Hari ini saya marah pada mas Al, tepatnya tidak hanya marah, tapi jengkel... Tapi bagus juga saya bisa marah, artinya saya sadar bahwa selama ini apa yang ada dibenakku, ternyata terjawab tuntas tas tas.... APa yang menyebabkan saya marah? RAsanya tidak perlu saya jelaskan lebih lanjut sebab musabab kemarahan saya sebab bisa jadi dia hanya guyonan saja layaknya para lelaki, namun saya menangkapnya bukan suatu guyonan tapi pelecehan.... di sinilah parameter sikap yang jauh jelas berbeda antara saya dan mas Al. Tuhan menciptakan hati manusia sungguh tidak sama, hati yang terdiri dari segumpal darah itu ternyata memiliki akar yang bisa menjalar kemana-mana. Celakanya akar ini bisa menjalar dengan cepat di ulu hati, di jantung, di otak dan di aliran darah. Efeknya sungguh luar biasa, hanya dalam hitungan detik... perasaan tidak enak, sedih, galau, dengan cepat merasuk dan tetesan air matapun hampir tertumpah ruah, akibat tekanan menahan marah.
UNtungnya Hati yang terdiri dari gumpalan darah ini bisa dikendalikan manakala otak mengirim sinyal untuk mendinginkan. Setelah helaan nafas panjang, dan memilah, akhirnya hikmah yang di dapat adalah rasa syukur, bahwa ternyata dugaan saya terhadap sikap mas Al meleset sangat jauh.... apa yang membuat saya marah adalah cerminan rasa bersalah saya terhadap Mas Al juga. Artinya, saya mensyukuri bahwa saya bisa menangkap maksud dari sikap Mas Al yang tersembunyi, walaupun dugaan ini bisa saja salah. Tapi paling tidak itu adalah premis saya sementera ini. Hipotesanya adalah Ada hubungan antara kemarahan saya dengan kesimpulan yang saya dapat, sehingga jawaban sementara yang saya dapatkan inilah yang membuat saya marah. Memang harus dibuktikan antara dugaan saya dan penyangkalan Mas Al. Biarkan waktu yang membuktikan apakah saya benar atau mas Al yang kukuh dengan komitmennya itu, aku tunggu saja. Namun, saya akan memenuhi janjiku untuknya, jika mas Al bisa membuktikan bahwa premis saya salah... tapi saya berharap dia tidak pernah bisa membuktikannya.
Apakah maaf yang ditulis lewat smsnya mampu mendinginkan hati saya juga? Entahlah... yang jelas saya berharap dengan menulis ini, saya bisa melupakan soal itu, biasanya apa yang saya tulis akan hilang juga memory itu, semua memory... jadi semacam angin, kenangan akan segera terhapus tak berbekas, setelah semuanya sudah saya tulis, ya semacam angin... semacam angin...
phusss hilang....