
Malam itu, suasana Stasiun Tugu Jogjakarta demikian sepi. Jarum jam menunjukkan pukul 23.30. Aku baru saja menghadiri perkawinan kerabat di Gedung UGM Bulak Sumur. Pesta perkawinan yang demikian meriah, kerabat dari Jakarta, Surabaya, Solo, Kelaten tumplek blek jadi satu di gedung yang cukup luas ini. Malam ini aku akan langsung balik ke Surabaya dengan kereta api Bima. Jadwalnya sih sekitar pukul 00.30, tapi menurut informasi petugas kereta api sedikit terlambat sekitar tiga puluh menit. Ini berarti sekitar pukul 01.00 kereta baru datang dan kemudian berangkat dari stasiun Tugu.
Jarum jam merambat mendekati pukul 24.00. Alangkah sepinya. Beberapa orang selonjor di kursi. Begitupula ibu mertuaku yang sudah terlelap di kursi panjang. Timut dan Ian entah kemana, tadi pamitnya ke kamar kecil. Dinginnya malam dan sepinya Stasiun Tugu membuatku berkhayal dan berpikir. Siapa ya, nantinya yang tiba-tiba muncul di depan hidungku.... ehmm Seandainya ada sesuatu yang tiba-tiba datang.... paling tidak ada yang bisa diajak ngoborol di tengah malam ini.
Setelah aku berpikir demikian, aku clingak clinguk, toleh kanan-kiri... tapi suasana tetap sepi dan hening seakan ditelan malamnya Stasiun Tugu Jogjakarta. Menjelang pukul 24.00 kurang dua menit, YA ALLAH aku kaget, tiba-tiba muncul sosok yang sungguh tidak asing bagi aku. Seorang pria langsing, berjaket hitam, bercelana jeans, bersepatu sportputih , dan menenteng sebuah tas kecil berjalan menuju tempat duduk khusus pijat.
Aku bangkit dan berjalan menuju ke arahnya.
"Selamat malam pak sek.."
"Oh... sugeng dalu, sama siapa?" tanyanya sambil menyalami tanganku. "Sama suami, ibu dan anak saya. Bapak sama siapa? "
"Sendirian saja, dari Magelang, ada Pakdhe yang meninggal... Lha mana suami dan putranya?"
"Itu ibu lagi sare di kursi, suami dan anak saya lagi ke kamar kecil" Setelah sedikit bercerita tentang perjalanajanku ke Jogja, dia gantian cerita. Lucunya, kami sepertinya balapan berbicara....
Kami sama sama naik KA Bima, aku digerbong enam sedangkan Pak Sek di gerbong paling belakang.
Ah, betapa cepatnya Tuhan menjawab apa yang ada dibenakku. Sesaat tadi aku berpikir dan bertanya "Siapa ya, yang datang diheningnya malam di stasiun Tugu?" Lha kok Pak Sekertaris Daerah to yang tiba-tiba muncul, pas jam 24.00 kurang 2 menit.
Diheningnya malam wajah Pak sekda ini tampak imut, cakep serta sporty...
Sugeng dalu Pak Sekda... pamitku ketika kereta Bima sudah mau berangkat.
"Monggo-monggo... sugeng nderekaken tindak...." katanya.