

ketika seluruh dunia menjauh,
karena persahabatan seperti tangan dengan mata,
saat tangan terluka, mata menangis,
saat mata menangis, tangan menghapusnya...
Tulisan di atas, adalah cuplikan dari sms yang dikirim teman-teman ketika memperingati hari persahabatan. Sengaja saya tampilkan di atas, karena menurut saya cukup bermakna dalam acara kumpul-kumpul reuni teman-teman SMP5 yang lulus tahun 1979/1980. Kemarin, hari minggu 26 Oktober 2008, adalah reuni yang pertama kali khusus kelas 3A, setelah beberapa kali kami ketemu di reuni beberapa kelas pagi-siang. Reuni pagi hari kemarin di rumah Bintang, di Ikan Mungsing. Walaupun cuma dihadiri 6 orang (Mukari, Munakim, Puri, Emi, Yetti dan Yoni) tak urung pertemuan itu merupakan langkah awal dari ikatan persahabatan yang telah lama terurai. Sahabat Iwan, Neni, dan Budi tak bisa datang. Iwan sibuk dengan urusan pemasaran flexy-nya, Neni ada acara pindahan keluarga di Kediri, sedangkan Budi ada acara keluarga juga.
Mukari yang saat ini juga sibuk dengan bisnis hasil perhutanan juga aktif di Partai Demokrat tampil beda...beda banget dengan tongkrongan waktu SMP dulu. Bayangin, dulu rambut kribo, gondrong, kalo di kantin sembunyi-sembunyi ngrokok, sekolah bawa buku tulis satu, digulung, dislempitkan di saku belakang...
Dan ternyata persahabatan tak pernah lapuk digerus waktu. Mukari dan Munakim, seperti mimi lan mintuno... disitu ada Mukari disebelahnya pasti ada juga Munakim... cuma Munakim lebih diem... ada apa sahabat?
Emi, saat ini lagi berbahagia, anak pertamanya baru saja diwisuda... Selamat ya... ternyata dunia ini penuh kejutan, suami Emi, orang Pemkot juga... he he he...
Yetty, aduh... aku ga bisa cerita deh maafin Yet ya... yang jelas sohib kita masih cantik kayak dulu. Dan si Bintang, masih punya anak satu umur 3 tahun... katanya telat kawin! Masih tetap hitam, dan kerja di Banjar di Batu Bara... makanya kemarin itu, kumpulnya di rumah Bintang karena hari Rabu dia balik ke Banjar.
Terkahir Yoni, dia muncul ketika lontong cap gomek-nya udah pada habis dibungkusin... tapi utnunglah, Ny. Bintang udah mengantisipasi dengan menyediakan satu piring penuh buat Yoni, Tongkrongannya masih tetap kayak dulu, gelang akar bahar, kalung dan cincin menjadi ciri khas dia.
Sebelum pulang, Mukari menggagas akan melacak keberadaan teman-teman seperti Nurhayati (budi selalu tanya.. dimanakah si dia? ehmm ternyata ada mimpi yang mengganjal nih Bud...), Siti Romlah, Warsini, Eni, Lindria, Evi, Yoyok, Amin, Edi, Erawati, Hariyadi, dan sohib lainnya yang aku sudah lupa...
Ok khusus Bintang dan keluarga, makasih buanyaak atas hidangan lontong cap go meh-nya uenak tenan, mak nyuuuusss nyeeesss lhooo... apalagi bisa dibawa pulang..
Insyaallah pada akhir Desember pertemuan disepakati di rumahku, di Perum Dos ITS...