Kamis, Agustus 26, 2010

Istri Pertama...

Dia teman lama. Sebut saja namanya Lego. Katanya sih temanku satu sekolah sejak SD, SMP dan SMA. Rumahnya juga tidak jauh-jauh amat dengan rumahku dulu. Jadi katanya, temanku juga temannya, tempat bermainku juga tempat bermainnya. Masalahnya, aku tidak ingat sama sekali wajahnya baik di SD, SMP dan SMA. Aku yang terlalu cuek, atau dia yang terlalu nakal. Sebab aku tidak suka bermain dengan anak laki-laki yang clenge'an.

Seiring berjalannya waktu, kami bertemu pada suatu reuni SMP. Seperti biasa para pria selalu sok kenal dengan teman perempuannya, termasuk si Lego ini. Dan seperti biasanya aku tidak begitu peduli dengan dia, karena aku merasa tidak begitu akrab. Tapi dia ternyata termasuk laki-laki yang banyak bicara, terbukti banyak sekali pertanyaannya. Seperti, "Lho awakmu kok ayu... padahal mbiyen perasaanku awakmu gak koyok ngene..., omah nang ndi, anakmu piro, kelas piro..." ketika aku bilang kalo anakku mbarep sudah kuliah, dia teriak kaget.." Tenane, lha umur 15 mosok wis kuliah, anakku ae ijek kelas 3 SMP.." Aku jawab ngawur ae "Aku kan sakti...". Tentu saja dia tidak tahu kalau anakku bisa kuliah dengan usia 15 tahun karena masuk kelas akselerasi 2 tahun di SMP dan 2 tahun di SMA. Waktu masuk SD juga usianya baru 5,5 th. Jadi ketika teman sebayanya masih duduk di kelas 3 SMP dia sudah kuliah.

Yang buat aku kaget dia ternyata berisitri dua. Dia memperkenalkan istrinya yang saat itu diajak, sebagai istri nomer dua-nya. Walaupun aku kaget, tapi aku berusaha tidak menampakkan kekagetan ini. Sementara teman-teman lain berteriak, rame. Si Lego cuma senyam-senyum.
"Yok opo Pur pendapatmu..." tanyanya
"Ehmmm ..." aku gelagepen sebentar. Kemudian aku jawab "Lha wong seneng kok dihalang-halangi... biar saja..."jawabku asal ngomong. Teman-teman tambah riuh... istri si Lego cuma senyum simpul.

"Ojo ngomong ngono koen Pur" Siti malika sohibku njawil aku.
"Nek bojomu kawin maneh yo opo?" lanjutnya.
"Lha ya gak opo... malah ta ijinkan, ta tanda tangani... beneran kok.." kataku tanpa beban.
"Ga opo Lego, awakmu ta dukung punya istri 2, kalo perlu ambil lagi... asal ijin yang ke dua."

"Ngawur ae awakmu pur... ojo nggarri dekne semangat..." siti menimpali.

Sebetulnya aku sendiri tidak setuju laki-laki kawin lagi. Tapi seperti biasanya aku mencoba berpikir lain dengan teman-teman. Aku yakin si Lego punya alasan tersendiri, sehingga dia menikah lagi.  Tapi jelas, di sini yang terluka adalah istri pertama. Jika suami menikah lagi, maka pasti dan jelas ada sesuatu yang dianggap "salah"  pada istri pertamanya. Sebetulnya "salah" di sini hanyalah alasan-alasan yang dicari oleh para pria untuk menikah lagi.

Bagi istri kedua, dia akan merasa di atas angin. Karena istri pertamanya yang "salah" maka suami menikah lagi.  Jika ada yang mengatakan, surga tempatnya jika istri pertama mengijinkan suaminya menikah lagi. Maka yang mengatakan sungguh merendahkan martabat perempuan. Lagi-lagi perempun di anggap bodoh, dikiranyan urusan surga dan pahala hanya di dapat dengan mengijinkan suami menikah lagi. Kalo toh ada hadis yang mengatakan demkian, maka saya termasuk yang tidak percaya. Paling hadis itu yang menterjemahkan laki-laki yang pingin punya istri banyak...
 Lego lambat laun akhirnya bercerita tentang istri pertamanya, tentang istri keduanya... aku tertegun dengan ceritanya. Apabila benar, maka alasan itu bisa aku terima. Namun, bagaimanapun seorang istri tetap perempuan yang memiliki hati halus, peka, dan tidak ingin miliknya dibagi atau diambil orang lain. Jika dia marah itu wajar. Jika dia melabrak madunya bisa dimaklumi. Jika dia stres itu bisa dipahami. dan Jika dia menolak bercinnta dengan suaminya itu memang manusiawi.

Coba lihat, disinilah letak keegoisan laki-laki. Apakah dia tidak memiliki perasaan, bercinta dengan istri satunya kemudian bercinta dengan  istri lainnya tanpa melihat bagaimana sebenarnya tangisan itri pertamanya? Wajar dan sangat masuk akal jika istri pertamanya ini hanya dianggap sebagai "pelengkap saja", hanya disodakohi saja, hanya sebagai pembuangan sampah saja. Saya katakan pembuangan sampah, karena dia hanya melepas hajat kepada istri pertama, sedangkan kepada istri kedua dia memperlakukannya bagai ratu.

Beberapa kali saya menyindir si Lego. Sekarang saya tidak pake sopan santun, karena saking seringnya kami ngobrol dan mendengarkan dia cerita, maka aku juga sering memarahinya. Tidak mudah bagi Lego mempersatukan para istrinya. Kita in gat bagaimana si dai kondang A'a Gym ketika menikah lagi dengan sekretarisnya? Ada tangisan tertahan di mata teh Nini istri pertamnya.Tapi karena dia adalah istri dari da'i kondang, maka dia berusaha menutupi hati dan air matanya. Tapi publik tidak bisa dibohongi, publik simpati pada teh Nini. Sungguh mengerikan sekaligus menjijikan bagi saya, jika para pria ini bercinta dengan istri pertamanya. Padahal hatinya sesungguhnya ada di istri keduanya. Jika dia laki-laki setia, laki-laki baik, termasuk si A'a Gym ini, dia tidak mungkin menyakiti istri pertamnya. Dia lupa dengan lagunya sendiri :
"Jagalah istri, jangan kau sakiti
Jagalah istri, jangan kawin lagi..."