
Rokok memang identik dengan laki-laki, tapi tak sedikit para wanita yang juga hobi merokok. Saya sendiri heran apa sih enaknya menghisap lintingan kertas itu, mereka kelihatan menikmati benar setiap hisapan dan hembusan asapnya. Di kantor saya, yang dilantai lima ini, para lelaki masih juga merokok, tapi mereka masih punya perasaan, tidak merokok di ruangan tapi di luar, hanya satu-dua orang saja yang merokok sambil bekerja. Katanya sih merokok bisa membantu konsentrasi mereka. Aneh juga apa hubungannya merokok dan konsentrasi, lebih aneh lagi, apa enaknya kebelakang sambil merokok, apalagi puntungnya lantas dibuang juga di kloset atau lantai kamar mandi. Menjijikan!
Larangan merokok yang perdanya sudah disahkan oleh DPRD Kota Surabaya sejak tiga bulan ini, ternyata belum menjadi momok bagi penyuka rokok. Terbukti masih saja mereka menghembuskan asap dimana-mana persis lokomotif kereta. Apalagi kalau di angkot, baju saya bau asap rokok. Mereka enak saja sebal-sebul yang membuat sebal. Ketika saya ceritakan pada teman saya di kantor, mereka bilang "lha wis ndarah daging, gimana lagi mau menghentikan?"
Merokok kok dilarang, begitu katanya. Wong orang jual soto daging, sate kambing, gulai kambing, tong seng yang penuh kolesterol juga tidak ada larangan... di dinding rumah makan atau depot mereka juga tidak tertulis, AWAS BAHAYA KOLESTEROL!
Dengan jengkel saya bilang, "Lha wong sampean beli sate kambing di emplok sendiri, kalau ngrokok asapnya itu yang buat tetanggamu keplepeken..."