Mrongos. Kata orang Jawa berarti bentuk mulut yang tidak bisa ditutup, karena gigi depannya mencungul. Jadi bibir tidak bisa "mingkem" karena terganjal gigi yang mencuat keluar itu. Dalam tokoh pewayangan mirip Cakil-lah.Cuma kalo cakin yang maju gigi bawahnya.
Tapi kata mrongos bisa jadi dipake bahan plesetan. Mengingatkan cerita komik Smurf. Cerita tentang Smruf adalah cerita mahluk kerdil yang berwarna biru. Kira-kira seukuran buah anggur. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Smruf, setiap kalimat yang membutuhkan penekanan selalu diganti dengan kata smruf. Misalnya "saya mau smruf ah... biar seger. Smurf pakai sabun wangi dari bunga mawar...".
atau.." Hei kamu jangan mensmurf aku pakai kayu, sakit tahu..!" begitulah kata-kata smruf selalu diucapkan oleh mereka untuk mengganti kata yang dianggap penting.
Dan ini adalah cerita tentang mrongos:
MRONGOS DI HOTEL REDTOP
Dua orang peserta mrongos di hotel red top sedang menunggun taksi. Tapi sampe mrongos dia tidak mendapatkan taksi . Akhirnya setelah merongos berjam-jam, taksi pun di dapat. Salah seorang bilang minta diantar keliling. Tak lama taksi meluncur meninggalkan hotel dan keliling. karena pesannya berkeliling, maka sopir takspi cuma putar-putar saja keliling hotel. Dan dua orang inipun mrongos sepanjang jalan, karena taksi ga berhenti di suatu tempat. Setelah hampir satu jam mereka pun kembali ke hotel sambil mrongos-mrongos, karena keinginan mrongos tidak dipenuhi sopir. Pas waktu mau bayar argo taksi, mereka langsung mrongos, karena nilai agro sangat mrongos.
Karena keinginan mrongos tidak bisa terpenuhi, dua orang ini-pun lantas masuk ke kamar dan bercerita ngalor ngidul soal pemrongosan. Sampai jauh malam, mereka tetep ngbrol.
"Aneh yo, aku lhoo kok gak mrongos blas... padahal gak minum kopi' kata salah seorang.
"Aku iyo, tapi wetengku kok mrongos yo... awakmu ga mrongos ta..."
"Yop metu ae yuk... golek mrongosan sing anget..."
tak lama mereka berdua turun kembali ke loby hotel. Dan berjalan ke arah pedagang PKL yang jual makanan.
"Aku mrongso kepiting ae, awakmu gak ta jarene mau mrongos..."
"Gak ah, gak sido.. aku pesen teh ae..."
Barangkali karena lapar, kepiting itupun dihabiskan sampek ludes des des...
"Berapa pak .." tanyanya
penjual tidak ngomong apa-apa, barangkali dia sedang vegetarian ngomong... artinya hanya ngomong dengan mahluk yang tidak bernyawa...dia cuma nyodorkan bon.
Alamak... bapak yang makan kepting kaget.
"Opo'o se kok mripatmu mrongos ngono..." tannya temannya dengan mencoba mengintip jumlah tagihan makanan.
"Oooo.... kok mrongos yo regone kepiting mau...?
"Awakmu ojok kakean mrongos, untung ae iku mau kepitinge gak mrongos... iso mrongos lambeku di prongosi kepiting...."
Senin, Agustus 30, 2010
Sabtu, Agustus 28, 2010
Air Tuba
Air Tuba. Sering kita mendengar kata air tuba, tapi saya sampai sekarang belum tahu apa warna, rasa dan aromanya. Apakah ini hanya kiasan saja? Kalau toh kiasan tentunya ada latar belakang hingga namanya menjadi air tuba.
Menilik dari frasa yang mengiringi kalimat air tuba, maka sudah pasti berkonotasi negatif. Bisa jadi air tuba ini adalah sejenis racun. Biasanya kalimat yang mengiringi kata air tuba adalah pembalasan yang menyakitkan dari kebaikan seseorang. Jika ada orang yang memeberi air tuba terhadap kebaikan orang lain, maka orang itu sudah pantas dikatakan tidak tahu berterimakasih.
Pertanyaannya mengapa ada orang yang tidak tahu berterimakasih? Mengapa dia memberi air tuba? Pertanyaan ini hanya butuh dua jawaban.
Pertama, orang tidak tahu berterimakasih karena memang dia merasa memiliki gengsi dan harga diri yang tinggi. Maunya ketika orang membantunya, jangan sampai ada yang tahu karena dia akan merasa dipermalukan biasanya orang macam ini berpesan "Jangan sampai ada yang tahu kalau saya menerima bantuanmu...". Nah, runyamnya ketika orang lain tahu bahwa hidupnya sebenarnya menggantungkan pada bantuan orang lain, alih-alih berterimakasih, dia akan marah dan malu kemudian menghujam orang yang membantunya. Menyalahkan orang yang membantunya. Mendamprat orang yang membantunya.
Orang semacam ini memang betul-betul tidak tahu berterimakasih. Dia mau enaknya saja, dia mau gengsinya di tonjolkan tapi sebetulnya dia rapuh. Dia tidak bisa mengkoreksi diri, tidak bisa intropeksi diri... kesalahan selalu dilemparkan kepada si pemberi bantuan. Jika anda dan saya termasuk katagori ini, maka anda dan saya patut disebut orang bebal bin bahlul yang tidak tahu berterimakasih.
Kedua, orang ketika diberi bantuan dia merasa senang dan tidak malu. Beda dengan yang pertama. Jika yang pertama tadi malu dan gengsi manakala orang lain tahu, maka kali ini dia menjadi ketagihan untuk meminat bantuan. Menjadi nglunjak. Orang jawa bilang dikasih ati ngrogoh rempelo. Orang semacam ini memiliki target, dan kebiasaan meminta. Biasanya yang diminta adalah dalam bentuk materi. Dan apabila dia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, dia akan marah. Kemudian bisa jadi bentuk terimakasihnya akan berwujud air tuba itu. Jika anda dan saya termasuk katagori ini, maka sudah sepantasnya disebut penghianat.
Pelajaran yang berharga adalah, tetaplah membantu siapa saja. Apabila dihujam atau diberi air tuba, itu adalah resiko dan jangan kapok mendapati manusia-manusia bebal bin bahlul dan penghianat. Belajar memiliki hati seluas samudra, belajar jadim orang pemaaf...
Pelajaran kedua, jangan diingat-ingat lagi apabila kita pernah memberi bantuan. Hal ini penting, biar kita tidak tersakiti apabila ternyata ada manusia bebal bin bahlul dan penghianat. Belajar untuk cuek, belajar untuk tidak mikir apa yang dikatakan orang lain. Belajar jadi pelupa.
Pelajaran ketiga, untuk amannya jangan beri bantuan, jangan sok jadi pahlawan. Belajar untuk mengatakan TIDAK untuk mereka yang menangis di depan hidung kita... belajar menutup mata dan telinga, belajar pelit, belajar untuk sombong...
Mana yang anda pilih...?
Menilik dari frasa yang mengiringi kalimat air tuba, maka sudah pasti berkonotasi negatif. Bisa jadi air tuba ini adalah sejenis racun. Biasanya kalimat yang mengiringi kata air tuba adalah pembalasan yang menyakitkan dari kebaikan seseorang. Jika ada orang yang memeberi air tuba terhadap kebaikan orang lain, maka orang itu sudah pantas dikatakan tidak tahu berterimakasih.
Pertanyaannya mengapa ada orang yang tidak tahu berterimakasih? Mengapa dia memberi air tuba? Pertanyaan ini hanya butuh dua jawaban.
Pertama, orang tidak tahu berterimakasih karena memang dia merasa memiliki gengsi dan harga diri yang tinggi. Maunya ketika orang membantunya, jangan sampai ada yang tahu karena dia akan merasa dipermalukan biasanya orang macam ini berpesan "Jangan sampai ada yang tahu kalau saya menerima bantuanmu...". Nah, runyamnya ketika orang lain tahu bahwa hidupnya sebenarnya menggantungkan pada bantuan orang lain, alih-alih berterimakasih, dia akan marah dan malu kemudian menghujam orang yang membantunya. Menyalahkan orang yang membantunya. Mendamprat orang yang membantunya.
Orang semacam ini memang betul-betul tidak tahu berterimakasih. Dia mau enaknya saja, dia mau gengsinya di tonjolkan tapi sebetulnya dia rapuh. Dia tidak bisa mengkoreksi diri, tidak bisa intropeksi diri... kesalahan selalu dilemparkan kepada si pemberi bantuan. Jika anda dan saya termasuk katagori ini, maka anda dan saya patut disebut orang bebal bin bahlul yang tidak tahu berterimakasih.
Kedua, orang ketika diberi bantuan dia merasa senang dan tidak malu. Beda dengan yang pertama. Jika yang pertama tadi malu dan gengsi manakala orang lain tahu, maka kali ini dia menjadi ketagihan untuk meminat bantuan. Menjadi nglunjak. Orang jawa bilang dikasih ati ngrogoh rempelo. Orang semacam ini memiliki target, dan kebiasaan meminta. Biasanya yang diminta adalah dalam bentuk materi. Dan apabila dia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, dia akan marah. Kemudian bisa jadi bentuk terimakasihnya akan berwujud air tuba itu. Jika anda dan saya termasuk katagori ini, maka sudah sepantasnya disebut penghianat.
Pelajaran yang berharga adalah, tetaplah membantu siapa saja. Apabila dihujam atau diberi air tuba, itu adalah resiko dan jangan kapok mendapati manusia-manusia bebal bin bahlul dan penghianat. Belajar memiliki hati seluas samudra, belajar jadim orang pemaaf...
Pelajaran kedua, jangan diingat-ingat lagi apabila kita pernah memberi bantuan. Hal ini penting, biar kita tidak tersakiti apabila ternyata ada manusia bebal bin bahlul dan penghianat. Belajar untuk cuek, belajar untuk tidak mikir apa yang dikatakan orang lain. Belajar jadi pelupa.
Pelajaran ketiga, untuk amannya jangan beri bantuan, jangan sok jadi pahlawan. Belajar untuk mengatakan TIDAK untuk mereka yang menangis di depan hidung kita... belajar menutup mata dan telinga, belajar pelit, belajar untuk sombong...
Mana yang anda pilih...?
Jumat, Agustus 27, 2010
Setia

apabila waktu lebih berkuasa, merayu untuk tak setia.. ..maka saat itulah setia tak tak lagi ada......
Setia adalah sesuatu barang langka. Paling tidak untuk saat ini. Coba tengok, seberapa besar komitmen seseorang terhadap janji yang disampaikan. Setia sama saja menepati janji. Jika janji dilanggar, maka bisa jadi kesetiaannya dipertanyakan.
Banyak hal yang bisa masuk dalam katagori setia. Konon untuk menjadi pegawai tidak perlu pandai, tapi yang diutamakan adalah kesetiaan, loyal terhadap atasan, patuh terhadap pimpinan. Jika dia pandai bisa jadi justru pimpinan tidak suka, masak bawahan lebih pandai dari pimpinan? Sepandai-pandai bawahan, dia toh tetap bawahan... jadi tetap yang dibutuhkan adalah kesetiaan pada atasan tadi. Atasan tidak perlu pandai, dia hanya perlu menggerakan roda pimpinan. Jika bawahan hanya sekelompok manusia yang tidak patuh, maka roda pimpinan jelas akan oleng. Jika bawahan sekelompok manusia yang pandai, maka roda pimpinan tetap berjalan, tapi dengan kecemasan pimpinan, karena pimpinan yang bebal akan berpikir : "Jangan-jangan orang akan menduga, bahwa keberhasilan program ini karena prestasi bawahan".
Jadi yang dibutuhkan sebenarnya kombinasi antara kepatuhan, keloyalan dan kesetiaan dipadu dengan otak cerdas dari pegawainya. Masalahnya, semakin pandai bawahan maka semakin kritis mereka. Apalagi masih ada pimpinan yang tidak mau mendengarkan apa yang disampaikan bawahan.
Setia terhadap pasangannya. Ini mutlak diperlukan, karena sebuah ikatan akan kokoh jika ikatannya terjalin dengan kuta. Tetapi kesetiaan terhadap pasangannya bisa jadi hanya untuk menutupi "Setia" itu sendiri. Setia adalah komitemen dengan apa yang diucapkan pada pasangannya.
Untuk membuktikan kata setia, maka mereka dituntut untuk tidak mengatakan "karena". Aku setia pada pasanganku karena dia cantik, karena dia juga setia, karena dia kaya, karena dia pengertian, dsb. Sekarang coba kata "karena" tersebut dihilangkan menjadi meskpun. Aku setia pada pasangankua "meskipun" tidak cantik, meskipun dia tidak setia, meskipun miskin, dsb.
Tapi sayangnya, tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini, termasuk setia itu tadi. Setia seperti halnya baju, akan lapuk juga dimakan sang waktu... Setia berguguran di sepanjang perjalanan waktu. Setia tak akan bisa bertahan, seperti bongkahan puzzle dia akhirnya pecah berserakan dan memerlukan waktu lama untuk disusun kembali. Namun setia tak lagi bisa utuh, karena sudah tercederai... dan seperti puzzle akan mudah berserakan lagi...
Sahabat
Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri **

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah.
Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah.
Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi
persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya...
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi,
demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya..
Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman
suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan -
dikecewakan, didengar - diabaikan,
dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian..
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk
menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha
pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan
mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda ???
Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai ??
Siapa yang ingin bersama anda
saat anda tak bisa memberikan apa-apa ??
MEREKALAH SAHABAT ANDA
Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda
dengan mereka.
** Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita. Dalam
kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita **
Jangan Benci Aku, Mama....!
Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya
lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja untuk
dijadikan budak atau pelayan. Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam.
Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah. Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya.
Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun
kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.
Sampai suatu malam. Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak.
Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arah saya.
Sambil tersenyum ia berkata, "Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu
cekali pada Mommy!" Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya, "Tunggu...! Sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?"
"Nama saya Elic, Tante."
"Eric? Eric... Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?"
Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai
perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba terlintas
kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar
dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu.Rasanya seperti mau mati saja saat itu.
Ya, saya harus mati..., mati..., mati... Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric...
Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad
dengan pandangan heran menatap saya dari samping.
"Mary, apa yang sebenarnya terjadi?"
"Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang
telah saya lakukan dulu." Tapi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak...
Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang
begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangissaya reda, saya keluar dari
mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk
yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa
gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric...
Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih
saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apa pun! Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu. Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah.
Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama... Mata mulai
berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya. .. Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, saya pun keluar dari ruangan itu... Air mata saya mengalir dengan deras. Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Brad mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor. Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
"Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!"
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal dengan
seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?"
Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, 'Mommy..., mommy!' Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu..."
Saya pun membaca tulisan di kertas itu...
"Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi...? Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom..."
Saya menjerit histeris membaca surat itu.
"Bu, tolong katakan... katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan
meyayanginya sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong
katakan..!!"
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
"Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah
meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana ... Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana ..... Nyonya, dosa Anda tidak terampuni!"
Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi.
(kisah nyata dari Irlandia Utara)
Kamis, Agustus 26, 2010
Istri Pertama...
Dia teman lama. Sebut saja namanya Lego. Katanya sih temanku satu sekolah sejak SD, SMP dan SMA. Rumahnya juga tidak jauh-jauh amat dengan rumahku dulu. Jadi katanya, temanku juga temannya, tempat bermainku juga tempat bermainnya. Masalahnya, aku tidak ingat sama sekali wajahnya baik di SD, SMP dan SMA. Aku yang terlalu cuek, atau dia yang terlalu nakal. Sebab aku tidak suka bermain dengan anak laki-laki yang clenge'an.
Seiring berjalannya waktu, kami bertemu pada suatu reuni SMP. Seperti biasa para pria selalu sok kenal dengan teman perempuannya, termasuk si Lego ini. Dan seperti biasanya aku tidak begitu peduli dengan dia, karena aku merasa tidak begitu akrab. Tapi dia ternyata termasuk laki-laki yang banyak bicara, terbukti banyak sekali pertanyaannya. Seperti, "Lho awakmu kok ayu... padahal mbiyen perasaanku awakmu gak koyok ngene..., omah nang ndi, anakmu piro, kelas piro..." ketika aku bilang kalo anakku mbarep sudah kuliah, dia teriak kaget.." Tenane, lha umur 15 mosok wis kuliah, anakku ae ijek kelas 3 SMP.." Aku jawab ngawur ae "Aku kan sakti...". Tentu saja dia tidak tahu kalau anakku bisa kuliah dengan usia 15 tahun karena masuk kelas akselerasi 2 tahun di SMP dan 2 tahun di SMA. Waktu masuk SD juga usianya baru 5,5 th. Jadi ketika teman sebayanya masih duduk di kelas 3 SMP dia sudah kuliah.
Yang buat aku kaget dia ternyata berisitri dua. Dia memperkenalkan istrinya yang saat itu diajak, sebagai istri nomer dua-nya. Walaupun aku kaget, tapi aku berusaha tidak menampakkan kekagetan ini. Sementara teman-teman lain berteriak, rame. Si Lego cuma senyam-senyum.
"Yok opo Pur pendapatmu..." tanyanya
"Ehmmm ..." aku gelagepen sebentar. Kemudian aku jawab "Lha wong seneng kok dihalang-halangi... biar saja..."jawabku asal ngomong. Teman-teman tambah riuh... istri si Lego cuma senyum simpul.
"Ojo ngomong ngono koen Pur" Siti malika sohibku njawil aku.
"Nek bojomu kawin maneh yo opo?" lanjutnya.
"Lha ya gak opo... malah ta ijinkan, ta tanda tangani... beneran kok.." kataku tanpa beban.
"Ga opo Lego, awakmu ta dukung punya istri 2, kalo perlu ambil lagi... asal ijin yang ke dua."
"Ngawur ae awakmu pur... ojo nggarri dekne semangat..." siti menimpali.
Sebetulnya aku sendiri tidak setuju laki-laki kawin lagi. Tapi seperti biasanya aku mencoba berpikir lain dengan teman-teman. Aku yakin si Lego punya alasan tersendiri, sehingga dia menikah lagi. Tapi jelas, di sini yang terluka adalah istri pertama. Jika suami menikah lagi, maka pasti dan jelas ada sesuatu yang dianggap "salah" pada istri pertamanya. Sebetulnya "salah" di sini hanyalah alasan-alasan yang dicari oleh para pria untuk menikah lagi.
Bagi istri kedua, dia akan merasa di atas angin. Karena istri pertamanya yang "salah" maka suami menikah lagi. Jika ada yang mengatakan, surga tempatnya jika istri pertama mengijinkan suaminya menikah lagi. Maka yang mengatakan sungguh merendahkan martabat perempuan. Lagi-lagi perempun di anggap bodoh, dikiranyan urusan surga dan pahala hanya di dapat dengan mengijinkan suami menikah lagi. Kalo toh ada hadis yang mengatakan demkian, maka saya termasuk yang tidak percaya. Paling hadis itu yang menterjemahkan laki-laki yang pingin punya istri banyak...
Lego lambat laun akhirnya bercerita tentang istri pertamanya, tentang istri keduanya... aku tertegun dengan ceritanya. Apabila benar, maka alasan itu bisa aku terima. Namun, bagaimanapun seorang istri tetap perempuan yang memiliki hati halus, peka, dan tidak ingin miliknya dibagi atau diambil orang lain. Jika dia marah itu wajar. Jika dia melabrak madunya bisa dimaklumi. Jika dia stres itu bisa dipahami. dan Jika dia menolak bercinnta dengan suaminya itu memang manusiawi.
Coba lihat, disinilah letak keegoisan laki-laki. Apakah dia tidak memiliki perasaan, bercinta dengan istri satunya kemudian bercinta dengan istri lainnya tanpa melihat bagaimana sebenarnya tangisan itri pertamanya? Wajar dan sangat masuk akal jika istri pertamanya ini hanya dianggap sebagai "pelengkap saja", hanya disodakohi saja, hanya sebagai pembuangan sampah saja. Saya katakan pembuangan sampah, karena dia hanya melepas hajat kepada istri pertama, sedangkan kepada istri kedua dia memperlakukannya bagai ratu.
Beberapa kali saya menyindir si Lego. Sekarang saya tidak pake sopan santun, karena saking seringnya kami ngobrol dan mendengarkan dia cerita, maka aku juga sering memarahinya. Tidak mudah bagi Lego mempersatukan para istrinya. Kita in gat bagaimana si dai kondang A'a Gym ketika menikah lagi dengan sekretarisnya? Ada tangisan tertahan di mata teh Nini istri pertamnya.Tapi karena dia adalah istri dari da'i kondang, maka dia berusaha menutupi hati dan air matanya. Tapi publik tidak bisa dibohongi, publik simpati pada teh Nini. Sungguh mengerikan sekaligus menjijikan bagi saya, jika para pria ini bercinta dengan istri pertamanya. Padahal hatinya sesungguhnya ada di istri keduanya. Jika dia laki-laki setia, laki-laki baik, termasuk si A'a Gym ini, dia tidak mungkin menyakiti istri pertamnya. Dia lupa dengan lagunya sendiri :
"Jagalah istri, jangan kau sakiti
Jagalah istri, jangan kawin lagi..."
Seiring berjalannya waktu, kami bertemu pada suatu reuni SMP. Seperti biasa para pria selalu sok kenal dengan teman perempuannya, termasuk si Lego ini. Dan seperti biasanya aku tidak begitu peduli dengan dia, karena aku merasa tidak begitu akrab. Tapi dia ternyata termasuk laki-laki yang banyak bicara, terbukti banyak sekali pertanyaannya. Seperti, "Lho awakmu kok ayu... padahal mbiyen perasaanku awakmu gak koyok ngene..., omah nang ndi, anakmu piro, kelas piro..." ketika aku bilang kalo anakku mbarep sudah kuliah, dia teriak kaget.." Tenane, lha umur 15 mosok wis kuliah, anakku ae ijek kelas 3 SMP.." Aku jawab ngawur ae "Aku kan sakti...". Tentu saja dia tidak tahu kalau anakku bisa kuliah dengan usia 15 tahun karena masuk kelas akselerasi 2 tahun di SMP dan 2 tahun di SMA. Waktu masuk SD juga usianya baru 5,5 th. Jadi ketika teman sebayanya masih duduk di kelas 3 SMP dia sudah kuliah.
Yang buat aku kaget dia ternyata berisitri dua. Dia memperkenalkan istrinya yang saat itu diajak, sebagai istri nomer dua-nya. Walaupun aku kaget, tapi aku berusaha tidak menampakkan kekagetan ini. Sementara teman-teman lain berteriak, rame. Si Lego cuma senyam-senyum.
"Yok opo Pur pendapatmu..." tanyanya
"Ehmmm ..." aku gelagepen sebentar. Kemudian aku jawab "Lha wong seneng kok dihalang-halangi... biar saja..."jawabku asal ngomong. Teman-teman tambah riuh... istri si Lego cuma senyum simpul.
"Ojo ngomong ngono koen Pur" Siti malika sohibku njawil aku.
"Nek bojomu kawin maneh yo opo?" lanjutnya.
"Lha ya gak opo... malah ta ijinkan, ta tanda tangani... beneran kok.." kataku tanpa beban.
"Ga opo Lego, awakmu ta dukung punya istri 2, kalo perlu ambil lagi... asal ijin yang ke dua."
"Ngawur ae awakmu pur... ojo nggarri dekne semangat..." siti menimpali.
Sebetulnya aku sendiri tidak setuju laki-laki kawin lagi. Tapi seperti biasanya aku mencoba berpikir lain dengan teman-teman. Aku yakin si Lego punya alasan tersendiri, sehingga dia menikah lagi. Tapi jelas, di sini yang terluka adalah istri pertama. Jika suami menikah lagi, maka pasti dan jelas ada sesuatu yang dianggap "salah" pada istri pertamanya. Sebetulnya "salah" di sini hanyalah alasan-alasan yang dicari oleh para pria untuk menikah lagi.
Bagi istri kedua, dia akan merasa di atas angin. Karena istri pertamanya yang "salah" maka suami menikah lagi. Jika ada yang mengatakan, surga tempatnya jika istri pertama mengijinkan suaminya menikah lagi. Maka yang mengatakan sungguh merendahkan martabat perempuan. Lagi-lagi perempun di anggap bodoh, dikiranyan urusan surga dan pahala hanya di dapat dengan mengijinkan suami menikah lagi. Kalo toh ada hadis yang mengatakan demkian, maka saya termasuk yang tidak percaya. Paling hadis itu yang menterjemahkan laki-laki yang pingin punya istri banyak...
Lego lambat laun akhirnya bercerita tentang istri pertamanya, tentang istri keduanya... aku tertegun dengan ceritanya. Apabila benar, maka alasan itu bisa aku terima. Namun, bagaimanapun seorang istri tetap perempuan yang memiliki hati halus, peka, dan tidak ingin miliknya dibagi atau diambil orang lain. Jika dia marah itu wajar. Jika dia melabrak madunya bisa dimaklumi. Jika dia stres itu bisa dipahami. dan Jika dia menolak bercinnta dengan suaminya itu memang manusiawi.
Coba lihat, disinilah letak keegoisan laki-laki. Apakah dia tidak memiliki perasaan, bercinta dengan istri satunya kemudian bercinta dengan istri lainnya tanpa melihat bagaimana sebenarnya tangisan itri pertamanya? Wajar dan sangat masuk akal jika istri pertamanya ini hanya dianggap sebagai "pelengkap saja", hanya disodakohi saja, hanya sebagai pembuangan sampah saja. Saya katakan pembuangan sampah, karena dia hanya melepas hajat kepada istri pertama, sedangkan kepada istri kedua dia memperlakukannya bagai ratu.
Beberapa kali saya menyindir si Lego. Sekarang saya tidak pake sopan santun, karena saking seringnya kami ngobrol dan mendengarkan dia cerita, maka aku juga sering memarahinya. Tidak mudah bagi Lego mempersatukan para istrinya. Kita in gat bagaimana si dai kondang A'a Gym ketika menikah lagi dengan sekretarisnya? Ada tangisan tertahan di mata teh Nini istri pertamnya.Tapi karena dia adalah istri dari da'i kondang, maka dia berusaha menutupi hati dan air matanya. Tapi publik tidak bisa dibohongi, publik simpati pada teh Nini. Sungguh mengerikan sekaligus menjijikan bagi saya, jika para pria ini bercinta dengan istri pertamanya. Padahal hatinya sesungguhnya ada di istri keduanya. Jika dia laki-laki setia, laki-laki baik, termasuk si A'a Gym ini, dia tidak mungkin menyakiti istri pertamnya. Dia lupa dengan lagunya sendiri :
"Jagalah istri, jangan kau sakiti
Jagalah istri, jangan kawin lagi..."
Senin, Agustus 23, 2010
Berpuasa tidak untuk dihormati
Orang berpuasa menurut Emha Ainun Nadjib, disuruh langsung berpakaian ketiadaan: tidak makan, tidak minum, dan lain sebagainya. Orang berpuasa diharuskan bersikap 'tidak' kepada isi pokok dunia yang berposisi 'ya' dalam substansi manusia hidup. Orang berpuasa tidak menggerakkan tangan dan mulut untuk mengambil dan memakan sesuatu yang disenangi; dan itu adalah perang frontal terhadap sesuatu yang sehari-hari meru-pakan tujuan dan kebutuhan.
Puasa berarti topo broto untuk diuji segala hal yang sifatnya keduniawian, yang meliputi semua nafsu. Mulai nafsu makan, minum, bercinta, menggunjing, marah, dan nafsu lainnya. Untuk mengetahui sejauh mana nafsu itu tidak membatalkan puasa kita, maka kita tidak perlu marah, tidap perlu protes kalau ada orang makan, minum di tengah orang-orang yang berpuasa. Bahkan kalau perlu, untuk menguji ibadah puasa kita, biarkan saja tempat-tempat hiburan yang biasanya buka tidak perlu ditutup. Puasa kita terlalu agung, terlalu indah untuk diributkan dengan hal-hal seperti itu. Dan Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia, maka justru dengan banyaknya godaan ini akan menjadi ujian yang sangat tangguh untuk keimanan kita.
Apa gunanya tempat hiburan wajib ditutup, kemudian dibuka lagi ketika Ramadhan telah berlalu? Maka tak heran, karena satu bulan tidak bertemu dengan yang namanya tempat hiburan, lantas melakukan balas dendam dengan mengunjungi tempat-tempat hiburan. Ibadah Puasa yang selama satu bulan itupun menguap saja, tidak membekas.
Orang beribadah puasa bukan lantas dihormati. Ini namanya melecehkanibadah puasa itu sendiri.. Orang yang beribadah puasa tidak butuh penghormatan, tidak butuh pengakuan, tidak butuh pujian. Puasa adalah puasa titik. Karena ibadah puasa adalah suatu ibadah yang sangat frontal, menolak segala sesuatu yang menjadi keinginan nafsunya. Walaupun tercium aroma masakan dari warung sebelah, melihat orang andok di rumah makan seberang jalan, kalau dia puasa pasti tidak tergoda. Lantas kenapa kita mesti ribut dan mengatakan mereka tidak menghormati orang puasa?
Yang puasa silahkan berpuasa, bukan berarti lantas melarang orang makan di depan hidungnya. Justru dengan banyaknya godaan akan menjajal dan menguji iman kita. Kalau kita gagal, yang rugi adalah kita sendiri, yang menggoda tidak bisa disalahkan. Bahkan kalau kita marah karena ada orang makan minum merokok pada saat orang berpuasa, maka bobot puasa kita bisa berkurang. Kita hanya mendapatkan rasa lapar dan haus saja. Hakiki dari nilai spritual puasa tidak bisa kita genggam. Roh puasa itu sendiri tidak akan kita gapai jika kita masih meributkan tata cara menghormati orang yang sedang melakukan ibadah puasa.
Jika kita menuntut orang lain agar menghormati ibadah puasa kita, maka yang muncul adalah sikap yang justru melecehkan ibadah puasa kita sendiri. Sama saja artinya kita tidak percaya diri, kita tidak yakin dengan kemampuan akhlak kita. Kita tidak yakin bahwa kita bukan manusia yang bebal. Maka kalau kita kuatir dengan banyaknya godaan pada ibadah puasa ini, silahkan berpuasa di hutan yang tidak ada manusianya.
Tuhan justru akan memberi bobot nilai lebih bagi mereka yang tahan godaan. Jadi mengapa masih meributkan untuk dihormati ibadah puasa kita. Justru sudah selayaknya, yang berpuasa menghormati yang tidak puasa. Yang berpuasa menyediakan makan, minum bagi tamunya yang sedang tidak berpuasa. Entah karena mereka butuh minum, butuh makan, atau bahkan karena mereka memang tidak berpuasa karena keyakinannya. Apa salahnya yang berpuasa menghormati yang tidak berpuasa...?
Nafkah Batin....
Padahal urusan nafkah batin ini tidak hanya masalah di ranjang, tapi lebih kepada urusan bagaimana sang pasangan ini memperlakukan belahan jiwanya. Tidak menyakiti baik secara fisik maupun psikis, itu sangat sangat ber-nafkah batin. Membantu istrinya dengan urusan rumah tangga, juga menentramkan batin. Pendek kata urusan pernafkahan batin adalah hal bagaimana batin ini tidak tersakiti, tidak terluka, jadi salah kaprah kalau urusan batin identik dengan masalah ranjang.
Langganan:
Postingan (Atom)