Jumat, Maret 19, 2010

Anakku Ragil


Anakku ragil ini usianya 13 tahun, duduk di kelas 2 SMP. Seperti anak-anak ragil lainnya, manjanya luar biasa... aku sih yang salah juga, terlalu sering ngeloni dan nyiumi dia.. padahal baunya kecut poll kayak cuka, juga tengkil. heemmmm tapi kenapa ya bagiku dia kayak malaikat dan luar biasa. Dan payahnya aku selalu nggak sampai hati menolak keinginannya dia. Salah satu sebabnya dia memintanya dengan wajah melas, mata yang ketap ketip sambil memakai jurus rayuan maut, begini .."Ma, mama capek nggak? buatkan aku nasi goreng... mama baiiiikkk deh, kok ada ya mama yang sebaik mama Ian?"... atau begini, "Mama ini kok kelihatan masih muda ya, cantik lagi.... buatkan aku omelet ya..."

DASAR.. sudah begitu, pasti aku bangkit menuju dapur, dan membuatkan pesanannya. Persis kayak di rumah makan... akibatnya badannya cukup gembul. Lha piye, setiap hari makannya bisa sampai 5-6 kali, belum diselingi dengan ice cream, camilan, kentang goreng dan sebagainya.

Kalau pas dia tidur atau baca komik, diam-diam aku peluk dia dari belakang. Rasa kasihan muncul.... dia tidak pernah ketemu mamanya ketika pulang sekolah, dan malam pas aku datang dari kantor dia sudah tidur.. sudah begitu pasti ada rasa sesal aku sering ningalin dia. Belum lagi dia juga sibuk les yang hampir tiap hari... dan aku tidak bisa ndampingi dan jemput dia. Sering dia protes, katanya dulu Mas Ridho sering dijemput mama dan diantar waktu les. Menurutnya aku tidak pernah jemput dia les apalagi jemput dia sekolah.... Wah!

Momen yang sangat dia tunggu adalah ketika masnya datang liburan semester dari Jakarta. Saat itulah kemana-mana anak dua ini runtang runtung. Tidurpun berjubel berdua di tempat tidur yang sebetulnya hanya muat untuk satu orang. Walaupun ada 2 kamar tidur yang kosong, tapi mereka ingin berdua. Kadang mereka berjubel tidur di kamarku. Jadilah tempat tidurku berisi 4 manusia yang sudah pada melar semua tubuhnya. Posisinya di dekat tembok si Ridho, si Ian, aku dan suamiku. Karena berisi 4 orang, dan lagi pola tidur mereka usrek ae, terutama si Ian, maka untuk hanya sekedear membalikkan badan saja susahnya minta ampun. Paginya badan peda pegal semua. Jadinya kalau mereka ingin kumpul jadi satu di kamarku, si Ridho bawa kasur tipis di gelar di lantai.
Ketika aku tanya kenapa sih kok masih tidur sama mama... jawaban mereka seragam " MAMA NAKALAN, kamar mama tok sing ada AC-nya, ada TV-nya, ada kamar mandinya..., kamarku cuma kipas angin tok, nggak ada TV-nya..."
Lho kan bisa lihat TV di ruang tamu atau di kamar atas, jawabku...
"IYA TAPI KAN NGGAK BISA LIHAT INDOVISION..." he he he.... protes mereka.