Kemarin sebetulnya adalah hari pertama ngajar untuk semester genap di STIKOSA, mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi untuk semester 6. Tapi ternyata kondisiku betul-betul drop. Sebetulnya ini bukan alasan untuk mangkir dan absen dari ngajar, kasihan mahasiswa yang sudah nunggu. Tapi hujan tidak kompromi, sejak sore sudah merintik. Sedangkan tubuh meriyang, rasanya saya harus minum aspirin.
Kepala Bidang saya yang tahu kondisi saya, bilang "Makanya beli mobil ..., jangan naik angkot, kalau hujan begini kan butuh.." Saya cuma tertawa. Lha duit siapa yang buat beli?
Sore itu, ketika hujan masih merintik, saya berdiri di pinggir jalan sambil menggeber payung. Beberapa teman mengebel kendaraannya ketika tahu saya berdiri di pinggir jalan. Dan beberapa teman yang naik roda empat juga melakukan hal sama. Saya cuma tersenyum ketika mereka ngebel ngebel saja, tidak satupun yang menawari saya untuk naik. Barangkali mereka juga tahu, percuma nawari saya, karena saya pasti menolak. Tentu saja saya akan menolak, karena saya juga tahu mereka cuma basa-basi saja. Lha siapa yang mau dinunuti sampai ke ITS?
Karena badan sudah menggigil, akhirnya saya naik taksi. Di pinggir jalan, saya melihat beberapa orang berdiri menggigil menunggu angkot, persis dengan saya tadi ketika belum dapat taksi. Ingin rasanya saya mengajak mereka, tapi saya tidak kenal.
Akhirnya, saya melihat seorang teman, dan saya tawari untuk ikut saja daripada menggigil. Dia bilang rumahnya di Ngagel. Saya bilang tidak apa, toh saya juga bisa lewat sana untuk menuju ke ITS. Akhirnya sore itu saya punya teman untuk pulang. Walaupun muter dulu ke Ngagel tidak masalah...