Tiba-tiba aku kangen Timut... saking kangennya sampai menangis.. Rasanya kayak anak muda lagi yang sedang jatuh cinta... rasanya pingin jalan-jalan habiskan waktu berdua saja dengan dia.
Tapi aku tidak sampai hati melihat Timut nglokro, aku tidak sampai hati Timut dipermalukan koleganya... aku harus memberi semangat padanya bahwa aku tidak apa-apa... aku percaya pada timut, akhirnya itulah yang aku sampaikan pada Timut.
Siapa lagi yang dipercaya oleh Timut jika bukan aku...? Dan Siapa lagi yang memberi semangat pada Timut jika bukan aku...? Kepercayaanku padanya sangat dibutuhkan oleh Timut, dan aku berikan semuanya... semuanya.. Aku berusaha melupakan kejadian ini.
Timut adalah seorang pria yang tidak mudah mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Dia bukan pujangga yang bisa menulis kalimat cinta dengan indah. Tetapi dia menggantikannya dengan perhatian yang luar biasa. Kejuatan-kejutan darinya aku anggap permohonan maaf darinya... bermalam di Ibis, Santika, Garuda, dan Sahid adalah cara dia memberikan kejutan untukku... cara dia meminta maaf...
Kini di kantor ini, tiba-tiba saja kangenku sangat luar biasa... aku ingin segera menemuinya dan menuntaskan waktu hanya bersamanya