Aku telah mematahkan sayap-sayap cinta. Sebuah cinta yang demikian indah tergambar di matanya yang menggetarkan seluruh nadi dan pori-poriku kubiarkan berserakan hingga tak terbentuk.
Aku telah mematahkan sayap-sayap cinta itu… yang seharusnya aku jaga dengan cintaku pula…
Di masa itu, saat keheningan masih melingkupi seluruh mimpku… seperti malaikat, kau tiba-tiba saja muncul di depan pintu rumah. Entah siapa yang menyuruhmu datang menjemputku, jangankan nama bahkan sosokmu-pun aku tidak tahu.
Engkau tertegun menatapku. Begitu pula diriku. Untuk sepersekian detik, kita saling menatap tanpa berkedip, Dan aku tidak tahu, mengapa seluruh tubuhku bergetar. Ada sesuatu yang aneh melingkupi seluruh dadaku, pori-poriku…. Sesuatu yang belum pernah aku rasakan demikian indah. Aku rasakan tanganmu juga bergetar ketika menjabat tanganku dan menyebut namamu.
Kemudian aku aku tahu, bahwa itulah sayap-sayap cinta yang kau bentangkan. Sayap-sayap cinta yang terbentang ketika pertama kali kau datang menatapku. Dan aku juga tidak tahu, mengapa aku merasakan sayap cinta juga tumbuh di seluruh tubuhku…
Sayap-sayap cintamu semakin hari semakin lebar dan bening, menaungi seluruh hari-hariku. Aku merasakan keteduhan dan kedamaian di bawah sayap cintamu. Sampai aku lupa, ya aku lupa…. Ada sosok di belahan bumi di sana, nun jauh di sana disisi benua yang aku sendiri tidak tahu dimana letaknya, kelak akan datang kepadaku…. Aku tidak sanggup berlari meninggalkan sayap-sayap cintamu, karena sayap cintaku juga tumbuh demikian kokoh menyatu denganmu…. Airmataku menetes.
Aku menangis, engkau juga menangis, aku harus memilih… akankah aku bertahan dengan sayap cinta yang demikian indah ini… ataukah aku berlari menyambut seseorang yang datang dengan harapan demikian besar untuk memberikan sayap cintanya…?
Ketika sosok itu datang, sayap-sayap cinta kita itu aku patahkan satu-satu… setiap hari ketika senja datang, aku mematahkannya satu-satu…Perih. Aku patahkan di depanmu, aku tak sanggup menatapmu yang memohon….. dengan berlinang airmata aku juga mematahkan sayapku agar tak lagi tersambung dengan sayap cintamu…
Sayap-sayap cinta itu berserakan di sepanjang teras rumahku hingga disepanjang jalan menuju rumahmu. Sayap cintaku dan sayap cintamu tak lagi terbentuk. Aku mematahkanya dan menusuknya di ulu hatimu, juga di hatiku… Perih. Dan engkau pergi dengan membawa luka dan air mataku… Aku tahu dan yakin saat itu sayap cintamu tidak pernah patah. AKu melihatnya sayapmu demikian bening dan bersinar. aku hanya mematahkan sayap cintaku saja… ya sayap cintaku yang aku patahkan… cintamu demikian kokoh dan kuat untuk dihancurkan…
Bertahun berlalu, sayap cintamu yang kau bentangakan ketika pertama kali menatapku dan mengetarkan seluruh pori-poriku… memang tidak pernah patah. Getaran itu telah menumbuhkan bayang-bayang sayap yang memberiku semangat untuk tetap tabah dan kuat….