padahal baru kulepas dari gendongan,
masih terasa jemari tangannya menggenggam tanganku,
ketika berlatih berjalan...
Hari-hari penuh keajaiban,
melihatnya tumbuh, berjalan dan berlari,
bicara, berhitung, dan bernyanyi...
Kini dia sudah besar, tumbuh menjadi remaja .. Subhalallah!
Tapi rasa kekuatiran dalam dada tak pernah hilang,
seperti rasa cemas ketika dia sakit,
seperti rasa gelisah ketika jarum infus ada di lengan, dan kakinya,
dan saat dia mulai bersepeda, rasa kuatir untuk jatuh selalu menghantui,
rasa cemas ketika dia tak kunjung datang,
aku berdiri di ujung jalan menuggunya dengan harap harap cemas,
dan rasa itu berbuah kelegaan,
ketika dia muncul dan teriak mama...
Kini, dia tiba-tiba malu,
aku tak boleh sering-sering menelponnya dan menanyakan ada dimana kau anakku?
Dia malu,
Katanya, aku tidak percaya padanya
katanya, aku terlalu berlebihan,
katanya , aku tidak seperti ibu-ibu lainnya,
katanya, dia malu pada temannya...
Ah nak, tahukah engkau..
kecemasan ibumu yang tidak pernah kau rasakan? karena kau tidak pernah jadi seorang ibu...
Kecemasan ibumu adalah kecemasan yang takut kehilangan dirimu,
kekhawatiran jika kau ada apa-apa, dan ibu tidak ada di sampingmu,
kegelisahan seorang ibu yang mengandung dan melahirkanmu,
Anakku,
rasa cemas akan tetap ada selama jantung ibu masih berdegup,
Jahgan kau paksa untuk menghilangkannya,
jangan kau katakan kau malu dengan rasa cenas ibu,,,
Anakku,
karena rasa cemas itulah, ibu puasa untukmu,
karena rasa khawatir itulah, ibu selalu berdoa untuk keselamatanmu,
tapi semua yang dilakukan ibu karena ibu menyayangimu, lebih dari hidup ibu..
Anakku, walaupun kau malu
ibu tetap menyayangimu,
ibu tetap puasa dan tak berhenti berdoa untukmu...