Selasa, April 24, 2012

JANGAN SOBEK KORIDOR

masih ada koridor, itu ujian kita untuk tidak melewati dan menyobeknya....

Sabtu, April 14, 2012

hotel majapahit surabaya

Hotel Majapahit, Surabaya
Berbicara tentang hotel bersejarah tak bisa lepas dari hotel satu ini. Sejak dibangun di tahun 1910 hingga saat ini, bangunan tersebut tetap berfungsi sebagai hotel, walaupun pemerintahnya silih berganti.
Awalnya, hotel tersebut dibangun dengan nama Oranje Hotel oleh Lucas Martin Sarkies asal Armenia. Di tahun 1936, hotel tersebut direnovasi dengan tambahan sentuhan art deco.
Akibat Perang Dunia II, Jepang menguasai bumi nusantara. Oranje Hotel pun diambil alih dan berganti nama menjadi Yamato Hoteru. Nah, di tahun 1945, sebuah peristiwa bersejarah mengambil tempat.
Hampir tak ada orang Indonesia yang tak mengenal kejadian perobekan kain biru bendera Belanda menjadi bendera merah-putih. Saat itu, pagi hari di 19 September 1945, Mastiff Carbolic mengibarkan bendera Belanda.
Masyarakat Indonesia yang melihat bendera itu pun marah dan naik ke atas hotel. Bendera Belanda diturunkan, lalu warna biru dirobek. Bendera Merah Putih pun dikibarkan.
Di tahun 1946, hotel kembali dikelola oleh Sarkies dan mengganti nama hotel menjadi Hotel L.M.S. Sampai kemudian di tahun 1969, hotel berubah nama lagi menjadi The Majapahit. Hotel sempat dikelola oleh jaringan hotel Mandarin Oriental Group sehingga diberi tambahan nama Mandarin Oriental Majapahit Hotel Surabaya di tahun 1996.
Sepuluh tahun kemudian, Hotel Majapahit tak lagi dikelola oleh Mandarin Oriental. Sampai saat ini, Hotel Majapahit berdiri kokoh dan menjadi salah satu tujuan wisata penggemar sejarah di Surabaya.
Di hotel ini, terdapat kamar bersejarah yaitu kamarnya Charlie Chaplin. Aktor kondang itu pernah menginap di tahun 1936. Kamar tersebut diberi nama Kamar Merdeka dengan nomor kamar 33.
Kamar Merdeka bertipe Majapahit Suite memiliki dua ruangan, yaitu kamar tidur dan living room dengan sofa. Mau mencoba bermalam di kamar Charlie Chaplin? Tarif kamar tersebut mulai dari Rp 2.600.000 per malam.

sumber kompas.com 14 April 2012

Jumat, April 06, 2012

Kamis, April 05, 2012

Jendul

Tiba tiba saja terbersit memberi nama Jendul. Aku sendiri nggak tahu apa arti jendul.. ceilleee *garuk-garuk kaki*. Yang jelas saking suebeelllnya aku kasih nama orang ini Jendul. Lha bayangin ae, bolak balik ke rumah, dengan alasan dari yang gak jelas sampai menjengkelkan.
Seperti kemarin itu, dia ke rumah bilang ada hal penting yang harus kita lihat di rumahnya. Waktu kita ke sana dengan terpaksa,  karena dia maksa2 terus, ternyata hal penting yang dimaksud itu listriknya mati.  Lha dalah.... apa dipikir kita2 ini pegawai PLN?   Lha piye gak diputus sama PLN, wong dia nggandol ke tetangga.... lha masak kita yang disuruh ngurus ke PLN. Mbencekno...  saking mangkelnya, file nomor telepon di hp aku ganti jendul. Kalau ke rumah cari suami, aku pesan sama anak-anak bilang aja lagi tidur. Pasti ada aja yang dia mauin. Udah tau gitu e, bolak balik ke rumah nanya2 lagi  apa udah bangun?

Kadang kalau lagi jutek, hp bunyi dan muncul nama Jendul.... dalam hati saya nanya ini nama kok aneh apa gak ada nama yang lain selain Jendul? Sapa se ini...? Tapi lama-lama ingat lha kan aku sendiri yang kasih nama... hihihiiii....

Selain Jendul, ada juga satu orang lagi yang juga njengkelkan. Ini sih gak jengkel lagi tapi bikin gatel ati. Gak tau asalnya tiba-tiba saja hampir setiap minggu selalu mampir ke rumah sambil bawa beberapa pohon mangga, belimbing, jeruk kadang juga sawo kecik dan nangka. Tanpa ba bi bu... langsung saja dia nyangkul-nyangkul gali tanah di pekarangan yang udah penuh tanaman hasil kreasinya dia. Terus momen yang jengkelkan itu muncul. "Bu ini ada tanaman buaguuuusss.... cepat buah. Buahnya muaniisss... pokoknya rasanya gak kecut sama sekali"
"Ndak pak, aku gak butuh,,, tuh liat tanaman apa aja sampeyan tanam di sana. Nanam nggak ngomong-ngomong lagi" kataku
"Buaguusss Bu, gak apa to. Lha ini tadi  sudah saya tanam bu, tiga pohon mangga.  Tuh deket jambu sebelahnya sawo " katanya tanpa bersalah.
"Ya ampuun paaakkk....!" seruku setelah tahu mangga itu di tanam berhimpitan dengan pohon sawo dan jambu. Pekarangan yang udah rungsep tambah rungsep, belum lagi kalau pohon-pohon itu tambah besar. Aku nggrundel...
"Iya bu.. gak apa, bagus lho buahnya. Tiga pohon mangga itu gak mahal cuma 170 ribu saja termasuk ongkos nanam" Katanya sambil tangannya menengadah. Dengan terpaksa aku bayar dia. Lha bagaimana lagi wong tanaman itu sudah nancap di tanah. Tidak tega juga kalau disuruh bongkar. Kalau toh disuruh njebol, dia pasti minta ongkos lagi.... Byuuhh...!!

Seminggu kemudian dia datang lagi. Begitu turun dari sepedanya langsung nurunkan karung-karung bekas sampah. "E, pak ngapain lagi... nggak usah nanam-nanam udah rungsep ini " seruku.
"Gak bu ini cuma mau ngasih pupuk" katanya sambil membuka isi karung dan mengeluarkan isinya keseluruh tanaman di pekarangan. "Ini pupuk asli bu, pupuknya dingin dan nyuburkan tanaman. Pohon mangga, sawo, jambu, nangka pasti cepet buah" katanya sambil sibuk ngasih pupuk ke semua tanaman. Padahal isi karung itu lebih banyak sampah2 plastik dan batu-batu.
"Gak usah Pak... Gak usaaahhhh....!!" teriakku. Tapi dia tetep saja pura-pura gak denger.
"Nah Bu, selesai sudah" katanya beberapa saat kemudian sambil mengelap keringat.
"Ini tadi saya ngasih pupuk 23 karung bu, anggap saja 20 gak apa. Satu karungnya lima ribu. Jadi semua 100 ribu. Ongkos ngasih pupuknya terserah ibu, seiklasnya saja" katanya menjengkelkan.


Ada lagi satu orang yang juga buat mangkel setengah mati.  Ini sih perempuan datang ke rumah naik becak, katanya datang dari Kertosono. Setiap ke rumah selalu bawa makanan kecil/camilan satu karung, yang dengan maksa minta dibeli. Kalau dibeli cuma dua-tiga biji selalu bilang, "Beli semua saja opo'o bu... ini buat ganti kereta dan becaknya."  Lha masak aku disuruh beli semuanya?

Hari Sabtu kemarin,  waktu pulang dari pasar, kaget juga ada karung berisi kacang telor nangkring di kursi teras. Semua orang  di rumah saya tanya tidak ada yang tahu siapa pemiliknya. Aku biarkan saja karung berisi kacang telor itu tetap dikursi. Sampai hari senin, orang Kertosono itu datang dan meminta uang 100 ribu sebagai ganti kacang telornya. Alamaaaakkk..... mau marah percuma buang-buang energi. Katanya kacang itu sudah dua hari di teras rumahku, berarti sudah aku beli. Lihat, apa nggak menjengkelkan to?

Nah ini, masih ada lagi... orang yang selalu ber SMS hampir dua hari sekali ke hp suami. Isi SMS-nya begini:  "Ass. Bagaimana kabar bapak/ibu sekeluarga? Saya di sini baik-baik saja. dari R-Nganjuk." Begitu selalu isi SMS-nya. kadang malam hari dia sms  tak jarang ditambah begini " "udara Surabaya bagaimana Pak?" Pokoknya dua hari sekali pasti sms begitu. Sering dia naik sepeda motor berboncengan sama anaknya ke rumah. Kalau kami lagi tidak ada di rumah, dia minta sopir ngantar putar-putar ke seluruh Kota Surabaya.

Kata supir saya, kapan-kapan  diadakan reuni di rumah saya, terus ditemukan si jendul, pak yang bawa tanaman, orang dari Kertosono dan Pak R-Nganjuk itu... pasti rumah saya seru, katanya....

Rabu, April 04, 2012

TUGAS UTS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Tugas UTS :  Komunikasi   Antar Pribadi
Mahasiswa Semester VI-Stikosa-Aws
Dosen : Dra. Sri Puri Surjadari, M.Si

1. mahasiswa diminta membuat makalah perkelompok (7 kelompok @5-6 mahasiswa), dengan tema (pilih salah satu)
  •  Bentuk-bentuk Hubungan
  • Proses pengembangan eskalasi hubungan antar pribadi
  • Perbedaan Komunikasi antar pribadi dan komunikasi non antar  pribadi
  • Hubungan keluarga ditinjau dari perilaku komunikasi
  • Perilaku nonverbal dalam interaksi sosial 
  • Pengaruh budaya dalam pengembangan komunikasi antar pribadi
  • Konteks psikologis dalam komunikasi antar pribadi
  • Penyelesaian konflik melalui pendekatan komunikasi antar pribadi
2. Tiap kelompok harus berbeda dalam memilih topik (topik tidak boleh sama)

3.  Makalah minimal 12 halaman, dengan spasi 1,5 dan model roman, serta diketik dan dijilid rapi.

4. Sumber pustaka wajib dicantumkan minimal 6 buku sebagai bahan referensi.

5.Makalah dikumpulkan pada tanggal 30 April 2012, pukul 19.00 WIB  dan dikirim ke email so_puri@yahoo.com

6. Mahasiswa wajib mempresentasikan makalah masing-masing pada tanggal 2 dan 4 Mei, mulai pukul 18.30. (jadwal presentasi lihat di pengajaran)

7. UNTUK TUGAS UAS yang jatuh pada Awal Agustus, Mahasiswa diminta mempersiapkan untuk membuat buku yang berisi tentang perjuangan seseorang dalam mengungkapkan  jati dirinya  (Contoh perjalanan seseorang yang mengalami transgender, waria, PSK, dll). Bahan dan tata cara penulisan akan dibahas lebih lanjut.

Terimakasih

Senin, April 02, 2012

SAYAP-SAYAP CINTA


Aku telah mematahkan sayap-sayap cinta. Sebuah cinta yang demikian indah tergambar di matanya yang menggetarkan seluruh nadi dan pori-poriku kubiarkan berserakan hingga tak terbentuk.   Aku telah mematahkan sayap-sayap cinta itu… yang seharusnya aku jaga dengan cintaku pula…  
 Di masa itu, saat keheningan masih melingkupi seluruh mimpku… seperti malaikat, kau tiba-tiba saja muncul di depan pintu rumah. Entah siapa yang menyuruhmu datang menjemputku, jangankan nama bahkan sosokmu-pun aku tidak tahu.
Engkau tertegun menatapku. Begitu pula diriku. Untuk sepersekian detik, kita saling menatap tanpa berkedip, Dan aku tidak tahu, mengapa seluruh tubuhku bergetar. Ada sesuatu yang aneh melingkupi seluruh dadaku, pori-poriku…. Sesuatu yang belum pernah aku rasakan demikian indah. Aku rasakan tanganmu juga bergetar ketika menjabat tanganku dan menyebut namamu. 


Kemudian aku aku tahu, bahwa itulah sayap-sayap cinta yang kau bentangkan. Sayap-sayap cinta yang terbentang ketika pertama kali kau datang menatapku. Dan aku juga tidak tahu, mengapa aku merasakan sayap cinta juga tumbuh di seluruh tubuhku…


Sayap-sayap cintamu semakin hari semakin lebar dan bening, menaungi seluruh hari-hariku. Aku merasakan keteduhan dan kedamaian di bawah sayap cintamu. Sampai aku lupa, ya aku lupa…. Ada sosok di belahan bumi di sana, nun jauh di sana disisi benua yang aku sendiri tidak tahu dimana letaknya,  kelak akan datang kepadaku….  Aku tidak sanggup berlari meninggalkan sayap-sayap cintamu, karena sayap cintaku juga tumbuh demikian kokoh menyatu denganmu…. Airmataku menetes.

Aku menangis, engkau juga menangis, aku harus memilih… akankah aku bertahan dengan sayap cinta yang demikian indah ini… ataukah aku berlari menyambut seseorang yang datang dengan harapan demikian besar untuk memberikan sayap cintanya…?

Ketika sosok itu datang, sayap-sayap cinta kita itu aku patahkan satu-satu… setiap hari ketika senja datang, aku mematahkannya satu-satu…Perih. Aku patahkan di depanmu, aku tak sanggup menatapmu yang memohon….. dengan berlinang airmata aku juga mematahkan sayapku agar tak lagi tersambung dengan sayap cintamu… 


Sayap-sayap cinta itu berserakan di sepanjang teras rumahku hingga disepanjang jalan menuju rumahmu. Sayap cintaku dan sayap cintamu tak lagi terbentuk. Aku mematahkanya dan menusuknya di ulu hatimu, juga di hatiku… Perih. Dan engkau pergi dengan membawa luka dan air mataku… Aku tahu dan yakin saat itu sayap cintamu tidak pernah patah. AKu melihatnya sayapmu demikian bening dan bersinar. aku hanya mematahkan sayap cintaku saja… ya sayap cintaku yang aku patahkan… cintamu demikian kokoh dan kuat untuk dihancurkan…


Bertahun berlalu, sayap cintamu yang kau bentangakan ketika pertama kali menatapku dan mengetarkan seluruh pori-poriku… memang tidak pernah patah.  Getaran itu telah menumbuhkan bayang-bayang sayap yang memberiku semangat untuk tetap tabah dan kuat….

Disisi batinku, selalu ada getaran cinta dari bentangan matamu …

Minggu, April 01, 2012

Airmata tumpah di Balirung UI....

Sabtu,18 Februari, adalah hari bersejarah bagi ku. Tidak. Bukan  bagiku saja, tapi bagi anakku juga bapakknya. Kalau toh aku merasa ini adalah hari istimewaku, itu karena semata-mata aku yang merasa mengandung dia. Tanggal itiu, adalah wisudanya dia. Dengan masa tempuh 3,5 tahun dia menyelesaikan kuliahnya di usia 19 tahun lebih 3 bulan, dengan IP kumulatif 3,67. Apalagi prestasi ini termasuk  cumloude. Yah, dia adalah mahasiswa termuda yajg diwisuda saat itu.  Airmatku bercucuran di baliarung UI, manakala dia dipanggil. Dan teriakan para wisudawan mengucapkan terimakasih kepada orangtua diiringi tepuk tangan membahana membuatku menangis.

Teringart diriku, betapa dia dulu beigiutu kecil, dan diusia dua tahun sudah aku kkenalkan dengan gambar dan huruf. Usia 3 tahun dia sudah mengenal ejaan dan membaca secara sederhana, usia 3,5 tahun dia sudah membaca komik . Dan usia 4 tahun dia sudah mengkoleksi komik doraemon, donal bebek, majalah Bobo sambil les bahasa Inggirs di AELI. Aku tidak menyangka perkembangan pengetahuannya demikian pesat. Pendidikan di SMP ditempunya 2 tahun, begitu juga SMAnya. Ketika dia diterima di UI jurusan FakIlmu Komuputer usianya baru menginjak 15 tahun.

Aku bersyukur dia tidak rewel ketika aku memintanya les bahasa Inggris, bahkan Toefl ketika baru lulus SMP. Aku memang paranoid terhadap masalah pendidikan anak2ku. Aku hanya berpikir, kelak ketika aku meninggal mereka anak-anakku harus mandiri, harus bisa minimal memberi les bahasa inggris/matematika. Jejak kakaknya ini diikuti juga oleh adiknya.

Airmataku kembali tumpah semakin deras ketika mereka menyanyikan BUNDA.... Kini dia sedang menunggu undangan dari Univ Dresden Jerman yang telah memberinya beasiswa S2.  Yang bisa aku lakukan untuk anak-anakku hanya satu DOA... Jadilah orang yang bermanfaat untuk orang lain. Bagikan ilmu untuk orangt2 disekitarmu... untuk bangsamu, negaramu...

Rumah Lawang

Rumah ini aku beli sekitar tahun 2008, tentu saja tanpa ijin Timut. Aku sengaja gak memberitahukan dia, karena dia pasti tidak setuju. Pengalaman yang sudah-sudah, setiap aku mau realisasi rumah dia pasti menolak. Ini adalah realisasi rumah yang ke empat yang aku lakukan. Pertama sekitar tahun 1993, di daerah Tanggungangin, tapi Timut menolak. Padahal saat itu ada penawaran dari bapetarum. yang kedua di Singosari daerah yang cukup dingin dekat perbukitan/ Timut menolak lagi. yang ketiga daerah Cerme dekat Gresik, uang muka di bantu kantor cuma-cuma sekitar 5juta. Untuk yang ini aku bahkan sudah meberi tanda jadi yang waktu itu sebesar 250 rb. Uang mukanya dibayari seorang teman... yang pingin bertetangga denganku. Almaaakk... Timut juga tidak setuju.
Akhirnya sekitar bulan Desember 2008, diam diam aku mengunjungi pameran rumah di Gramedia Expo. Rumah yang ditawarkan sekitar Surabaya mahal amat untuk kantongku. Satu-satunya yang terjangkau adalah penawaran di derah Lawang. Aku coba menghitung gaji dan tabungan. Duuhh... sempat ragu juga untk ambil yang pojok. Tapi mbakkku yang mengantarkan aku memberi semangat, kalau aku bisa ambil rumah pojok itu. Dia coba membantu menghitung penghasilanku. BISA BISA PASTI BISA... katanya menyemangati. Uang muka sebesar 48 juta yang harus dicicil 7 kali bagiku berat banget. Tapi Bismillah... akhirnya aku memberi uang muka tanda jadi 500 ribu.

Semua aku lakukan tanpa memberitahu pada Timut atau yang lain. Setiap bulan untuk membayar cicilan, ndeprok ke nyandong ke Gusti Allah, sambil baca surat Al-Waqiah... alhamdulilla kok ya pas to setiap bulan bisa nyicil sampai akhirnya terpenuhi 48 juta itu.
Akhirnya saat menegangkan tiba. Aku harus realisasi dan wawancra dengan suami. Hukumnya wajib kata pengembangnya. Dengan hati-hati aku ajak suami ke Malang karena realisasi ada di Malang. Mula-mula dia marah dan gondok. Sempat tengkar juga sampai aku nangis... aku bilang, ini adalah aktualisasi diriku selama bertahun-tahun kerja/ Lagian di ITS itu cuma rumah dinas yang suatu saat harus dikembalikan. Selama ini memang dia punya beberapa tanah tapi itu kan cuma tanah yang juga tidak jelas kapan akan dibangun.
Mungkin dia ga sampai hati lihat aku nangis, akhirnya dia mau juga aku ajak lihat rumah lawang itu. Sebuah rumah mungil yang dikelilingi bukit. Kadang kabut turun kala sore dan pagi menjelang. Walaupun mungin dan kecil dibanding rumah ITS yang memang luas, tapi aku menyukai rumah ini.

Suatu saat dia bertanya padaku, "mau dicat apa rumah lawang ?" tanyanya. O, kejutan! kulihat dia tampaknya mulai akrab dengan rumah ini... aku bilang terserah aja. Engkau mau melihat rumahku aja aku sudah senang... seruku. Alhasil dia menyurh Pak Didik Sopir untk mengecat warna pink, yang katanya kesukaanku... Alamaakk... padahal aku belum terpikir mau di cat apa. Sebetulnya aku akan memberi warna hiujau tosca, di satu dinding dan warna kuning di dinding lainnya.Dua kamar mungil akan aku cat merah maron dan pink. Tapi ya, gak apalah.... 

Rumah itu saat ini ditunggui Putra, seorang pria remaja yang tinggal di sekitar situ untuk menjaga dan merawat rumahku. Setiap aku datang ke sana, melihat bukit, kabut dan embun serta angin dingin menerpa kulitku... terasa aku pernah berada di tempat yang sama pada waktau yang lampau....

Ndeprok ke Gusti Allah

Apa yang bisa aku lakukan selain ndeprok, ndlosor ke Gusti Allah... mana kala rasa sesak dan nelangsa menghimpit dada.
Tuhan....