Kamis, Desember 11, 2008

anakku ragil

Setiap pagi, sebelum berangkat sekolah selalu ada pertanyaan dari anakku ini. Pertanyaannya tidak berubah dan bikin gemes saja... "Ma, dimana sabukku?", atau kalau ga " Ma tumon kacamataku ga?". "Ma kaos kakiku, sepatuku, sempakku...?" ... Aduh, padahal setiap malam sudah diingatkan, untuk nyiapkan semua keperluan sekolahnya untuk besok pagi. Tapi saran ini hanya dilakukan sehari-dua hari saja selebihnya... "Ma, mana .........."
Tadi pagi, ketika saya masih di kamar mandi, anakku ini ketuk-ketuk pintu kamar mandi,
"Ma..ma.. buku fisikaku di mana?" Ya ampuun... dengan hanya berbalutkan handuk, saya keluar.
"Emang ditaruh mana?"
"ya di tas ma, tapi ga ada.. padahal ada PR"
"Masyaallah... kamu bilang semalam ga ada PR, gimana to? "
"Iya lupa ma.." katanya dengan wajah yang tanpa dosa. Pipinya yang tembem, dan badannya yang gemuk, buat aku ga tega marahi dia.
"Yo wis, dicari dulu..."
"Tapi ini sudah jam setengah enam ma, sebentar lagi dijemput Om Helmi" sungutnya
"Terus piye..? coba mama kasih solusimu..?"
"Yo wis, nanti dikerjakan di sekolah saja"
"Lho nyontek temanmu? Ada berapa soal?"
" Ada 25 soal ma, ga aku ga mau nyontek, ada waktu kok ngerjakannya... " sungutnya
" yo wis, tapi kamu kudu siap kalo dapat hukuman dari gurumu lho ya... jangan gondok kalo di marahi guru... "
"Iya ya ma... ma..." AKu cowel pipinya. "Sini dibisiki mama dulu" Lalu dia sodorkan kupingnya ke bibirku. Seperti biasanya aku bisikan surat al-fatekha dan al Iklash ke kuping kanan kirinya.
"Nah, sudah... sekarang kamu berdoa, biar PR-mu nanti aman"
Ian, anakku ini lantas bibirnya umak-umik sambil merem.
"Sudah ma... aku ke depan nunggu Om Helmi" Pamintnya sambil cium tangan dan pipiku.

Anakku ini umurnya 12 tahun, kelas 1 smp di SMPN 3. Walaupun di SD beberapa kali ikut lomba dan menjuarai olympiade IPA, Murid teladan, dan beberapa penghargaan lainnya, tapi saya masih tidak sampai hati untuk melepaskannya sendiri. Bahkan tidurpun masih saya keloni. Padahal dia punya kamar sendiri... Mas-nya yang sekarang di UI, bahkan jengkel dengan saya juga mangkel dengan adikknya.
"Ma, mama harus belajar marahi Ian... masak tiap pagi tanya mulai dari kaos kaki sampai baju sekolah..." Saya diam saja. Saya tau kalo saya memang salah. "Dia juga harus belajar masak mi sendiri, nggoreng telur sendiri... kok mesti mama terus yang buatkan..."

Kenapa saya ga sampai hati dengan anakku ini? Caranya memohon ini lhoo... contohnya begini, dia pasti mulainya dari mijeti punggung atau kaki saya. "Ma, mama capek nggak? mama sayang nggak sama aku?"
"Hayoo mesti ada apa-apanya... ono opo?"
"Lapar ma...pingin nasi goreng" katanya sambil senyum-senyum. Yahlah akhirnya saya bangkit
juga ke dapur.... sedangkan sang tuan kecil ini, baca komik yang koleksinya sudah satu lemari.

Sore itu saya telepon dari kantor, dan bertanya tentang PR fisikanya.
"Asyikk ma... ga jadi diperiksa, aku dilantik jadi pengurus OSIS, jadi PR aku kumpulkan minggu depan saja..."
"Wah selamat ya, dilantik jadi apaan?"
"Pokoknya pengurus OSIS..."
"Pengurus OSIS kok tidur sama mama, minta kelon lagi..."
"Mama yang pingin tidur sama aku, bukan aku yang pingin tidur sama mama..." Serunya.
..................

Selasa, Desember 09, 2008

ENGGHHHH

Jangan punya pikiran yang ngeres membaca berita di atas... saya cuma menirukan apa yang disampaikan Pak Plh, Pak Gafar ... Saat ini dia adalah Plh, karena Kepala Badan lagi menunaikan ibadah haji. Jadi sesuai dengan pesan dari kepala Badan, Pak Plh ini diminta untuk sering-sering rapat dan ngumpulin stafnya, agar stafnya masih ingat bahwa mereka ini digaji jadi harus kerja yang bener. Memang saat ini para staf terutama model yang seperti saya ini harus diingatkan untuk kerja bener, tidak klayapan, tidak ngrumpi... harus mau lembur dan pulang malam minimal jam 19.00... ga boleh protes dan bertanya ngapain lembur? Sebab yang biasa tanya dan protes adalah saya....
Maka tibalah rapat pertama pak Plh dengan para staf... Model Pak Plh ini sungguh easy going, walaupun lahir dan asli orang dari "luar negeri", tapi rapat itu jauh dari kesan formal bahkan gerr gerrran terus... Berceritalah Pak Plh, suatu pagi dini hari, dia ditelepon Kepala Badan. Karena jadwal biometriknya alias jam tubuhnya sudah terset, ketika melek mata maka juga melek yang lain, maka begitu melek mata, jam biomteriknya pada bagian usus pun ikut menggeliat... persis kalau kita molet ketika bangun tidur.... Karena usus pak Plh sudah terset sedemikian rupa, maka sambil merem melek berjalan ke kamar mandi untuk nyambangi peraduan yang lain. Enggghhh..... belum tuntas sang usus menggeliat, telepon HP berdering...
"Sayang ada telepon" seru sang nyonya
"Ngghhhh dari shaphaaa..." suaranya mendesah karena berusaha kompromi dengan ususnya
"kayaknya dari Bos sampeyan"
"Yo wis bawa sini... ngnghhhhh " masih dengan suara orang yang menahan sesuatu
Singkat cerita HP sudah sampai ke tangan Pak Plh.. entah apa yang dikatakan atau yang diperintahkan sang bos, yang jelas pak Plh cuma bisa bilang "Ya Pak Siap... Ngghhhh"
"ya Nggggh... nanti Nggghhhh saya ceknyaaa" Ah untung HP Pak Plh hanya bisa bertransformasi suara saja, coba kalau ada tranformasi bau.... Capek dehhhh

MENDATANGI TIDAK DIDATANGI

Tanggal 8 Desember 2008 ini, adalah hari raya IDUL QURBAN. Seperti tahun-tahun lalu, saya merenung dan mulai mengkalkulasi harga hewan-hewan kurban. Jangan salah sangka, bukannya mau jualan daging kurban, tapi mencoba menghitung... saat ini harga kambing dipasaran sekitar 1 juta dan harga sapi 8 juta. Kemudian saya mulai menghitung, seandainya kaum duafa tidak menerima daging, tapi diberikan uang untuk modal seharga hewan qurban... bagaimana ya? Ada yang setuju ga? Tahun lalu hal ini sudah saya tanyakan di salah satu forum tanya jawab pada salah satu ustadz... tapi jawabannya : hukumnya wajib dengan hewan qurban tidak bisa dialihkan ke bentuk uang walaupun itu untuk kaum duafa/fakir miskin atau orang yang membutuhkan lainnya...

Jadi ketika adik saya telepon dan bertanya saya berqurban ga? saya jawab ya. Kemudian dia bilang, kalau akan dibelikan kambing di daerah Pujon - Malang, sekalian dibagikan di daerah sana. Dia bilang di Pujon banyak orang yang tidak mampu. Saya merenung, dan bertanya padanya, berapa uang yang terkumpul untuk beli hewan qurban? dia bilang ada sekian puluh juta. Saya protes dan bertanya kenapa kamu harus bagikan daging yang paling banter mereka terimanya cuma 1/2 kg? Kenapa tidak uang saja yang dibagikan kepada mereka? "Lho ini hukumnya wajib, berqurban itu untuk menyembelih hewan qurban dan membagikan dagingnya pada kaum duafa... " jawabannya persis seperti yang dikatakan ustaz yang dulu pernah aku tanya.
"Tapi kalo mereka makan daging kambing terus sakit darah tinggi gimana? Kalau mereka dapat daging, tapi ga punya beras, ga punya minyak, gimana? " ... adik saya diam.
"Apa ga sebaiknya diberikan uang saja, katakanlah 500 ribu/keluarga atau harga satu kambing untuk 2 keluarga. Barangkali dengan uang ini akan lebih bermanfaat. Siapa tahu, bisa nambah modal dagang, nambah kebutuhan sehari-hari mereka..."
"Coba kita hitung, berapa Milyar jumlah uang yang terkumpul se Indonesia untuk beli daging hewan qurban.. ? Jika dibagikan ke keluarga miskin, mereka pasti akan terbantu..." Kata saya panjang lebar. Adik saya diam saja. Saya ga tau diamnya itu mencerna apa yang saya omongkan, atau jengkel dengan saya yang banyak bicara dan bertanya, atau bisa jadi mangkel wong di agama sudah begitu bunyinya kok masih diprotes....
Karena dia cuma diam saja, akhirnya saya bilang: Oke saya akan kasih kamu uang seharga kambing, tapi nanti kalau di Pujon sana, ada orang duafa yang sangat membutuhkan uang entah itu untuk berobat atau untuk modal, tolong uang saya jangan dibelikan kambing tapi berikan saja uang saya padanya... saya yakin Tuhan akan memahami pikiran saya" . "Ya mbak, besok akan saya ambil uangnya" lantas dia menutup telepon.

Hari ini saya baca berita di koran, beberapa orang pingsan berdesakan di salah satu tempat pembagian hewan qurban hanya untuk mendapatkan daging 1/4 kg.... Dan celakanya kejadian ini juga terjadi di beberapa kota. Barangkali seperti halnya saya yang malas jalan, malas untuk berbagi dengan mendatangi karena saya lebih suka didatangi... Dan karena saking banyaknya orang miskin di negara ini, termasuk saya yang miskin hati untuk berjalan mendatangi mereka, maka seperti laron merubungi lampu.. mereka berjejal-jejal menadahkan tangannya untuk memperoleh daging 1/4 kg itu...
Saya tidak tahu, apakah seandainya saya dan mereka yang berqurban memiliki hati yang luas dan lapang, sehingga suka rela berjalan mendatangi dan membagikan daging ke kantong-kantong masyarakat duafa, apakah kejadian yang memiriskan hati dan memalukan ini akan tereliminir? Tapi kita memang harus belajar untuk mendatangi mereka, tentunya tidak dengan kamera dan berita... Biarlah kameranya ada di Gusti ALLAH dan beritanya tertulis oleh malaikat Munkar dan Nankir... SELAMAT IDUL ADHA, SELAMAT BERBAGI, SELAMAT BELAJAR MENDATANGI TIDAK DIDATANGI....

Lagi Lembur, Lembur Lagi, Lagi Lagi Lembur...

Bulan Desember ini, disepakati bersama bahwa kita akan pulang 19.00 setiap hari. Begitulah kesimpulan hasil rapat . Ini berarti setiap hari senin sampai kamis pulang jam 19.00. Hari Jumat pulang jam 18.00 dan sabtu lembur mulai pukul 09.30 sampai pukul15.00. Mengapa harus pulang jam 19.00 ? ini karena batas minimal waktu lembur adalah 3 jam setelah jam kantor usai. Karena hari senin sampai kamis jam kantor usai adalah pukul 16.00, maka setelah dihitung 3 jam sesudahnya, maka lembur harus diakhiri minimal jam 19.00. Begitupula untuk hari jumat yang berakhir pukul 15.00, maka batas lembur pukul 18.00. Khusus hari Sabtu, minimal lembur harus 4 jam.... Jadi, waktu kita nantinya akan lebih banyak di kantor. Berangkat pagi pulang malam. Berangkat ketika suami belum berangkat ke kantor, karena pukul 06.00 harus berangkat dari rumah, ini karena jadwal hands key dibatasi pukul 07.30, kalau telat satu menit saja, sudah tercatat terlambat datang. Dan pulang, sampai rumah paling cepat sekitar pukul 20.00. Kalau ada jadwal ngajar nyampe rumah bisa sekitar pukul 21.30. Ketika sampai rumah, badan udah pegel semua, Suami dan anak udah pada tidur .. Duh....
Kamis kemarin, turun dari lantai 5 udah pukul 19.10 menit, untungnya hampir semua SKPD banyak yang lembur, jadi ketika menuruni tangga (lift masih macet sudah 8 bulan) masih banyak orang. Sampai dibawah cuaca sangat tidak bersahabat, hujan mulai turun. Karena aku satu-satunya pegawai yang tidak bawa kendaraan (karena tidak punya booo...) maka naik taksi adalah alternatif yang menjadi alternatif karena tidak ada pilihan lain.
Udara dingin AC langsung menyergap tulang begitu masuk ke dalam taksi. Sementara hujan turun sangat deras, dan seperti diduga, jalan macet total karena banjir sudah menyergap lalu lintas malam itu. Akhirnya sayapun terjebak banjir di kawasan Dharmahusada. Hujan benar- benar mengguyur seperti air bah, hemm seandainya rezeki lembur juga mengguyur ..... Namun, Taksi harus berjalan terus, walaupun merambat... dan saya tetap harus di dalamnya, harus tetap melewati banjir dan kemacetan ini. Toh saya tidak bisa minta sopir taksi untuk menurunkan saya di tengah banjir dan hujan deras begini. Jadi senang atau tidak senang nikmati saja cuaca yang muram ini..
Sampai di lokasi dekat STM Pembangunan, banyak PKL yang terpaksa meminggirkan kursi dan mejanya karena mereka kuatir kendaraan akan mengirimkan hempasan air dari jalan raya ke tenda-tenda mereka. Beberapa kendaraan ada yang berhenti di dekat pedagang roti goreng dan cakue... memang kelihatannya enak banget hujan-hujan begini makan cakue goreng yang panas... pingin rasanya ikutan beli, mata jadi lapar dan perut jadi berontak. Tapi posisi taksi di tengah jalan, jadi saya cuma bisa ngiler lihat cakue goreng...
Kriinggg.... Hp saya berbunyi, dari Ian anak saya. "Ma dimana? Kok Belum pulang? Naik Apa? Bawa Apa?..."Pertanyaannya persis iklan rokok yang posessif itu. Setelah dijelaskan kalo terjebak macet dan banjir, dia paham, tapi minta dibawakan terang bulan dan martabak.
Akhirnya setelah dapat martabak dan terang bulan di sekitar jalan Manyar Jaya, saya sampai di rumah pukul 21.15...
Nelangsa juga, tidak ada sambutan di rumah ketika saya buka pintu... dan ketika melongok ke dalam kamar, Ian asyik nonton TV dan suami browsing internet.
" Kok ga ada sambutan sih..." protes saya pada Suami. Ian cuek bebek lihat TV.
" Lho kan emang hampir tiap hari pulang malam... masak mau ditanya lagi, kan jawabannya pasti lembur to? " Saut suami.
"Mama lembur terus... dibayar berapa sih Ma? Tanya Ian, kali ini dia ambil bungkusan terang bulan dari tangan Saya.
"Pasti yo banyak, wong tiap hari..." sindir suamiku sambil senyum senyum
Saya yang sudah capek... cuma bisa bilang, ya beginilah resiko punya istri kerja... sambil cium pipi Ian dan suami... ah maafin aku ya sayang...

Rabu, November 26, 2008

Nainai Dhodhori part 3

Nainai Dhodhori mendongak ke atas ia melihat huruf rune "MARIANA" persis di atas pintu masuk. Moress berjalan dengan menggunakan ekornya yang mirip kaki manusia menuju pintu. Nainai mengikuti di belakangnya. Mereka berjalan memasuki lorong batu karang yang berwarna putih. Semakin ke dalam lorong semakin sempit hingga mereka menuruni tangga dari batu-batu yang berwarna hitam. Hingga akhirnya sampailah mereka pada suatu ruangan yang cukup luas, dengan hamparan pasir putih. Di tengahnya terdapat meja dari batu yang berwarna hijau. Dan ada sebelas orang duduk di kursi kerang raksasa yang terbuka berwarna putih keperakan mengelilingi meja. Sebetulnya mereka adalah sekelompok duyung. Makhluk yang berbadan separo manusia dan ikan. Ada tiga kursi yang cukup tinggi dengan kulit kerang yang lebih lebar dari delapan kursi lainnya berjajar di sebelah utara. Masing-masing kursi itu memiliki sandaran lumut yang sangat tebal dan indah. Bantalan tangannya terbuat dari mutiara hitam.

Sebelah kiri duduk seorang perempuan dengan mata berwarna hijau. Rambutnya yang hijau menjuntai panjang menutupi seluruh dadanya yang bersisik perak. Di pergelangan tangannya yang memegang tombak mirip petir melingkar gelang mutiara yang berwarna putih. Di tengah duduk seorang laki-laki tinggi besar. Tampaknya dialah pemimpin sidang. LAki-laki ini memiliki jenggot berwarna merah panjang menjuntai, dan memakai jubah berwarna biru, badannya penuh sisik yang juga berwarna biru. Di tengah dahinya terdapat tanda bintang berwarna keemasan. Pemandangan yang sangat kontras dan mencolok karena jenggot merah panjang dipadu dengan sisik dan jubah biru. Jari-jarinya yang berselaput memegang tongkat naga yang bertahtakan mutiara merah pada mulutnya. Sedangkan mata naga pada tongkat itu berwarna hijau zamrud. Di sebelah kanannya seorang laki-laki dengan sisik hitam dan tebal, wajahnya mirip dragon sea, sisiknya tebal dan hitam bercahaya. Walaupun tampak menyeramkan, wajahnya menyiratkan kewibawaan.

"ahaa Moress selamat datang" Seseorang yang memiliki wajah segi lima dengan lima lengan dan tubuh penuh totol totol menyapa mereka. " Apa kabar Astero" sapaMoress. "Duduklah di sebelah Nakaru". Kata Astero. Nakaru adalah sebangsa ikan yang cantik. Sisiknya berwarna kuning keemasan. Tubuhnya kemilau kekuningan. Matanya besar bercahaya. Pada dahinya ada rambut yang mirip poni keemasan.
Moress menggamit lengan Nainai Dhodhori untuk duduk disebelahnya. Kursi yang mereka duduki, seperti kursi lainnya adalah semacam kerang perak. Saking besarnya kerang tersebut, Nai seakan-akan tenggelam ke dalam kursi.

"Baik, kita mulai saja pertemuan hari ini" kata laki-laki yang memiliki bintang emas didahinya.
"Moress, apakah dia manusia yang bukan manusia? Tanyanya sambil melihat ke arah Nainai.
"Ya Tuan Arunga, dia datang di ........... sesuai dengan surat yang dikirim oleh Astero"
"Hmm... bagaimana keadaan di dunia atas menurut perkiraanmu Moress? Tanya Arunga
"Saya rasa kurang begitu baik tuan. Sebelum kami ke sini, sudah ada tanda dari kekuatan yang tidak tampak menyerang kami." Kemudian berceritalah Moress tentang cahaya merah yang menyerang dirinya dan Nai.
"Anak muda, engkau adalah manusia yang bukan manusia, karen aengkau keturunan Ea. Dan menurut perkiraan ramalan Syliph, ............. mengalami kegoncangan yang sangat berpengaruh pada dunia atas. ". "Syliph, katakan ramalan apa yang kau dapatkan dari pendanganmu" Seru Astero, pada ikan putih yang memiliki sayap putih bersisik perak. Wajahnya putih pucat. Tangannya yang panjang dan berselaput, mengambil sehelai sisik dari sayapnya. Dengan bunyi PLUP ... sisik itu berubah menjadi sebutir mutiara bening keunguan sebesar bola sepak. Perlahan Syliph meletakkan Bola mutiara itu di tengah-tengah meja... Dengan membaca matera pembuka inti semua yang hadir di situ bisa melihat puluhan petir menyambar langit dan angin kencang berhembus hebat. Pohon-pohon bertumbangan, sementara ombak di lautan mengglegar memecah batu karang. Nai melihat, gambarnya ada di Bola mutiara itu. Diantara daun-daun yang terhempas angin ada selembar kain hijau yang terbang teriup angin dan jatuh di kepala Nai. Nai memungutnya, dan tampak di sana huruf-huruf yang aneh yang baru pertama kali di lihatnya. Lebih aneh lagi dia bisa membacanya!.
"
Itu huruf rune" pikirnya teringat apa dikatakan Moress sebelum dia dibawa ke sini.
Bola Mutiara itu sesaat meredup, kemudian tampak gumpalan awan yang sangat gelap

Senin, November 24, 2008

nainaidho

Nainai Dhodhori part 2

"Kau lihat yang aku pegang ini" Moress menunjukkan akar yang sudah mengering mirip ranting pohon . Nai menggeleng. "Ini adalah andropogon, yang dengan menciumnya, kau akan merasakan hangat di dadamu, kemudian paru-parumu akan bermetamorfosis sehingga kau bisa bernafas di air".
"Aku tak mengerti" Nai mengerutkan alisnya. Dengan ragu Nai mendekatkan hidungnya ke andropogon. Semerbak harum mengaliri hidungnya. Nainai Dhodhori merasakan udara hangat mengalir pada setiap pori-porinya dan rasa hangat itu semakin kuat di rongga dadanya.
"Nak, engkau adalah salah seorang manusia yang bukan manusia, darahmu yang tampak merah itu jika kau perhatikan sesungguhnya bukan merah tapi merah gelap, mirip warna hijau pekat. Karena itulah Andropogon ini hanya bisa dipakai oleh manusia yang bukan manusia." Moress masih menyodorkan Andropogon ke hidung Nainai Dhodhori. Nai mencium aromanya, wangi, dan dadanya terasa sangat lapang.

"O ya, engakau masih membawa pesan itu?" tanya Moress
"ya ada di saku bajuku"
"Bacalah yang keras untukku"
Nainai Dhodhori merogoh saku bajunya yang basah dan mengambil secarik kain hijau lumut. Dan membuka gulungannya. Tampaklah huruf yang sungguh aneh berwarna putih, merah dan biru. Sebetulnya huruf yang tergambar di sana bukan huruf biasa, tapi entah mengapa Nai bisa membaca dan mengerti maksudnya.

"Itu adalah huruf rune ditulis dengan alfaber Futhark. Tidak semua bisa membacanya" jelas Mores. seakan mengerti apa yang dipikirkan Nainai Dhodhori.
"Mengapa aku bisa mengerti artinya?" tanya Nai
"karena kau bukan manusia yang bukan manusia, darahmu tidak berwarna merah".
"
Bacalah dengan keras" pinta Moress


Untuk Manusia yang Bukan Manusia, Nainai Dhodhori...
Hari ini, ketika hujan turun dengan lebat,
pergilah ke arah Utara, dimana sebatang pohon Kenanga tumbuh.
Tunggulah sampai petir menyambar pohon itu, dan masuklah ke dalamnya.
Kemudian temuilah Moress ... mintalah penjelasan padanya

Penjaga - Astero

"
Aku masih tidak mengerti" kata Nai
"Anakku, aku sudah tua, tenagaku sudah tidak sekuat dulu, sedangkan kekuatan yang tak terlihat sudah mulai menyusun strategi untuk menguasai dunia". Engkau adalah salah satu keturunan dari Ea, pergilah dan selesaikan tugasmu.. kelak....." CTASSS, seleret cahaya merah tiba-tiba menyambar langit-langit. Secepat kilat tangan Moress memancarkan cahaya hijau perak yang memancar dari kukunya yang tajam, dan membentuk kubah raksasa yang melindungi Nainai Dhodhori dan dirinya dari kilatan cahaya merah.
"Cepat ke sini" teriak Moress. Nainai Dhodhori berlari dan menceburkan dirinya di belakang punggung Oaness. "PEGANG TANGANKU, CEPAT". BLAAP cahaya hijau dari kuku Moress padam, dan secepat itu pula, Moress menyelam ke dalam air. Nainai Dhodhori memegang tangan Mores sangat erat, karena tangan itu demikian licin dan berlumut. Jari-jari Mores masih menggenggam andropogon. Moress menyelam secepat kilat dan semakin dalam. Mata Nainai Dhodhori terasa pedih tapi itu hanya sesaat, karena tak lama dia sudah beradaptasi dengan lingkungannya, termasuk pernafasannya. Disekitar mereka banyak aneka binatang laut, yang bahkan belum pernah dilihat oleh Nai. Binatang laut yang beraneka warna ini seakan memberi jalan bagi mereka. Bahkan seekor belut raksasa berduri mengawal mereka dari belakang. Mereka terus menyelam, kadang menikung ke dalam jurang dan naik lagi melewati tumbuhan laut dan karang-karang laut. Tumbuhan laut ini mirip hutan sangat lebat dan gelap, kadang ada batu yang sangat besar dan menjulang mirip gunung. Namun Moress terus berenang andropogon yang digenggamnya memancarkan cahaya terang dan wanginya semakin merebak. Dari pantulan cahaya andropogon inilah, Nainai melihat berberapa sea dragon, yang berbaris berjajar mirip batu karang menjulang. Tubuhnya hitam berkilat dengan mata merah dan satu tanduk diantara matanya. Mereka seakan barisan brikade yang memberi hormat pada pemimpinnya. Oaness menyelam semakin dalam, cahaya andropogon membelah laut yang semakin gelap. Sea dragon yang berjajar sudah menghilang di belakang mereka. Kali ini hanya tampak kegelapan disekitar mereka. Dari jauh Nainai melihat ribuan cahaya, mirip kunang-kunang. Dan ketika mereka sampai pada cahaya itu, Nainai melihat dengan takjub, ternyata ribuan binatang yang mirip ubur-ubur dan memancarkan cahaya dari cangkangnya yang lunak. Mereka mirip jamur yang bercahaya, berpendar biru dan kuning. Di depan mereka tampak gunung yang sangat tinggi. Oaness memperlambat gerakannya dan kemudian mengitari gunung itu sampai menuju ke puncaknya. Dengan ekornya Moress berdiri pada hamparan batu putih. Puncak gunung ini sangat luas dan seluruh batuannya mirip karang yang berwarna putih. Pada pintu masuk yang mirip gua, berdiri ubur-ubur raksasa berwarna biru keperakan. Tentakelnya yang besar dan panjang berjumlah hampir satu lusin memegang tombak. matanya kuning dan tidak memiliki bibir. Di atas pintu masuk itu berderet tulisan rune dengan huruf alfaber futhrak.
"Apak kabar Brittlestar?" sapa Moress "Kenalkan ini Nainai Dhodhori manusia yang bukan manusia.
Nainai mengangguk memberi salam. Diikuti gerakkan Brittlestar dengan menggerakan cangkangnya.

(dilarang mencuplik, menerbitkan atau memperbanyak tanpa izin penulis: Sri Puri Surjandari)

Nainai Dhodhori part 1

Hujan masih terus turun sejak semalam. Flamboyan yang berjajar, sudah hampir doyong dahannya diterpa angin. Sementara bunganya yang orange berguguran di jalan. Udara dingin menusuk kulit, angin lembab berhembus membuat titik titik air di jendela kaca.
Nainai Dhodhori mengayuh sepeda menembus hujan. Jas hujannya yang berwarana hijau berkibar. Berkali-kali kilat mengglegar memecah langit. Nainai, mengayuh sepedanya semakin cepat, dan menikung di ujung jalan. Dia berhenti persis di depan pohon Kenanga yang rimbun dengan bunganya yang berwarna kuning gading. Aroma wangi menyeruak di sela-sela hembusan angin yang basah. DHUAARR... sambaran kilat memecah udara dan membelah pohon Kenanga menjadi dua, namun pohon ini hanya terbelah saja tidak sampai roboh dan masih berdiri walaupun sisi-sisi batangnya condong ke kanan dan ke kiri. Kepulan asap dari pucuk pohon mengepul tipis. Asap itu tampak berjalan dan berhenti di pangkal pohon Kenanga yang sudah terbelah, kemudian dengan perlahan menghilang seakan dihembus angin. Nainai Dhodhori menggeletakkan begitu saja sepedanya di tanah, dan berjalan ke arah Pohon Kenanga. Pada pangkal pohon Kenanga tampak lubang yang cukup besar untuk bisa dimasuki tubuhnya. Perlahan dia mulai menjejakkan kakinya pada akar pohon Kenanga, dan seakan mirip tangga, akar-akar itu tersusun sedemikian rupa menyerupai anak-anak tangga. hampir sepuluh menit dia menuruni anak tangga itu untuk akhirnya sampai ke sebuah pelataran yang cukup luas dan terang. Suara hujan masih terdengar sayup, dan udara disekitar terasa lembab dan basah, bercampur wangi mirip aroma dupa. Dindingnya berwarna merah, dan penuh tonjolan akar pohon.

"Aku sudah menunggumu Nai", Hampir jatuh saking kagetnya Nainai Dhodhori mendengar suara yang berat dari dalam. Suara itu menggema memantul ke dinding yang lembab. Nai menajamkan matanya, dia tidak melihat sesuatu. Tiba-tiba dinding yang tampak lembab dan berwarna merah bergerak mirip pintu dan terbuka. Di sana tampak manusia yang sudah tua, dengan rambut tipis hijau. Sebetulnya rambut itu bisa dikatakan lumut! bibirnya merah dengan kumis tipis berwarna hijau. Hampir seluruh tubuhnya berwarna hijau keperakan. Tangannya juga hijau dengan kuku-kuku yang tajam memegang Andropogon yang berwarna kemerahan dan memancarkan wangi yang luar biasa. Dia tampak berendam di air yang tampak jernih. Namun, tidak dipungkiri, sosok ini memancarkan wibawa dan keanggunan.
"Andakah Tuan Moress " Nainai Dhodhori melangkah maju.
" Tidak salah Nai. Engkau sudah sampai di tempatku, Assyiria. Mendekatlah Nak"
Nai melangkah maju. Dia terkejut, ternyata Moress adalah sejenis ikan duyung.

(dilarang mencuplik, menerbitkan atau memperbanyak tanpa izin penulis: Sri Puri Surjandari)

Senin, November 03, 2008

Ember di bulan November


Bulan November... eh mengingatkan pada film romantis, Sweet November, yang dibintangi Keanu Reeves sebagai Nelson Moss dan Charlize Theron sebagai Sara. November emang bulan romantis..
Bulan yang belakangnya ada "er"-nya kebanyakan penuh cinta... semisal, September, Oktober, November dan Desember... karena bulan "er" itu, biasanya udara sejuk, musim hujan, dan tentu saja musim ember... buat nampung air hujan yang bocor...

Senin, Oktober 27, 2008

Kumpul-Kumpul 3A

Sahabat adalah dia yang menghampiri
ketika seluruh dunia menjauh,
karena persahabatan seperti tangan dengan mata,
saat tangan terluka, mata menangis,
saat mata menangis, tangan menghapusnya...

Tulisan di atas, adalah cuplikan dari sms yang dikirim teman-teman ketika memperingati hari persahabatan. Sengaja saya tampilkan di atas, karena menurut saya cukup bermakna dalam acara kumpul-kumpul reuni teman-teman SMP5 yang lulus tahun 1979/1980. Kemarin, hari minggu 26 Oktober 2008, adalah reuni yang pertama kali khusus kelas 3A, setelah beberapa kali kami ketemu di reuni beberapa kelas pagi-siang. Reuni pagi hari kemarin di rumah Bintang, di Ikan Mungsing. Walaupun cuma dihadiri 6 orang (Mukari, Munakim, Puri, Emi, Yetti dan Yoni) tak urung pertemuan itu merupakan langkah awal dari ikatan persahabatan yang telah lama terurai. Sahabat Iwan, Neni, dan Budi tak bisa datang. Iwan sibuk dengan urusan pemasaran flexy-nya, Neni ada acara pindahan keluarga di Kediri, sedangkan Budi ada acara keluarga juga.
Mukari yang saat ini juga sibuk dengan bisnis hasil perhutanan juga aktif di Partai Demokrat tampil beda...beda banget dengan tongkrongan waktu SMP dulu. Bayangin, dulu rambut kribo, gondrong, kalo di kantin sembunyi-sembunyi ngrokok, sekolah bawa buku tulis satu, digulung, dislempitkan di saku belakang...
Dan ternyata persahabatan tak pernah lapuk digerus waktu. Mukari dan Munakim, seperti mimi lan mintuno... disitu ada Mukari disebelahnya pasti ada juga Munakim... cuma Munakim lebih diem... ada apa sahabat?
Emi, saat ini lagi berbahagia, anak pertamanya baru saja diwisuda... Selamat ya... ternyata dunia ini penuh kejutan, suami Emi, orang Pemkot juga... he he he...
Yetty, aduh... aku ga bisa cerita deh maafin Yet ya... yang jelas sohib kita masih cantik kayak dulu. Dan si Bintang, masih punya anak satu umur 3 tahun... katanya telat kawin! Masih tetap hitam, dan kerja di Banjar di Batu Bara... makanya kemarin itu, kumpulnya di rumah Bintang karena hari Rabu dia balik ke Banjar.
Terkahir Yoni, dia muncul ketika lontong cap gomek-nya udah pada habis dibungkusin... tapi utnunglah, Ny. Bintang udah mengantisipasi dengan menyediakan satu piring penuh buat Yoni, Tongkrongannya masih tetap kayak dulu, gelang akar bahar, kalung dan cincin menjadi ciri khas dia.

Sebelum pulang, Mukari menggagas akan melacak keberadaan teman-teman seperti Nurhayati (budi selalu tanya.. dimanakah si dia? ehmm ternyata ada mimpi yang mengganjal nih Bud...), Siti Romlah, Warsini, Eni, Lindria, Evi, Yoyok, Amin, Edi, Erawati, Hariyadi, dan sohib lainnya yang aku sudah lupa...
Ok khusus Bintang dan keluarga, makasih buanyaak atas hidangan lontong cap go meh-nya uenak tenan, mak nyuuuusss nyeeesss lhooo... apalagi bisa dibawa pulang..
Insyaallah pada akhir Desember pertemuan disepakati di rumahku, di Perum Dos ITS...

Jumat, Oktober 24, 2008

Hujan telah turun...


Setelah didera kemarau yang kian menyengat, semalam Surabaya diguyur hujan yang lumayan deras. Malam hari yang biasanya sangat gerah, semalam terasa sejuk... Bau tanah yang basah oleh hujan membawa sensasi tersendiri. 

Kemarau yang cukup panas dan menyengat kulit memang cukup membuat risau. Sunblock saja rasanya tidak cukup untuk melindungi wajah agar tidak terbakar... diperluan masker, topi dan payung jika tidak ingin wajah gosong. Saking panasnya, BMG pun memperkirakan udara Surabaya  bisa mencapai 42 derajat celcius. Tenggorokanpun terasa kering, dan haus terus menerus. Semakin sering minum air dingin semakin kering tenggorokkan.

Untunglah, semalam hujan turun... kini siap-siap menyambut banjir... Lalu apakah kita akan disuguhi lagi tentang berita  banjir, lonsor,  dan air bah... ?(ah mudah-mudahan jangan lagi).. Setelah berita tentang  kekeringan, dan kesulitan air di beberapa daerah?...

Malam ini langit tampak mendung, jika hujan turun dengarkan bunyinya,dengarkan tetesannya yang menyentuh genting, daun, pohon... dan juga atap yang terbuat dari seng.... 

Jika hujan turun di pagi hari, rasakan hembusan anginnya,basah dan dingin... jika di depan rumahmu ada pohon flamboyan, yang saat ini sedang musimnya berbunga, tataplah kelopaknya yang jingga, dan beberapa bunganya berserakan di jalan, basah... pemandangan yang hanya bisa dilihat ketika flamboyan sedang berbunga... Dan itu bisa dilihat di sepanjang jalan di ITS di pintu masuk dari arah Utara, sepanjang jalan penuh dengan flamboyan berjejer, tanpa daun hanya bunganya yang jingga menyala...

Kamis, Oktober 23, 2008

Cahaya Cinta Timut


23 Oktober 2008 : (17 tahun atau Timut menghitung sejak 5 Oktober 1985?)

Saat...

kudengar lagi suranya

hanya bahagia memenuhi isi dada

karna, kita bisa bicara

Ketika...
kau genggam erat tanganku
melangkah dalam diam dan ragu
aku hanya bisa tergugu

Bicaralah,
aku hanya bisa menjaga sisi hati
agar kita bisa semakin dekat berdiri
dalam bisu, tanpa ada kata
mengiringi

Ah, bicaralah
agar yang terpendam sejak lama
bisa mengikat hati kita
Dalam CINTA

tak ada yang salah dalam cinta
pun tak ada cinta yang salah
selalu seperti itu

CINTA bukan sebuah pilihan
seperti memilih baju yang hendak kita gunakan
cinta bukan pula perhiasan
yang ketika ada yang baru
selalu saja yang lama terlihat usang

cinta ya cinta
seperti halnya Timut
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikan abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana
seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan
kepada hujan yang menjadikan tiada...

I Love U Timut... forever

 


 

 

ES PUTER


by. Timut : 23 Oktober 2008

Dia tidur disebelahmu, tapi bukan hakmu.

Berikan mereka kasih sayangmu, tapi jangan sodorkan Bentuk pikiranmu,

Sebab mereka ada alam pikiran tersendiri.

Patut kau berikan rumah untuk raganya,

Tapi tidak untuk jiwanya,

Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,

yang tiada dapat boleh kau kunjungi sekalipun dalam impian.

Engkau bisa mengetiknya sampai meleng

Tetapi engkau tidak akan berdaya untuk mempenaruhi jiwa, hati dan perasaannya

Biarkan jiwanya mengembara

Ikhlas pasrah sumeleh

Urip kuwi mung saderma nlakoni

Gusti Allah ora sare

Engkau pasti bisa

Karena selama ini kau bisa

Biasakan dirimu akan perasaan, tingkah dan igauannya

Dia pasti akan kembali

Seperti yan dulu lagi

Tidak ada rahasia di antara kita

Semoga

Insya Allah

Amin

Rabu, Oktober 22, 2008

Ketika Anaku Malu

Anakku sudah besar,
padahal baru kulepas dari gendongan,

masih terasa jemari tangannya menggenggam tanganku,
ketika berlatih berjalan...

Hari-hari penuh keajaiban,
melihatnya tumbuh, berjalan dan berlari,
bicara, berhitung, dan bernyanyi...
Kini dia sudah besar, tumbuh menjadi remaja .. Subhalallah!

Tapi rasa kekuatiran dalam dada tak pernah hilang,
seperti rasa cemas ketika dia sakit,
seperti rasa gelisah ketika jarum infus ada di lengan, dan kakinya,
dan saat dia mulai bersepeda, rasa kuatir untuk jatuh selalu menghantui,
rasa cemas ketika dia tak kunjung datang,
aku berdiri di ujung jalan menuggunya dengan harap harap cemas,
dan rasa itu berbuah kelegaan, 
ketika dia muncul dan teriak mama...

Kini, dia tiba-tiba malu,
aku tak boleh sering-sering menelponnya dan menanyakan ada dimana kau anakku?

Dia malu, 

Katanya, aku tidak percaya padanya
katanya, aku terlalu berlebihan,
katanya , aku tidak seperti ibu-ibu lainnya,
katanya, dia malu pada temannya...

Ah nak, tahukah engkau..
kecemasan ibumu yang tidak pernah kau rasakan? karena kau tidak pernah jadi seorang ibu...

Kecemasan ibumu adalah kecemasan yang takut kehilangan dirimu,
kekhawatiran jika kau ada apa-apa, dan ibu tidak ada di sampingmu,
kegelisahan seorang ibu yang mengandung dan melahirkanmu,

Anakku, 
rasa cemas akan tetap ada selama jantung ibu masih berdegup,
Jahgan kau paksa untuk menghilangkannya,
jangan kau katakan kau malu dengan rasa cenas ibu,,,

Anakku,
karena rasa cemas itulah, ibu puasa untukmu,
karena rasa khawatir itulah, ibu selalu berdoa untuk keselamatanmu,
tapi semua yang dilakukan ibu karena ibu menyayangimu, lebih dari hidup ibu..

Anakku, walaupun kau malu

ibu tetap menyayangimu,

ibu tetap puasa dan tak berhenti berdoa untukmu...


Naik Tangga Melatih Nafas

Menyusul kejadian anjloknya lift Pemkot pada bulan maret 2008, maka lift yang biasa mengangkut ratusan karyawan sampai ke lantai 6 macet total. Praktis sudah 8 bulan terhitung bulan Maret sampai Oktober, karyawan Pemkot naik tangga untuk mencapai kantor masing-masing. Lantai 5 adalah letak kantor yang paling tinggi. Memang ada lantai 6, tapi di sana untuk aktifitas berbagai kegiatan, karena merupakan sebuah hall atau ruangan. Ruangan ini bernama Sawunggaling, suatu tempat yang lumayan luas untuk melakukan aktifitas kegiatan bersama di lingkungan Pemkot Surabaya. Terkadang beberapa kegiatan atau pertemuan dengan masyarakat juga dilakukan di lantai 6 ini. Ada juga ruang ATCS yang biasanya untuk aktifitas kegiatan yang bisa menampung sekitar 40 orang.

Beberapa kegiatan yang biasanya dilaksanakan di Lantai 6, terpaksa dialihkan ke tempat lain. Bukan apa-apa, tapi jika kegiatan itu melibatkan masyarakat, dan mereka tidak terbiasa memanjat sampai ke lantai 6, dan mengalami kram kaki, sesak nafas dan pegal-pegal, malah menjadikan masalah tersendiri.

Memang butuh stamina yang kuat untuk bisa mencapai lantai 6. Walaupun bisa mengisitirahatkan nafas sejenak di setiap lantai, tapi tak urung bagi yang tidak terbiasa, apalagi usia yang sudah merambat di atas 40, akan mengalami kelelahan. Mempertimbangkan hal di atas, maka saat ini lantai 6 praktis jarang digunakan, terutama di Sawunggaling yang bisa menampung sekitar 400 orang lebih.

Di lantai 5, selain ada Bapetikom, Bagian Pemerintahan, Pos Pengaduan LH, ada juga ruang Staf Khusus Walikota. Setiap hari penghuni lantai 5 harus menaiki 8 tangga dan 12 trap setiap tangganya. Jika kita hitung, maka setiap hari mereka naik dan turun tangga (dihitung tanpa ada kegiatan rapat di tempat lain) sebanyak 192 trap atau undakan.

Setiap bulannya trap-trap itu dilalui sebanyak 192 x 20 hari kerja (tidak dihitung jika lembur pada hari libur) total setiap bulan mereka memanjat sebanyak 3.840 trap.

Jika dihitung sejak bulan Maret mereka memanjat, maka selama 8 bulan ini mereka telah memanjat : 8 tangga x 12 trap x 20 hari kerja x 8 bulan x 2 (Naik dan Turun) = 30.720 trap! Luar Biasa…!

Pada minggu pertama memanjat, kaki memang mengalami rasa pegal, nafas memburu, jantung terasa berpacu dengan cepat, keringat meleleh, walaupun sudah diantisipasi dengan transit dulu di beberapa lantai. Biasanya tempat faforit untuk transit di lantai 4, karena ada ruang duduknya, paling tidak bisa meluruskan kaki dan mengatur nafas sejenak.

Pada minggu ketiga, nafas sudah sedikit terkontrol, kaki sudah agak terbiasa, walaupun transit masih diperlukan. Jika dulu transit untuk mengatur nafas, tapi sekarang transit untuk menunggu teman yang masih di bawah.

Pada bulan ketiga, untuk mengurangi rasa pegal, dicoba menaiki tangga ala pasukan Paskibra yang menaiki tangga perlahan-lahan dan pada setiap trap ujung sepatu menempel di bibir trap tangga. Ternyata cara ini cukup lumayan bisa meringankan betis dan juga bisa mengatur nafas. Tapi tampaknya kok gaya, masak memanjat ala Paskibra sampai lantai 5!

Kini setelah delapan bulan, dan sudah sekitar 30.720 trap yang dinaiki, kaki sudah beradaptasi tidak begitu pegal, betis semakin besar dan keras, sehingga bisa buat mentung maling… Nafas sudah terkontrol, degup jantung semakin berirama. Dan yang paling menakjubkan, badan terasa enteng. Bagi yang tidak terbiasa olah raga, memanjat tangga ini merupakan olah raga terbaik.

Menurut para ahli kebugaran, menaiki anak tangga dapat melatih otot-otot seluruh tubuh, akan meningkatkan kepadatan tulang, kekuatan otot, fungsi koordinasi, keseimbangan dan meningkatkan stamina dan kesehatan fisik secara keseluruhan. Disamping itu dapat mengencangkan otot paha, pantat serta betis. Tetapi jika memiliki gangguan pada lutut, naik turun tangga memang harus dikonsulkan lebih lanjut ke dokter.

Kalau dilihat dari sisi lingkungan, memakai lift untuk satu lantai saja akan menghabiskan kira-kira 350 watt. padahal di Pemokot ada 6 lantai, berarti menghemat 6 x 350 watt= 2.100 watt. Jadi sudah jelas bahwa menggunakan tangga akan bisa menghemat energi sangat banyak.

Padahal kalau kita mau lihat dari sisi lainnya, banyak yang dari kita tidak mengetahui bahwa:

  • Aktivitas fisik walaupun hanya sedikit pun akan membantu kesehatan kita
  • Kalau kita memakai tangga maka aktivitas ini akan menambah jumlah latihan fisik yang kita perlukan untuk 30 menit sehari
  • Memakai tangga memerlukan energi lebih banyak dari jalan biasa yaitu 200 watt, sehingga akan membakar 2 kali lipat kalori
  • Orang yang sering memakai tangga memiliki kaki yang lebih kuat
  • `Memakai tangga bisa lebih cepat daripada menunggu dan memakai lift

Banyak perusahaan dan universitas di Amerika Utara berkampanye “Take The Stairs” seperti Harvard University dan University of California at Berkeley, lalu perusahaan seperti Pitney Bowes dan Blue Cross Blue Shield. Dr. Manley dari Blue Cross mengatakan bahwa aktivitas fisik selama 10 menit sebanyak 3 kali sehari sangat baik untuk kesehatan, dan juga menghemat energi.

Alhamdulillah, ternyata kejadian lift macet ini, telah memaksakan kita untuk olah raga naik turun tangga, dan badan terasa lebih segar. Untung Pemkot hanya memiliki lantai 6, coba kalau punya lantai sampai 20? Nggak bisa bayangin, demi olah raga masak naik turun tangga segitu banyaknya?

Senin, Oktober 20, 2008

Cahaya Biru




malam itu, setelah ambil air wudhu, ada semburat warna biru berpendar pendar di langit-langit rumah. Tertegun sejenak...barangkali cahaya lampu, pikirku..tapi aku ragu, karena
lampu disekitarnya tampak putih, tapi ini cahaya biru seperti warna biru di mouse komputerku.

sekeitar dua menit setelah aku memalingkan muka, dan ketika ku lihat lagi, cahaya itu sudah pergi. Jarum jam menunjukkan jam 12 malam persis! Apa arti cahaya biru yang berpendar-pendar itu?

Semalam aku ingin mengintip lagi, barangkali cahaya itu akan muncul... tapi aku tertidur, entah dia datang atau tidak.

Yang jelas, cahaya itu muncul setelah aku menyelesaikan tulisan Aku Ingin Pulang di Blog ini. Apakah cahaya itu milik Ibu Bapak...?

Sri Puri Surjandari

Panas Nian


Tak seperti biasanya udara Surabaya luar biasa panasnya, bahkan menurut perkiraan BMG mencapai sekitar 42 derajat. Tidak ada hujan sama sekali. Betul-betul kemarau yang sangat panjang. Jika malam hari, pendingin ruangan saja tidak cukup, rasanya perlu buka jendela lebar-lebar... tapi ketika jendela dibuka, nyamuk dengan ganasnya menhisap darah disekujur tubuh. Selain gatal, juga terasa panas... belum lagi keringat yang mengguyur punggung, besoknya pasti muncul ruam-ruam merah... dan bedak gatal perlu stok banyak untuk mengglontor rasa gatal...

Selain panas, udara juga kering.... tenggorokan masih terasa kering, biarpun diguyur air dingin.

Yang lebih mengkhawatirkan, panasnya udara, juga diiringi rasa panas dihati. Akibatnya, ada saja persepsi yang keliru, pikirian yang negatif, apriori... dan tentu saja, darah tinggi ikut naik. Solusi yang terbaik adalah ambil air wudhu sebanyak-banyaknya... guyur kepala dengan air.

Reuni, jejak langkah 28 tahun

SMS yang dikirim sohib lama memberitakan akan ada reuni teman-teman SMPN 5 yang lulus tahun 1979. Kumpulnya di rumah Budi, di Griyo Mapan, Tropodo Minggu, 19 Oktober 2008 pukul 10.00. Ah, senangnya bisa bertemu teman lama. Ini adalah reuni yang ke tiga yang diadakan teman-teman door to door. Asyiknya bisa lihat wajah-wajah yang dulu kulun, kampungan, bau tengik...s ekarang setelah perjalanan 28 tahun pasti sudah banyak berubah. Tambah ndut (kayak aku... he he, tapi tetep cakep sih ehmmmm....), rambut bertambah warna, tidak lagi hitam, tapi ada yang putih blek, selang seling putih hitam kayak zebra berjemur, ada yang plonthos karena gak mau ada warna putih mending digundhuli saja....

Karena dikasih mandat sama tuan rumah untuk mem-publish, maka teman-teman aku SMS-i juga sedikit aku marahi, kalo ga datang.... jadilah pertemuan siang itu ruame poll...
Ini adalah ajang menyambung tali yang sempat terputus, untuk dijalin lagi lebih erat, agar silaturahim tidak terputus, persaudaraan tetap terjaga... karena ini, kontrbusi pertemuan pun, serelanya dengan mengganti beaya konsumsi 5000 rupiah, ditambah uang kas suka rela minim 5000 juga. Alhamdulillah, uang yang terkumpul 330.000 dari 16 orang. Ini adalah langkah awal yang baik. Setelah dipotong 80.000 untuk tuan rumah sebagai pengganti konsumsi, tinggal 250 ribu untuk uang Kas.
Ada Mukari, Munakim (dua sohib) yang tak terpisahkan, dan baru pertama kali datang... ada Neni yang juga baru pertama kali ikut, Bintang yang semakin hitam cocok deh kerja di pertambangan Batu Bara, datangnya telat lagi... ternyata kebiasaan ga berubah blass...
Akhirnya siang itu disepakati, pertemuan bulan januari nanti di rumah Iwan di Gresik. Ojo lali Gun, Legen sing seger, es siwalan, bandeng bakar tanpa tulang, pudhak... he he he...

O ya, ini aku tampilkan tulisan dari sahabat maya namanya Hendra Messa, yang cocok kita renungkan, salam hangat!

Doa Setengah Jalan

Sungguh sebuah kebahagiaan 
Saat bisa berkumpul lagi dengan teman2 lama, 
jaman sekolah dulu,
Bertukar cerita lama,
 Membuat diri ini pun serasa jadi muda kembali.

Saat bertemu muka, 
ada perubahan fisik yang jadi kekhawatiran banyak orang 
Rambut putih yang menyelinap malu2 , 
kulit yg mulai tak kencang lagi,

Walau tak kita sukai, 
perubahan fisik itu semua adalah pertanda alam,
betapa kita sedang berada 
di pertengahan jalan kehidupan.
Setengah jalan telah dilalui 
sejak bunda melahirkan kita ke dunia ini,
Dan setengah jalan masih membentang
 sampai ke ujung nafas terakhir 
(bilamana tak kehabisan nafas di tengah perjalanan )

Semoga kita menjadi orang yg bersyukur 
atas nikmat kehidupan selama ini,
Dan diberi kekuatan menempuh sisa perjalanan hidup ini

Bila kehidupan rata2 manusia 70- 80 tahun, 
Maka saat kita berusia, menjelang 45 tahun
Sebenarnya kita sedang berada di pertengahan jalan kehidupan

Beberapa orang rekan telah mendahului kita,
 kembali ke haribaan Tuhan,
Meninggalkan dunia yg fana ini
Mengingat kematian, sungguh suatu karunia,
Kita masih diberi kesempatan hidup 
sampai usia pertengahan ini,
Namun tak banyak orang yg menyadarinya.
Karena itu gunakanlah sisa masa hidup ini sebaik mungkin

Berpuluh tahun telah berlalu,
Banyak cerita telah berlalu pula,
Cerita suka dan duka silih berganti, 

Persahabatan di antara kita,tak selalu lurus mulus bagai jalan tol,
Ada pertengkaran, permusuhan, iri, dengki, dendam dan
setumpuk penyakit hati lain 
Yang hinggap di dada ini.

( kalau sakit hati, karena cintanya ditolak,
silakan selesaikan sendiri secara adat)

Semoga puluhan tahun berlalu,
Kita bisa mengubur semua cerita sendu 
jauhkanlah kejelekan2 dalam persahabatan diantara kita
hilangkanlah ; rasa iri, dengki, dendamdan luka lama diantara kita

semoga persahabatan kita, 
menjadi persahabatan yang tulus dan penuh kebaikan
Karena hari esok mentari masih terbentang.
Syukurlah kita punya teman2 yg baik,

Mendung tak selamanya kelabu,
Sinar mentari bisa pula diraih.
Seorang teman lain yang dulu nakalnya, 
minta ampun, jauh dari mesjid 
tapi sang ibu tak lupa mendoakan kebaikan baginya,
setelah waktu berlalu, ia jadi insyaf dan menjadi orang yg baik,
jadi orang yg taat beribadah dan berakhlak mulia

Penuh warna warni dan lika liku cerita teman2 kita
semoga pertemanan kita ini menjadi pertemanan 
yg penuh kebaikan 
pertemanan di usia pertengahan hidup,meunuju usia di atas 45 tahun

kita sama2 sedang menjelang setengah sisa perjalanan hidup ini ,
semoga kita diberi kekuatan menghadapi berbagai tantangan hidup ini
ya Tuhan,
maafkanlah kesalahan kami selama ini 
jadikanlah kami orang2 yg bersyukur,
limpahkanlah pula kebaikan 
pada sisa umur kehidupan kami 
di setengah perjalanan akhir hidup ini

Amin










Sabtu, Oktober 18, 2008

AKu Ingin Pulang


Aku ingin pulang ke rumah ibu bapak,

mencium ibu,

merasakan dekapannya,menghapus rasa lelah yang mendera,

Aku ingin sampai ke rumah ibu bapak,

merebahkan kepala di sana,

di pangkuan bapak,


Ketika mereka bertanya,"Ada apa..?"

aku hanya menjawab dengan air mata...


"Nduk, kau punya hati putih" kata ibu

sambil mengelus kepalaku,

tangisku menjadi-jadi,

sarung bapak basah air mataku,

"Cah Ayu, Gusti Allah Ora Sare" bisik bapak..


"Bapak ibu, aku tak tahu, apakah aku bisa bertahan...? kataku lirih

"Aku ingin di sini bersama ibu bapak"

"Aku ingin tidur diantara ibu bapak"


"Nduk", ibu menghapus air mataku,

air sungai masih mengalir. Di sana kau pernah "melihat"

bapak menjemput ibu, dan ketika ibu bertanya padamu :
"Mau ikut Nduk?".

Kau berkata, ibu dulu, nanti aku menyusul...


Dan kau melihat, ibu bersama bapak, naik rakit menembus malam, dan menghilang...


Air mataku meleleh,

mengapa aku "melihat" bapak menjemput ibu?

Bukankah ibu yang pergi dulu?


Ingatkah kau Nduk, selama ini ibu selalu hadir di mimpi-mimpimu?

Ingatkah kau yang menangis paling keras, ketika ibu "pergi"?

Tapi sudah saatnya ibu pergi, dan Bapak menjemput ibu lewat mimpi dan pikiranmu, agar kau tahu dan siap Bapak juga akan pergi...


Bapak tersenyum."Cah Ayu.." Bapak menciumku, Bapak sebenarnya tidak tega meninggalkan kowe, itulah sebabnya saat itu, teman adikmu Yoyok "melihat" bapak selalu di dekatmu.

Tapi ini sudah saatnya, dan kau harus tabah dan kuat..


Bapak ibu tahu, kau lemah dan rapuh, tapi kau memiliki kekuatan untuk tabah, walaupun hatimu perih, jiwamu berontak..

Bapak ibu bangga kau tetap bertahan.


"Cah Ayu, menangislah jika kau ingin menangis, Tuhan tidak melarang kau menjerit dan menangis"

Menangislah di tahajjudmu,

menjeritlah di doamu,

memohonlah di sujudmu,

pasrah dan tabah di puasamu,

itu adalah kunci untukmu..."


Aku ingin di bersama ibu Bapak, kataku lirih.


Nduk, sabarlah...

jika kau di sini siapa yang menghibur dan menjaga ian, ridho?

cucu-cucuku itu kebanggaan akung dan utinya, juga permatamu..


Jika kau di sini Cah AYu, tak ada lagi yang menyiapkan sahur

di kala ramadhan untuk orang orang di masjid Masyitoh,


Jika kau di sini, siapa yang menenangkan mak pik, mbah jamu, dan orang-orang itu..?

Ibu membelai rambutku...


"Cah AYu, sedih dan laramu hanya keirikil kecil, tetaplah menjadi anak bapak berhati putih, tetap menjadi anak bapak yang mengerti orang lain... tabah dan kuatkan hatimu.."


Bapak ibu... tangisku meledak, dan membasahi sarung Bapak, kurasakan tangan Bapak membelai rambutku dan ibu mencium pipiku...


(aku terbangun dari mimpi, bantalku basah oleh air mata..)

" Ya ALLAH, berikanlah tempat yang terindah dan termulya untuk kedua orang tuaku ini,

jagalah mereka seperti kau menjaga umat-MU yang KAU sayangi... serta pertemukan mereka dengan adikku Puspa, berikanlah tempat yang terindah untuk mereka, ibu bapak dan Puspa... Amin"

Sri Puri Surjandari

Aku Ingin


Aku Ingin punya rumah sendiri,
di bawah bukit penuh pohon cemara duri,
di sekelilingnya ada air sungai gemericik dan batu-batu kali,
sementara embun dan kabut melintas di pagi hari..

Aku ingin punya rumah sendiri,
kutata suka-suka,
ku cat warna hijau seledri,
kaca lebar,
pintu lebar,
gorden putih tipis dengan aroma melati,
keramik silang, hijau granit...

Aku ingin punya rumah sendiri,
mungil, asri,
halaman luas penuh bunga warna warni
falmboyan, bougenfil, cemara, pinus berjajar...

Aku ingin punya rumah sendiri,
tapi Timut, tidak pernah mengijinkan ...
Sedangkan di sini, di rumah ini
aku hanya singgah belaka,
kupakai tidur dan mandi saja... dan mengetik Jika Timut menginginkan

Aku ingin punya rumah sendiri,
biar kucicil dari gaji kecilku sendiri
Tapi Timut Tak mengijinkan,
Timut Tak Mengijinkan, tak mengijinkan.... tak mengijinkan...

Maukah kau memberiku rumah mungil impian itu?
yang ketika aku masuk di dalamnya
terasa dingin dan damai?
Maukah kau memberiku rumah mungil impian itu ?
dimana hanya ada orang-orang yang mencintaiku?
dan tak ada lagi yang mencaci di belakangku...

Sri Puri Surjandari

MUNAJAD DOA


Sungguh Tuhan Maha Kuasa,
karena dia tidak menciptakan sayap buat manusia,
kata cerita, sayap hanya untuk malaikat saja,
setanpun tidak punya,

Sungguh Tuhan Maha Mengetahui,
jika aku punya sayap di lengan kanan dan kiri,
aku kan terbang menjelajah bumi,
mengubur pedih perih di hati...

aku tidak punya sayap,
maka aku tak dapat pergi ke mana-mana dengan suka
aku hanya dapat menangis di tahajjudku,
aku hanya dapat memohon di doaku,
aku hanya dapat bermunajad di puasaku....

Sri Puri Surjandari

Gusti Allah Ora Sare

Seperti tahun-tahunl lalu, kantor mengadakan acara Halal Bi Halal. Kali ini di Banana Leaf. Tapi rasanya tidak ada yang membuat greget di hati... Barangkali ini karena hati sudah mulai meranggas, sehingga tidak peka.... Sang penceramah pun mencoba mencairkan suasana, setelah sebelumnya ada edaran SMS bahwa yang membaca Al-Quran kurang bagus... Aduh, siapa sih yang tega-teganya berkomentar... coba kalo aku yang baca, selain tajwid ga pas, suara juga ga merdu, juga ga berani baca di depan podium... duh pasti SMS yang beredar akan gencar caci maki....
Untung Sang Penceramah, mengademkan hati yang mulai menghitam ini.... kata dia, Tuhan ga akan marah, jika umat-Nya "salah" membaca, sebab manusia butuh proses belajar... toh salah menurut manusia bukan berarti juga salah di mata Tuhan. Sang Penceramah juga secara berkelakar, memberi contoh, bahwa orang yang rajin sholat wajahnya akan tampak bersih, bukan bathuknya menghitam karena dipukul palu.... Jadi, dahi orang-orang yang tampak hitam yang katanya tanda sering sholat ternyata di "tutuki" palu....? Ah, Gusti Allah Ora Sare...

Sri Puri Surjandari