger.
"Nah Bu, selesai sudah" katanya beberapa saat kemudian sambil mengelap keringat.
"Ini tadi saya ngasih pupuk 23 karung bu, anggap saja 20 gak apa. Satu karungnya lima ribu. Jadi semua 100 ribu. Ongkos ngasih pupuknya terserah ibu, seiklasnya saja" katanya menjengkelkan.


Ada lagi satu orang yang juga buat mangkel setengah mati.  Ini sih perempuan datang ke rumah naik becak, katanya datang dari Kertosono. Setiap ke rumah selalu bawa makanan kecil/camilan satu karung, yang dengan maksa minta dibeli. Kalau dibeli cuma dua-tiga biji selalu bilang, "Beli semua saja opo'o bu... ini buat ganti kereta dan becaknya."  Lha masak aku disuruh beli semuanya?

Hari Sabtu kemarin,  waktu pulang dari pasar, kaget juga ada karung berisi kacang telor nangkring di kursi teras. Semua orang  di rumah saya tanya tidak ada yang tahu siapa pemiliknya. Aku biarkan saja karung berisi kacang telor itu tetap dikursi. Sampai hari senin, orang Kertosono itu datang dan meminta uang 100 ribu sebagai ganti kacang telornya. Alamaaaakkk..... mau marah percuma buang-buang energi. Katanya kacang itu sudah dua hari di teras rumahku, berarti sudah aku beli. Lihat, apa nggak menjengkelkan to?

Nah ini, masih ada lagi... orang yang selalu ber SMS hampir dua hari sekali ke hp suami. Isi SMS-nya begini:  "Ass. Bagaimana kabar bapak/ibu sekeluarga? Saya di sini baik-baik saja. dari R-Nganjuk." Begitu selalu isi SMS-nya. kadang malam hari dia sms  tak jarang ditambah begini " "udara Surabaya bagaimana Pak?" Pokoknya dua hari sekali pasti sms begitu. Sering dia naik sepeda motor berboncengan sama anaknya ke rumah. Kalau kami lagi tidak ada di rumah, dia minta sopir ngantar putar-putar ke seluruh Kota Surabaya.

Kata supir saya, kapan-kapan  diadakan reuni di rumah saya, terus ditemukan si jendul, pak yang bawa tanaman, orang dari Kertosono dan Pak R-Nganjuk itu... pasti rumah saya seru, katanya....

Rabu, April 04, 2012

TUGAS UTS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Tugas UTS :  Komunikasi   Antar Pribadi
Mahasiswa Semester VI-Stikosa-Aws
Dosen : Dra. Sri Puri Surjadari, M.Si

1. mahasiswa diminta membuat makalah perkelompok (7 kelompok @5-6 mahasiswa), dengan tema (pilih salah satu)
  •  Bentuk-bentuk Hubungan
  • Proses pengembangan eskalasi hubungan antar pribadi
  • Perbedaan Komunikasi antar pribadi dan komunikasi non antar  pribadi
  • Hubungan keluarga ditinjau dari perilaku komunikasi
  • Perilaku nonverbal dalam interaksi sosial 
  • Pengaruh budaya dalam pengembangan komunikasi antar pribadi
  • Konteks psikologis dalam komunikasi antar pribadi
  • Penyelesaian konflik melalui pendekatan komunikasi antar pribadi
2. Tiap kelompok harus berbeda dalam memilih topik (topik tidak boleh sama)

3.  Makalah minimal 12 halaman, dengan spasi 1,5 dan model roman, serta diketik dan dijilid rapi.

4. Sumber pustaka wajib dicantumkan minimal 6 buku sebagai bahan referensi.

5.Makalah dikumpulkan pada tanggal 30 April 2012, pukul 19.00 WIB  dan dikirim ke email so_puri@yahoo.com

6. Mahasiswa wajib mempresentasikan makalah masing-masing pada tanggal 2 dan 4 Mei, mulai pukul 18.30. (jadwal presentasi lihat di pengajaran)

7. UNTUK TUGAS UAS yang jatuh pada Awal Agustus, Mahasiswa diminta mempersiapkan untuk membuat buku yang berisi tentang perjuangan seseorang dalam mengungkapkan  jati dirinya  (Contoh perjalanan seseorang yang mengalami transgender, waria, PSK, dll). Bahan dan tata cara penulisan akan dibahas lebih lanjut.

Terimakasih

Senin, April 02, 2012

SAYAP-SAYAP CINTA


Aku telah mematahkan sayap-sayap cinta. Sebuah cinta yang demikian indah tergambar di matanya yang menggetarkan seluruh nadi dan pori-poriku kubiarkan berserakan hingga tak terbentuk.   Aku telah mematahkan sayap-sayap cinta itu… yang seharusnya aku jaga dengan cintaku pula…  
 Di masa itu, saat keheningan masih melingkupi seluruh mimpku… seperti malaikat, kau tiba-tiba saja muncul di depan pintu rumah. Entah siapa yang menyuruhmu datang menjemputku, jangankan nama bahkan sosokmu-pun aku tidak tahu.
Engkau tertegun menatapku. Begitu pula diriku. Untuk sepersekian detik, kita saling menatap tanpa berkedip, Dan aku tidak tahu, mengapa seluruh tubuhku bergetar. Ada sesuatu yang aneh melingkupi seluruh dadaku, pori-poriku…. Sesuatu yang belum pernah aku rasakan demikian indah. Aku rasakan tanganmu juga bergetar ketika menjabat tanganku dan menyebut namamu. 


Kemudian aku aku tahu, bahwa itulah sayap-sayap cinta yang kau bentangkan. Sayap-sayap cinta yang terbentang ketika pertama kali kau datang menatapku. Dan aku juga tidak tahu, mengapa aku merasakan sayap cinta juga tumbuh di seluruh tubuhku…


Sayap-sayap cintamu semakin hari semakin lebar dan bening, menaungi seluruh hari-hariku. Aku merasakan keteduhan dan kedamaian di bawah sayap cintamu. Sampai aku lupa, ya aku lupa…. Ada sosok di belahan bumi di sana, nun jauh di sana disisi benua yang aku sendiri tidak tahu dimana letaknya,  kelak akan datang kepadaku….  Aku tidak sanggup berlari meninggalkan sayap-sayap cintamu, karena sayap cintaku juga tumbuh demikian kokoh menyatu denganmu…. Airmataku menetes.

Aku menangis, engkau juga menangis, aku harus memilih… akankah aku bertahan dengan sayap cinta yang demikian indah ini… ataukah aku berlari menyambut seseorang yang datang dengan harapan demikian besar untuk memberikan sayap cintanya…?

Ketika sosok itu datang, sayap-sayap cinta kita itu aku patahkan satu-satu… setiap hari ketika senja datang, aku mematahkannya satu-satu…Perih. Aku patahkan di depanmu, aku tak sanggup menatapmu yang memohon….. dengan berlinang airmata aku juga mematahkan sayapku agar tak lagi tersambung dengan sayap cintamu… 


Sayap-sayap cinta itu berserakan di sepanjang teras rumahku hingga disepanjang jalan menuju rumahmu. Sayap cintaku dan sayap cintamu tak lagi terbentuk. Aku mematahkanya dan menusuknya di ulu hatimu, juga di hatiku… Perih. Dan engkau pergi dengan membawa luka dan air mataku… Aku tahu dan yakin saat itu sayap cintamu tidak pernah patah. AKu melihatnya sayapmu demikian bening dan bersinar. aku hanya mematahkan sayap cintaku saja… ya sayap cintaku yang aku patahkan… cintamu demikian kokoh dan kuat untuk dihancurkan…


Bertahun berlalu, sayap cintamu yang kau bentangakan ketika pertama kali menatapku dan mengetarkan seluruh pori-poriku… memang tidak pernah patah.  Getaran itu telah menumbuhkan bayang-bayang sayap yang memberiku semangat untuk tetap tabah dan kuat….

Disisi batinku, selalu ada getaran cinta dari bentangan matamu …