Kamis, April 05, 2012

Jendul

Tiba tiba saja terbersit memberi nama Jendul. Aku sendiri nggak tahu apa arti jendul.. ceilleee *garuk-garuk kaki*. Yang jelas saking suebeelllnya aku kasih nama orang ini Jendul. Lha bayangin ae, bolak balik ke rumah, dengan alasan dari yang gak jelas sampai menjengkelkan.
Seperti kemarin itu, dia ke rumah bilang ada hal penting yang harus kita lihat di rumahnya. Waktu kita ke sana dengan terpaksa,  karena dia maksa2 terus, ternyata hal penting yang dimaksud itu listriknya mati.  Lha dalah.... apa dipikir kita2 ini pegawai PLN?   Lha piye gak diputus sama PLN, wong dia nggandol ke tetangga.... lha masak kita yang disuruh ngurus ke PLN. Mbencekno...  saking mangkelnya, file nomor telepon di hp aku ganti jendul. Kalau ke rumah cari suami, aku pesan sama anak-anak bilang aja lagi tidur. Pasti ada aja yang dia mauin. Udah tau gitu e, bolak balik ke rumah nanya2 lagi  apa udah bangun?

Kadang kalau lagi jutek, hp bunyi dan muncul nama Jendul.... dalam hati saya nanya ini nama kok aneh apa gak ada nama yang lain selain Jendul? Sapa se ini...? Tapi lama-lama ingat lha kan aku sendiri yang kasih nama... hihihiiii....

Selain Jendul, ada juga satu orang lagi yang juga njengkelkan. Ini sih gak jengkel lagi tapi bikin gatel ati. Gak tau asalnya tiba-tiba saja hampir setiap minggu selalu mampir ke rumah sambil bawa beberapa pohon mangga, belimbing, jeruk kadang juga sawo kecik dan nangka. Tanpa ba bi bu... langsung saja dia nyangkul-nyangkul gali tanah di pekarangan yang udah penuh tanaman hasil kreasinya dia. Terus momen yang jengkelkan itu muncul. "Bu ini ada tanaman buaguuuusss.... cepat buah. Buahnya muaniisss... pokoknya rasanya gak kecut sama sekali"
"Ndak pak, aku gak butuh,,, tuh liat tanaman apa aja sampeyan tanam di sana. Nanam nggak ngomong-ngomong lagi" kataku
"Buaguusss Bu, gak apa to. Lha ini tadi  sudah saya tanam bu, tiga pohon mangga.  Tuh deket jambu sebelahnya sawo " katanya tanpa bersalah.
"Ya ampuun paaakkk....!" seruku setelah tahu mangga itu di tanam berhimpitan dengan pohon sawo dan jambu. Pekarangan yang udah rungsep tambah rungsep, belum lagi kalau pohon-pohon itu tambah besar. Aku nggrundel...
"Iya bu.. gak apa, bagus lho buahnya. Tiga pohon mangga itu gak mahal cuma 170 ribu saja termasuk ongkos nanam" Katanya sambil tangannya menengadah. Dengan terpaksa aku bayar dia. Lha bagaimana lagi wong tanaman itu sudah nancap di tanah. Tidak tega juga kalau disuruh bongkar. Kalau toh disuruh njebol, dia pasti minta ongkos lagi.... Byuuhh...!!

Seminggu kemudian dia datang lagi. Begitu turun dari sepedanya langsung nurunkan karung-karung bekas sampah. "E, pak ngapain lagi... nggak usah nanam-nanam udah rungsep ini " seruku.
"Gak bu ini cuma mau ngasih pupuk" katanya sambil membuka isi karung dan mengeluarkan isinya keseluruh tanaman di pekarangan. "Ini pupuk asli bu, pupuknya dingin dan nyuburkan tanaman. Pohon mangga, sawo, jambu, nangka pasti cepet buah" katanya sambil sibuk ngasih pupuk ke semua tanaman. Padahal isi karung itu lebih banyak sampah2 plastik dan batu-batu.
"Gak usah Pak... Gak usaaahhhh....!!" teriakku. Tapi dia tetep saja pura-pura gak denger.
"Nah Bu, selesai sudah" katanya beberapa saat kemudian sambil mengelap keringat.
"Ini tadi saya ngasih pupuk 23 karung bu, anggap saja 20 gak apa. Satu karungnya lima ribu. Jadi semua 100 ribu. Ongkos ngasih pupuknya terserah ibu, seiklasnya saja" katanya menjengkelkan.


Ada lagi satu orang yang juga buat mangkel setengah mati.  Ini sih perempuan datang ke rumah naik becak, katanya datang dari Kertosono. Setiap ke rumah selalu bawa makanan kecil/camilan satu karung, yang dengan maksa minta dibeli. Kalau dibeli cuma dua-tiga biji selalu bilang, "Beli semua saja opo'o bu... ini buat ganti kereta dan becaknya."  Lha masak aku disuruh beli semuanya?

Hari Sabtu kemarin,  waktu pulang dari pasar, kaget juga ada karung berisi kacang telor nangkring di kursi teras. Semua orang  di rumah saya tanya tidak ada yang tahu siapa pemiliknya. Aku biarkan saja karung berisi kacang telor itu tetap dikursi. Sampai hari senin, orang Kertosono itu datang dan meminta uang 100 ribu sebagai ganti kacang telornya. Alamaaaakkk..... mau marah percuma buang-buang energi. Katanya kacang itu sudah dua hari di teras rumahku, berarti sudah aku beli. Lihat, apa nggak menjengkelkan to?

Nah ini, masih ada lagi... orang yang selalu ber SMS hampir dua hari sekali ke hp suami. Isi SMS-nya begini:  "Ass. Bagaimana kabar bapak/ibu sekeluarga? Saya di sini baik-baik saja. dari R-Nganjuk." Begitu selalu isi SMS-nya. kadang malam hari dia sms  tak jarang ditambah begini " "udara Surabaya bagaimana Pak?" Pokoknya dua hari sekali pasti sms begitu. Sering dia naik sepeda motor berboncengan sama anaknya ke rumah. Kalau kami lagi tidak ada di rumah, dia minta sopir ngantar putar-putar ke seluruh Kota Surabaya.

Kata supir saya, kapan-kapan  diadakan reuni di rumah saya, terus ditemukan si jendul, pak yang bawa tanaman, orang dari Kertosono dan Pak R-Nganjuk itu... pasti rumah saya seru, katanya....