
Entahlah, hari Minggu kemarin ada saja tamu yang datang ke rumah... dan lagian, aku kok ya tumben tidak ke luar rumah. Selain nyetrika baju yang sudah menumpuk, aku juga masak bahan-bahan yang ada di kulkas. Mulai jamur goreng tiram, orak arik jamur, pepes tahu, sampai sayur bening. Anehnya, semua itu ludes nggak sampai siang hari.... ehmmm berarti laku juga masakanku...
Hari itu Siti sudah telepon akan ke rumah. Sambil nunggu dia datang aku nyicil nyetrika baju. Sekitar 10.30 Siti mencungul di pintu dapur yang memang letaknya di samping rumah. Dia datang bersama suaminya. Memang aku janjikan padanya untuk memberi dana reuni SMP yang akan dilaksanakan di rumahnya tanggal 4 April 2010 mendatang. Mula-mula dia keberatan untuk ke tempatan karena dia bilang tidak ada dana, kecuali dana dari aku. Karena aku merasa bertanggung jawab untuk meneruskan pertemuan, maka dana yang diminta Siti aku sanggupi. Makanya pagi itu dia muncul di rumah.
Dia sempat buka tudung saji meja makan, dan incip beberapa masakanku... dia bilang tumben aku bisa masak seenak ini. Wah ini pelecehan dan pelanggaran...
Untuk acara reuni itu, aku katakan padanya aku sudah siapkan beberapa doorprize untuk 14 orang. Setelah aku tunjukan ke Siti dia bilang, "Isine kakehan ..."
"Lho aku pikir malah kurang, kok kamu bilang kebanyakan to?" Siti lantas membuka tas-tas kecil yang sudah aku isi sabun cuci, pewangi, sabun mandi, dan sabun cuci piring. Mula-mula isi tas itu berisi antara 2-4 macam, tapi setelah dibongkart Siti setiap tas hanya berisi satu saja, dan jika dua maka itu hanya berisi sabun mandi dan pewangi saja. Jadinya doorprize yang semula untuk 14 orang jadi 28 ... "Wis aku genapi nanti jadi 30, nanggung..." kataku.
:Awakmu kok apikan to Pur.." katanya, aku cuma meletkan lidah.... muji tok!
"Lho iya sungguh, aku pingin kayak awakmu ... " Doorprize yang tidak seberapa ini memang aku siapkan untuk teman-teman yang datang setiap kali reuni. Harapanku suapaya suasana agak rame saja.. berkorban sedikit toh nggak masalah asal suasana gayeng.
Setelah siti pulang, si Alam SMS nanyakan posisiku ada di rumah tidak? kalo di rumah dia mampir... makanya diapun mampir juga ke rumah... ini adalah kunjungan Alam yang ke dua, setelah empat tahun lalu ke sini bersama si Abu.
Aku bilang ke Alam kalo aku belum telepon si Abu atau mengunjungi mamak ...
:Lho mamak pulang ke makasar selasa, aku juga belum ke sana" kata Alam
"Trus piye Lam, kalo hari saja... itu ada mobil tapi aku nggak bisa nyopir, kamu ae yo sing nyopir" kataku. Setelah rundingan sejenak Alam setuju tapi setelah dia kulakan krupuk di kenjeran.
Sore itu sekitar pukul 17.00 aku dan Alam melaju ke arah Tengger ke rumah mamak, setelah mampir ke toko roti langganannya Alam. Alamak! ternyata di sana rame semua anak-anak dan cucu mamak kumpul semua cuma tidak ada si Faizal danuehmm si Abu. Ku peluk mamak, air mataku selalu hampir jatuh ketika memeluk wanita sepuh yang teduh ini . Selalu ada sebaris embun di kelopak mataku, jika aku tidak menahannya pasti akan jadi hujan yang deras.
Alam sudah beberapa kali telepon si Abu tapi tidak diangkat juga, sampai akhirnya Yuni-lah yang menghubungi si Abu baru bisa. Oleh Alam, telepon yang sudah tersambung ke si Abu diberikan ke aku, tapi aku tidak tahu harus ngomong apa ke dia selain "Hai... piye kabarmu? S-2 nya udah selesai belum? Sekolah Istri sudah selesdi belum? hanya itu yang aku tanyakan dan setelah mengucapkan selamat atas kelahiran putrinya yang ke -4 telepon aku berikan ke mamak.
pukul 19.00 aku ajak Alam pamit, aku peluk mamak beberapa kali dan kuciumi wanita yang putranya pernah mencintai aku, namun takdir telah berkata lain. Airmata mamak mulai menggenang dan cepat dihapusnya. Airmataku sendiri juga sudan hampir menetes. Yuni yang mengantarkan aku sampai di pintu mobil juga mulai menghapus airmatanya... Duh Gusti, mereka adalah bagian dari hatiku.
Ketika Alam bertanya "Tadi itu apa baru pertama kalim telepon dengan si Abu?" aku jawab ya, karena aku kuatir nanti ketika aku SMS atau telepon si Abu, istrinya akan berprasangka lain, aku tidak ingin mereka jadi tengkar gara-gara aku...
Dan pagi ini, tiba-tiba saja dia telepon.... kami ngobrol cukup lama... ada rasa sedih yang menggumpal dan menyesakan dada, rasa sesal dan berdosa padanya menjadi satu... Duh! Aku hanya berharap dalam doaku semoga dia senantiasa berbahagia bersama keluarga besarnya, bersama istri dan anak-anaknya, bersama mamak dan adik-adiknya....