Rabu, September 01, 2010

Faktor "x"


Faktor “x” adalah faktor di luar nalar manusia, di luar prediksi hitung-hitungan. Faktor ‘x’ adalah keajaiban. Saya  selalu yakin ada faktor “x”, yakni tangan Tuhan yang menyelamatkan kita. Ketika kita tidak mampu lagi berpikir, ketika kita tidak mampu lagi mengambil keputusan, maka kepasrahan total kepada Sang Khalik adalah jalan satu-satunya. Terserah mau dibawa kemana...


Sebetulnya banyak sekali faktor x yang dimunculkan oleh Tuhan, tapi saya terlalu bebal untuk menyadarinya. Sampai suatu ketika ditahun 1985, sore itu, saya ditelepon oleh sahabat saya. Dia mendesak agar saya mengikuti ujian susulan. Pada ujian pertama, saya tidak mengikutinya karena saya tidak memiliki biaya untuk membayar beaya administrasi, belum lagi SPP kuliah yang menunggak.  Saya bilang saya tidak melanjutkan kuliah karena tidak ada beaya, toh sudah hampir satu bulan saya tidak masuk ke kampus. Saat itu kampus-kampus swasta termasuk kampus saya ini, masih memberlakukan ujian susulan bagi mahasiswa yang akan mengulang.

Sahabat saya tetap mendesak agar saya meneruskan kuliah, soal beaya adminsitrasi nanti dia pinjami katanya. Saya tidak kuasa menolak kebaikan dia. Maka sore itu saya mendaftar mengikuti ujian susulan yang akan dilaksanakan seminggu lagi. Waktu yang tinggal seminggu itu  saya buat puasa, sholat dhuha dan tahajjud. Saya memohon kepada Allah,  jika nilai ujianku bagus berarti aku harus meneruskan kuliah namun jika jelek, berarti aku harus keluar dari kampus. Setelah itu saya pasarah total, saya pasrahkan nasib saya ini kepada-Nya.

Dan ketika pengumuman tiba, saya kaget ternyata nilai saya menduduki terbaik dari seluruh mahasiswa. Saya takjub, saya tidak menyangka Tuhan memberikan jawaban yang sangat luar biasa. Saya menangis, dan ndeprok kembali kepada-Nya. Ya Allah, ini berarti aku harus meneruskan kuliah di sini, bantu aku ya Allah. Saya menangis  dalam sujud saya. Ya Allah, aku pasrah dengan-Mu....

Seminggu setelah pengumuman itu, saya dipanggil kampus. Saya sudah kuatir, jangan-jangan kampus akan menagih SPP karena kemarin itu untuk bayar ujian ulangan dipinjami oleh sahabatku.
 Tapi ya Allah, aku kembali menangis tertahan... Kampus menawari pekerjaan padaku, sebagai tenaga administrasi. Ternyata Salah satu dosen yang juga salah satu kajur tertarik dengan hasil ujianku, dia ingin saya membantu menyusun buku yang akan diterbitkan. Sejak saat itu secara perlahan saya menjadi tenaga dministrasi tetap dan tak lama kemudian menjadi asisten dosen. Tidak berhenti sampai di situ, ternyata pihak kampus memberikan kemudahan bagi saya dalam membayar SPP. Praktis saya hanya membayar SPP 25% dari jumlah SPP yang seharusnya aku bayarkan.
Kembali saya ndeprok nangis ke Gusti Allah, sujud bersyukur... Dia berikan banyak sekali di luar prediksiku. Kekuatan faktor ‘x’ muncul disaat saya menyerahkan kepasrahan ini kepada-Nya.

Satu tahun kemudian menjelang kelulusan saya, faktor “x” itu muncul lagi. Tiba-Tiba saja Dekan kampus menelpon dan mendorong saya untuk mendafatr jadi PNS. Mula-mula saya ragu, karena saingan yang demikian banyak. Ribuan orang mendaftar berdesak-desakan dari berbagai kota. Sedang saya, hanya lulusan sekolah swasta yang tidak begitu dikenal. Tapi karena dekan saya memberi semangat, saya jadi tergerak untuk mencoba. Maka mulailah saya menjalani puasa yang kali ini saya lakukan hampir setiap hari, disamping dhuha sebelum berangkat kerja, dan tahajjud. Saya yakin jika ini baik, maka Tuhan akan memudahkan jalanku.

Diluar prediksiku, saya  ternyata lulus. Aku anggap keberhasilanku mengikuti tes adalah keajaiban, karena saingan mencapai ribuan orang.  Faktor ‘x’ itu muncul dengan sangat luar biasa... saya menangis, ibu bapak saya menangis... saya ndeprok kembali di hadapan Tuhan. Mukena dan sajadahku basah air mata... saya tidak sanggup lagi berkata-kata dalam doa saya itu......