
Hari Senin kemarin Pak Gafar Bos SKDI memanggil saya, katanya ada kegiatan bakohumas di Balikpapan dua hari tanggal 30-31 Maret. Kulihat surat yang disodorkan telah didisposisi oleh Pak Sekda untuk dihadiri. Saya bilang ke Pak Gafar bagaimana kalo humas saja yang hadir, sebab ini disposisinya antara humas dan Kominfo.
Tapi setelah saya telepon humas, ternyata kabag humasnya sedang ada kegiatan pas tanggal itu juga. Surat kemudian saya kembalikan ke mbak Rami. "Ram tolong sampaikan ke Bapak, humas tidak bisa datang....biar Pak gafar saja nanti yang hadir di Balikpapan"
E, Pak Gafar ternyata maju sendiri ke Bos, dan entah bagaimana ceriranya akhirnya akulah yang diminta hadir. Setelah itu saya cari bu Halimah untuk membicarakan tiket, penginapan dan sebagainya. Padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul 17.00 dan saya belum mempersiapkan apa-apa. Jam 18.30 baru tiket pesawat saya terima. Berangkat dengan Mandala pukul 06.30 ini berarti saya harus berangkat dari rumah pukul 04.30 dan sampai di Balikpapan pukul 08.30 waktu Balikpapan, kalau waktu Surabaya sekitar pukul 07.30. Walaupun saya sering berpergian, tapi saya belum pernah sendiri apalagi dengan rute yang cukup jauh. Sesaat saya sempat bleng, apalagi saya dapat informasi dari bu Halimah kalau tempat nginap saya di Hotel Sagita nanti saya sekamar dengan Fitri. Ketika saya tanya siapa Fitiri ini? Bu Halimah juga bilang tidak tahu, orang travelnya yang mengatakan itu katanya.
Lantas saya coba mengecek ke hotel Sagita Balikpapan, apakah nama saya sudah masuk di sana. Menurut resepsionis di hotel Sagita, nama saya sudah masuk dan benar saya satu kamar dengan Fitri. Dia juga tidak bisa memberi penjelasan si Fitri ini apakah juga peserta bakohumas dan tidak ada keterangan dari kota mana. Fitri di pesankan atas nama Ma'long. Ya Ampyuuun... karena saya belum jelas siapa sosok Fitri ini, maka saya meminta kepada resepsionis ini, jika saya butuh dua bed, jangan satu bed seperti yang tadi diceritakan. Alasan saya, kalo tidur saya suka nendang-nendang...
Nah, mulailah ritual acara pemberitahuan kepada Timut. Tapi wajah Timut memunculkan reaksi kaget dan tidak suka. Dia tidak berkomentar, hanya senyum tipis di wajahnya. Menjengkelkan! Walaupun dia sering aku tinggal pergi, tapi jauh hari, atau paling tidak dua hari sebelumnya dia sudah saya beritahu, tidak mendadak begini. Pagi harinya dia juiga enggan mengantarkan aku ke depan pintu apalagi ikut sampai Juanda...
Di Bandara Juanda aku seperti orang hilang, nukarkan tiket, boardingpass sendiri, dan duduk melamun menunggu giliran diumumkan penerbangan kre Balikpapan. Untunglah semua berjalan tepat waktu tidak ada keterlambatan penerbangan.
Penerbangan yang ditempuh sekitar 1jam lebih 15 menit ini cukup menegangkan karena cuaca buruk. Beberapakali awak kabin Mandala mengumumkan keadaaan cuaca dan diminta semua penumpang untuk mengencangkan sabuk pengaman. Tapi syukurlah sampai di Bandara Sepinggan pesawat mendarat dengan sukses. Tinggalah saya clingak clinguk cari taksi menuju Hotel Blue Sky. Untunglah saya bertemu dengan humas dari Kab Klungkung Bali, Bapak Nyoman yang se tujuan. jadilah aku nunut dia ke Blue Sky.
Sampai di hotel Blue Sky, baru ingat sore ini aku ada jadwal ngajar MPK... duh, lupa tidak ninggali materi ke mahasiswa. Lantas dengan permohonan maaf saya telepon kampus untuk dicarikan pengganti hari. Ini sudah dua kali aku ninggalkan mahasiswa. Timut selalu ingatkan akan kewajibanku ngajar, karena dia tidak suka seorang dosen yang ninggalkan kewajibannya... Dia bilang kasihan mahasiswanya.
Seminar Bakohumas di Balikpapan ini adalah ketiga kalinya aku ikuti. Yang pertama di NTB - Mataram, di Denpasar dan tahun ini di Balikapapan. Jadilah kami seperti reuni dengan taman-teman dari berbagai wilayah Indonesia Tengah. Karena saya belum menemukan teman yang sama-sama menginap di hotel Sagita dan saya sendiri belum tahu lokasinya karena tadi dari bandara Sepinggan langsung menuju ke lokasi di hotel Blue Sky. Untunglah humas Samarinda Bapak Nopan menawarkan untuk bareng karena dia bilang satu arah menuju Samarinda.
Sampai di Hotel Sagita saya menanyakan kembali ke resepsionis siapa teman sekamar saya yang bernama Fitri. Dia bilang tidsak ada Fitri karena saya sendirian di kamar. Alamak.... merinding bulu kuduk saya. Jangan-jangan dari dunia lain... Kemudian saya meminta roomboy untuk mengantarkan saya ke kamar dan membetulkan suhu AC, menyalakan lampu dan sebagainya. Setelah mereka pergi, saya cepat ambil air wudlu dan sholat dua rakaat kemudian sambil menunggu maghrib dilanjutkan dengan mengaji sekaligus membaca shalawat badriyah.
Untunglah malam itu berlalu dengan sukses, aku bisa memejamkan mata walaupun dengan krukupan selimut dan mengeraskan suara TV.... apalagi Timut susah sekali dihubungi, HPnya mail box ..jadi apa yang aku lakukan selain tidur, untuk segera bangun esok paginya terus malamnya terbang dengan Citylink ke Surabaya....